Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Supply dan Demand dalam Saham

Pergerakan naik turunnya harga saham yang anda amati selama jam perdagangan saham, semua dikarenakan adanya SUPPLY dan DEMAND. Supply adalah penawaran (jual), dan demand adalah permintaan (beli). 



Kalau selama ini anda bertanya-tanya: "Kenapa harga saham A bisa naik? Kenapa harga saham B bisa turun? Siapa yang menggerakkan harga saham sehingga bisa ber-fluktuatif di pasar saham?"

Jawabannya karena adanya supply dan demand tersebut. Dalam praktikknya, konsep supply dan demand bisa anda pelajari dalam perdagangan barang riil. 

KONSEP SUPPLY DAN DEMAND 

Dalam konsep ekonomi secara umum, pada saat banyak permintaan beli, banyak minat orang untuk membeli suatu barang (demand-nya banyak), maka harga barang akan cenderung naik.

Sebaliknya, kalau permintaan beli rendah atau penawaran jual di barang tersebut sedang tinggi, maka harga barang akan cenderung turun.  

Sebagai contoh, anda menjual produk kosmetik dengan merk A. Ternyata produk kosmetik anda banyak sekali pembeli dan peminatnya. Pada saat permintaan beli produk anda terus meningkat, anda pasti akan menaikkan harga barang tersebut kan? Nggak mungkin pada saat banyak peminat beli harganya malah anda turunkan. 

Demikian juga, pada saat sedikit peminat (permintaan rendah), maka tidak mungkin anda menaikkan harga barang anda. Justru anda mungkin akan mempertimbangkan untuk memberikan harga spesial (diskon) untuk meningkatkan minat para pembeli. 

Contoh lainnya bisa anda perhatikan pergerakan harga barang-barang komoditas seperti komoditas minyak, batu bara, CPO, emas dan lain-lain.. 

Pada saat banyak peminat beli pada barang-barang komoditas. Pada saat bisnis komoditas lagi bagus-bagusnya, pasti barang-barang komoditas di pasaran harganya akan naik, karena tingginya permintaan alias demand. 

Tapi ketika ekonomi dan bisnis lagi lesu, dan barang-barang komoditas banyak dijual (penawaran tinggi) dan minat permintaan turun, maka harga barang komoditas otomatis akan jatuh.   

Konsep supply dan demand ini juga berlaku di pasar saham. Berdagang saham sebenarnya sama dengan konsep perdagangan di pasar riil. Hanya bedanya pada pasar saham, saham yang ditradingkan tidak ada wujud fisik (melalui sistem online trading) seperti dalam perdagangan sehari-hari. 

SUPPLY DAN DEMAND DALAM SAHAM 

Seperti konsep supply dan demand yang sudah kita bahas, konsep supply dan demand dalam saham sebenarnya sama saja. Pada saat banyak trader yang berminat untuk membeli saham tersebut (permintaan / demand tinggi), maka harga saham berpotensi untuk naik. 

Sebaliknya, ketika banyak trader yang ingin menjual saham (penawaran / supply lebih besar), maka harga saham berpotensi turun karena peminat belinya kalah banyak dibandingkan yang ingin jual saham. 

Namun jika supply dan demand-nya kurang lebih sama (ada tarik menaarik permintaan dan penawaran), maka harga saham akan cenderung bergerak stagnan, karena ada tarik ulur antara orang2 yang ingin membeli dan menjual.

Nah, atas konsep inilah harga saham di pasar modal akhirnya bergerak fluktuatif. Ada saham-saham naik karena banyak dibeli. Ada saham-saham yang turun karena banyak dijual. Ada saham-saham yang stagnan karena terjadi tarik menarik permintaan dan penawaran.

Lalu bagaimana cara melihat kekuatan supply dan demand di market? Dan apa kegunaan mengetahui supply demand dalam saham? 

Supply dan demand paling basic bisa anda lihat melalui CANDLESTICK saham tersebut. Candlestick biasanya terdiri dari dua warna, yaitu hijau dan merah. 

Candlestick mencerminkan perdagangan saham yang terjadi di hari itu, sehingga bentuk candlestick dapat digunakan untuk melihat kekuatan permintaan dan penawaran suatu saham. Perhatikan bentuk candlestick dasar berikut ini: 

Supply dan demand dalam saham

Jika anda menemukan candlestick hijau, itu artinya harga penutupan harga saham di hari itu lebih tinggi daripada harga pembukaannya. Artinya, harga saham di hari itu sedang naik. Dengan kata lain, candlestick hijau menunjukkan kalau saham tersebut sedang banyak permintaan beli (demand). 

Jika anda menemukan candlestick merah, itu artinya harga penutupan lebih rendah daripada harga pembukaan. Artinya, harga saham hari itu sedang turun. Dengan kata lain, candlestick merah mengindikasikan bahwa saham tersebut sedang banyak supply-nya (penawaran jual). 

Di pos ini: Belajar Candlestick Saham: Profit dari Candlestick, kita juga sudah belajar bagaimana cara membaca candlestick dasar untuk trader. Kalau anda belum paham cara baca candlestick, anda bisa pelajari pos tersebut.  

Selain candlestick, untuk melihat supply dan demand dalam dalam, anda juga bisa menganalisanya melalui bid offer, pola-pola candlestick lanjutan ataupun indikator sebagai alat bantu: 

1. Analisa bid offer

Selain analisa candlestick basic, supply dan demand paling umum bisa anda lihat melalui BID OFFER saham tersebut. Sesuai namanya, bid adalah permintaan beli. Offer adalah penawaran jual. 

