Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

2 Cara Cut Loss Saham

El Heze

Istilah take profit dan cut loss pasti tidak asing bagi para trader saham. Take profit artinya aksi jual untung yaitu menjual saham di harga yang lebih tinggi daripada harga beli anda. 

 


Sedangkan cut loss adalah aksi menjual saham rugi, yaitu menjual saham dibawah harga beli anda. Katakanlah anda beli saham di harga 1.000. Lalu anda jual di harga 930. Itu artinya anda melakukan cut loss. 

Cut loss walaupun kedengaranya jelek (karena anda jual rugi, tentu saja semua trader ingin menjual saham dan dapat profit), tetapi cut loss dibutuhkan oleh trader sebagai bentuk PROTEKSI MODAL. 

Kalau saham yang anda beli tidak sesuai harapan, anda perlu mempertimbangkan buat cut loss. Hal ini juga bertujuan untuk menghindari risiko saham yang turun terus dan sulit kembali ke harga awal (Biasanya sering terjadi pada saham2 yang likuiditasnya rendah). 

Apalagi ada sebagian tipe trader yang cukup disiplin terhadap trading plannya, di mana trader secara konsisten menetapkan batasan cut loss jika harga saham tidak bergerak sesuai harapannya. 

Namun banyak trader saham yang bingung bagaimana cara menentukan cut loss. Saya seringkali dapat pertanyaan2 serupa: "Pak Heze kalau saya beli saham A, level cut loss-nya sebaiknya di harga berapa?"

Di pos ini, kita akan membahas dua cara / teknik cut loss saham. Berikut adalah dua teknik cut loss saham yang bisa anda gunakan dalam trading: 

1. Metode persentase  

Metode persentase berarti anda menetapkan cut loss berdasarkan persentase harga beli. Sebagai contoh, anda menetapkan jika harga saham turun 3% dari harga beli, maka anda akan cut loss. Jadi kalau saham anda sudah turun 3%, anda segera eksekusi cut loss tersebut. 

Pertanyaannya, berapa persentase ideal cut loss dengan metode persentase? Apakah saya harus nunggu saham turun 5% baru cut loss? Atau 3% saja sudah harus langsung cut loss? 

Umumnya, anda bisa menetapkan cut loss 3-4% dari harga beli. Kalau saham anda baru turun beberapa poin, jangan keburu cut loss, karena bisa jadi itu adalah fluktuatif market. Kalau anda keburu cut loss saat saham anda baru turun sedikit, ketika saham anda langsung naik lagi, anda pasti akan menyesal. 

Tapi kalau anda nunggu cut loss diatas 5%, kerugiannya mungkin sudah relatif besar. Jadi anda bisa pertimbangkan cut loss "ideal" di kisaran 3-4% dari harga beli. 

Namun yang perlu diperhatikan adalah: Analisa cut loss harus kembali ke pertimbangan pribadi masing-masing. Pada dasarnya, tidak ada rumus baku mengenai persentase batasan cut loss. 

Di saham2 yang lebih likuid, anda mungkin bisa toleransi cut loss. Tetapi di saham2 gorengan, anda harus lebih disiplin dalam cut loss dan hendaknya tidak menunggu saham turun berlama-lama baru diterapkan cut loss, karena saham2 gorengan risikonya lebih besar.

2. Analisa support (teknikal)

Cut loss dapat ditentukan dengan melihat batasan harga support suatu saham. Dalam hal ini, anda perlu melakukan analisis teknikal (chart) untuk melihat pada harga berapa support-support krusialnya. Sebagai contoh, perhatikan chart saham berikut:

Cut Loss Saham

Dengan metode analisa support, anda bisa menentukan batasan cut loss jika harga saham turun dari harga support pentingnya, misalnya support terendah selama 6 bulan, support psikologis, atau support kuatnya.

Karena jika harga-hara support tersebut jatuh, maka harga saham berpotensi turun lagi dan berisiko membentuk pola downtrend yang baru. Harga support bisa menjadi penahan harga saham agar tidak jatuh, maupun menjadi level yang menunjukkan apakah saham mampu bertahan diatas harga tersebut. 

Pada metode analisis support, anda bisa menentukan level support yang ada dibawah harga saat ini sebagai batasan cut loss. Misalnya pada saham ASRI diatas, di mana anda bisa menentukan ketika harga saham ASRI jatuh dari support terendahnya di chart (Garis horizontal hijau), maka anda pertimbangkan untuk cut loss. 

Kelebihan metode ini adalah: Anda memiliki analisa yang lebih terarah dalam menentukan cut loss, bukan hanya berdasarkan persentase yang terkadang lebih ke arah feeling. 

Namun kelemahan metode cut loss dengan cara ini adalah subjektifitas yang tinggi dalam menentukan level support. Karena menentukan titik support dan resisten membutuhkan pertimbangan subjektifitas. 

Oleh karena itu, anda perlu memahami cara-cara menentukan level support yang benar dalam analisa teknikal. Anda bisa membaca pos-pos berikut: 
Itulah dua teknik untuk menentukan level cut loss saham yang paling umum, dan relatif lebih realistis untuk diterapkan. 

SEBERAPA PENTING CUT LOSS UNTUK TRADER SAHAM? 

Cut loss memang harus menjadi bagian dari trading plan setiap trader. Namun dalam praktikknya, anda boleh memiliki batas toleransi dalam menetapkan cut loss. 

Beberapa tipe saham seperti saham gorengan atau saham-saham yang anda tradingkan untuk uji coba trading plan, atau saham2 yang anda beli karena hanya mengikuti rumor dan arah market.. Maka anda harus lebih disiplin untuk menetapkan batasan cut loss.

Sebaliknya, jika anda membeli saham2 yang likuiditasnya bagus. Anda beli saham di harga bagus. Anda bisa menetapkan batasan cut loss yang lebih longgar. Karena seringkali saham yang kita beli memang bisa turun dulu beberapa persen, setelah itu naik lagi. 

Itu semua adalah bagian dari fluktuatif market dan wajar. Di web Saham Gain ini, kita sudah pernah membahas mengenai batasan toleransi cut loss. Anda bisa pelajari analisanya disini: Saham Turun: Cut Loss, Hold atau Averaging?

Tetapi buat trader yang sangat disiplin dengan trading plan, di mana trader selalu menetapkan level cut loss ketika saham turun, maka anda bisa tetap disiplin menerapkan metode-metode cut loss sesuai trading plan anda. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.