Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Kebijakan Auto Reject Simetris, Strategi Trading Apa yang Bagus?

Selama masa pandemi tepatnya sejak 2020, Bursa Efek Indonesia menetapkan kebijakan auto reject asimetris, di mana batas auto reject atas (ARA) suatu saham bisa mencapai 20-35%, sesuai dengan fraksi harga yang berlaku. Anda bisa baca-baca kembali disini: Arti dan Ilustrasi Auto Reject Saham. 


Namun, batas auto reject bawah (ARB) hanya sebesar 7% untuk semua fraksi harga. Jadi penurunan saham maksimal di bursa efek hanya bisa turun 7% saja. 

Akan tetapi, peraturan auto reject asimetris ini sebentar lagi akan dihapus per 31 Maret. Jadi per 1 April, kita sudah menggunakan aturan auto reject yang lama, yaitu auto reject simetris. 

Artinya, kalau saham dengan fraksi harga Rp50-200 bisa naik 35% maksimal dalam sehari, maka penurunan maksimalnya juga simetris yaitu 35%. 

Saya katakan ini adalah aturan lama, karena sebelum pandemi sebenarnya BEI selalu menerapkan kebijakan auto reject simetris. Kebijakan asimetris umumnya hanya diterapkan dalam kondisi tertentu saja. 

Mengingat pandemi yang sudah akan berakhir, dan aktivitas kembali normal, maka BEI mempertimbangkan untuk segera mengembalikan kebijakan auto reject. 

Saya pribadi sebagai pemain lama di bursa, tidak kaget dengan pengembalian kebijakan ini, dan justru saya berharap auto reject dikembalikan ke kebijakan simetris seperti sebelumnya. 

Mengapa? Karena dengan kebijakan auto reject simetris, IHSG akan mencerminkan NILAI YANG SESUNGGUHNYA. Kalau saham turun, ya turun saja nggak usah ditahan-tahan. 

Kalau memang IHSG harusnya merah karena banyak saham yang turun diatas 7%, ya itulah nilai IHSG yang sesungguhnya. Karena selama ini, saya pribadi merasa bahwa IHSG selama pandemi harusnya bisa turun lebih dalam, namun karena saham2 hanya boleh turun maksimal 7% sehari, maka seringkali penurunan IHSG itu seperti ada rem-nya.

Tetapi sekarang kita sudah tidak pandemi lagi, jadi harusnya kebijakan auto reject dikembalikan seperti sedia kala.  

Masalahnya, untuk para trader saham angkatan corona yang baru trading di masa pandemi, kalian pasti belum pernah melihat suatu saham yang turun sampai 20-30% dalam sehari, atau bahkan dalam hitungan menit saja. 

STRATEGI TRADING YANG BAGUS  

Para trader angkatan corona seringkali memanfaatkan momentum auto reject bawah yang hanya 7% untuk trading cepat. Jadi ketika harga saham hari ini sudah turun hingga ARB 7%, maka ketika besoknya harga saham minimal sudah tidak ARB lagi, trader berani untuk membeli sahamnya buat scalping. 

Anda mungkin masih merasa tenang ketika harga saham anda turun, karena anda tahu bahwa penurunan harga saham maksimal dalam sehari hanya 7%.

Semakin banyak spekulan di market ketika harga saham dalam sehari hanya turun 7%. Namun ketika harga saham nanti bisa turun sampai 20-35% sehari, risiko trading di saham-saham gorengan akan jauh lebih besar.

Buat anda yang terbiasa dengan penurunan harga saham 7% dan ketika nanti anda melihat harga saham bisa turun sampai 20%, anda berpikir saham tersebut sudah murah dan bisa ditradingkan.

Tetapi bisa saja saham tersebut ternyata turun lagi lebih banyak, karena batasan penurunan harga saham lebih besar daripada sebelumnya.

Risiko psikologis akan lebih besar. Jika sebelumnya anda merasa tenang dengan penurunan harga saham maksimal yang hanya 7% sehari, kini anda bisa melihat langsung saham-saham anda turun lebih dari itu. 

Untuk para trader dan investor, saran saya, anda bisa pertimbangkan untuk mulai menyaring saham-saham yang berfundamental bagus, dan untuk trader saring saham-saham yang likuid dan pergerakannya bagus secara teknikal. 

Anda bisa perdalam strategi-strategi screening untuk memilih saham-saham bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.

Kurangi spekulasi di saham-saham gorengan yang punya potensi besar untuk turun 20-35% dalam sehari. Kalau di masa pandemi anda masih nyaman menyimpan saham gorengan karena cuma bisa turun 7% sehari, setelah kebijakan auto reject simetris, saham anda bisa turun puluhan persen di hari ini, bahkan bisa lanjut lagi keesokan harinya. 

Risiko spekulasi, risiko psikologis akan jauh lebih besar dengan penurunan harga saham yang lebih dalam. Maka dari itu, jika anda sering spekulasi di saat kebijakan auto reject masih asimetris, sebaiknya mulailah untuk memiliki saham-saham bagus di portofolio, baik saham yang bagus secara fundamental atapun secara teknikal. 

Hal ini karena pergerakan harga saham nantinya akan lebih mencerminkan nilai fundamentalnya. Kalau ada saham jelek yang harusnya bisa turun banyak, ya nanti saham tersebut bisa turun beneran sampai 20% lebih. Tentu risikonya akan sangat besar untuk membeli saham-saham high risk tersebut. 

Kalau selama ini anda banyak mengandalkan feeling dalam trading dan mengandalkan auto reject dalam open position suatu saham, mulai saat ini anda juga harus memahami saham-saham apa yang secara teknikal atau secara value bagus beneran. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.