Konsepnya, semakin banyak bid lots, berarti semakin besar demand di saham tersebut. Semakin banyak offer lots, semakin besar supply pada saham tersebut. Tampilan bid offer di software online trading kurang lebih seperti ini:  


Perhatikan offer lots di harga 550 ada antrian jual (supply) sebanyak 186.434 lot, di mana jumlah lot ini sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa ada banyak supply di harga 550, sehingga kemungkinan besar harga saham PWON diatas masih berat untuk naik dari 550, karena tekanan jual yang tinggi. 

Sedangkan permintaan beli alias demand-nya belum terlalu kuat, di mana pada harga 545 hanya ada 5.124 lot permintaan beli dan harga 540 hanya ada 20.043 lot, dibandingkan offer lots yang lebih banyak. 

Dengan melihat kekuatan supply demand melalui bid offer, kita bisa mengetahui apakah saham tersebut lagi banyak peminat beli atau peminat jualnya.   

Namun terkadang bid offer juga bisa menipu trader (fake bid offer). Jadi, anda harus bisa membedakan supply demand yang asli, dengan fake bid offer. Anda bisa pelajari disini: Tape Reading Saham: Fake Bid Offer.   

Analisa bid offer (supply demand) ini sangat bermanfaat untuk trader harian yang ingin mencetak profit sehari-dua hari trading di market. Analisa bid offer atau analisa tape reading dapat digunakan untuk melihat saham2 yang berpotensi naik cepat, dengan menganalisa saham2 yang demand-nya tinggi saat itu. 

Cara-cara melakukan analisa tape reading untuk mendapatkan profit day trading di market, bisa anda pelajari full praktik dan strategi-strateginya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

2. Pola-pola candlestick

Candlestick terdiri dari beberapa pattern yang dapat menggambarkan kekuatan permintaan dan penawaran jual suatu saham. Sebagai contoh, perhatikan chart berikut: 


Salah satunya adalah pola candlestick doji (candlestick yang terlihat membentuk 'tanda positif' atau 'plus'). Candlestick doji yang terbentuk setelah harga saham turun tajam, menunjukan mulai adanya perlawanan demand, yaitu mulai banyak trader yang berniat membeli saham tersebut, sehingga supply (penawaran jual) akan segera berakhir. 

Perhatikan tanda persegi pada grafik diatas. Ketika terjadi pola doji setelah harga saham turun tajam, tidak lama kemudian harga saham naik, karena di saat itulah mulai terjadi perlawanan demand dan redanya supply. 

Sedangkan candlestick doji yang terbentuk setelah harga saham naik, menunjukkan bahwa tekanan jual mulai seimbang dengan tekanan beli (ada perlawanan supply), sehingga demand akan segera berakhir. 

Perhatikan tanda lingkaran. Setelah harga saham naik tinggi dan terbentuk pola doji, maka harga saham tidak lama kemudian turun / koreksi, karena tekanan supply (jual) sudah mulai mendominasi dibandingkan demand-nya. 

Anda bisa mempelajari lebih banyak pola candlestick untuk menganalisa supply dan demand suatu saham di chart, dan analisa candlestick yang efektif untuk melihat potensi saham yang akan naik dan koreksi disini: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

3. Broker summary (Bandarmologi)

Broker summary merupakan daftar broker sekuritas yang sedang melakukan aksi beli (demand) dan jual (supply) di suatu saham. Analisa broker summary atau biasa disebut dengan analisa bandarmologi, merupakan salah satu analisa yang bisa anda gunakan untuk melihat supply demand di suatu saham. 

Contoh tampilan broker summary saham

Karena kemampuan naik turunnya saham dipengaruhi juga oleh pemain besar dalam hal ini adalah bandar saham (sekuritas-sekuritas besar). Jika banyak bandar yang membeli saham, artinya saham tersebut sedang banyak demand. 

Sebaliknya, jika banyak yang menjual, artinya saham tersebut supply-nya sedang tinggi. Cara membaca dan menampilkan broker summary bisa anda pelajari juga pada pos berikut: Cara Membaca dan Melihat Broker Summary. 

4. Indikator accumulation distribution (AD)

Indikator saham terutama indikator accumulation/distribution juga bisa digunakan sebagai alat bantu trader untuk menganalisa supply demand di saham tersebut. 

Ketika indikator bergerak keatas, maka saham sedang dalam tahap akumulasi alias permintaan beli tinggi. Sebaliknya pada saat indikator bergerak kebawah, berarti banyak yang jual saham alias supply tinggi. Anda bisa pelajari disini tentang cara membaca indikator AD: Cara Membaca Indikator Accumulation Distribution. 

SUPPLY DAN DEMAND UNTUK MENDAPATKAN PROFIT 

Itulah penjelasan supply dan demand dalam saham, dan beberapa cara melihat analisa supply demand di market. Analisa supply dan demand sebenarnya merupakan senjata trader untuk meraih profit di market. 

Hal ini karena trader jangka pendek selalu memanfaatkan fluktuatif untuk mendapatkan profit. Jadi, anda harus memahami cara menganalisa supply dan demand suatu saham. Supply dan demand bukan hanya sekedar teori untuk pemula. 

Analisa-analisa supply demand (melalui analisa tape reading), dan analisa teknikal, bisa anda pelajari pada strategi-strategi trading berkut: Ebook Intraday & One Day Trading Saham dan Ebook Full Praktik Trading Saham.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.