Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Mitos-Mitos dalam Trading Saham

Dari tahun ke tahun jumlah investor saham yang terdaftar selalu naik secara signifikan (saya acungkan jempol untuk Bursa Efek Indonesia, sekuritas saham di Indonesia yang giat mengedukasi masyarakat untuk melek saham). Tetapi di satu sisi, trading dan investasi saham masih menjadi kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia. 

Karena saya sendiri adalah trader saham, ketika berbicara soal saham pada kalangan masyarakat awam, saya sering menemukan mitos-mitos yang kurang tepat tentang saham. 

Maka dari itu, di pos ini kita akan membahasnya, dan sekaligus meluruskan mitos-mitos alias anggapan2 yang kurang tepat dalam trading saham: 

1. Beli saham butuh modal besar  

Banyak anggapan untuk bisa beli saham perusahaan, anda butuh modal besar, modal puluhan bahkan ratusan juta. Banyak anggapan kalau beli saham hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya, orang2 yang berduit. 

Anggapan ini sangat tidak tepat. Dengan modal Rp500 ribu - Rp1 juta, anda sudah bisa membeli saham perusahaan ternama. Sebagai contoh, saham HM Sampoerna harganya Rp2.800. Untuk bisa membeli saham HM Sampoerna, anda harus membeli minimal 1 lot (satuan perdagangan saham), di mana 1 lot adalah 100 lembar saham. 

Maka dari itu, untuk mendapatkan 1 lot saham HM Sampoerna, anda hanya perlu membeli saham dengan modal Rp280.000 (2.800 x 1 lot x 100 lembar). 

Di pasar saham, banyak saham bagus, banyak ditradingkan yang harganya sangat terjangkau dengan modal Rp500 ribu - Rp3 juta. Anda bisa baca saham2 murah yang bagus disini: Daftar Saham Bagus Harga Murah dan Saham Murah yang Menguntungkan.  

2. Trading saham harus dari basic ekonomi 

Saya sering mendengar pendapat masyarakat awam yang mengatakan bahwa untuk bisa paham dunia saham, maka harus punya basic ekonomi. Anda harus sekolah di jurusan ekonomi. Bahkan anda harus menjadi pakar ekonomi untuk mahir di saham. 

Ini adalah mitos yang salah. Kalau anda main lebih jauh, ternyata banyak trader2 dan investor saham yang sukses, mereka bukan berasal dari basic ekonomi. Bahkan banyak pebisnis saham sukses yang tidak memiliki basic pendidikan akademik yang tinggi. 

Intinya, di dalam pasar saham semua orang bisa sukses, tanpa memandang apapun profesi mereka. Selama anda punya kemauan untuk belajar, mandiri, realistis, berusaha, anda pasti bisa mendapatkan profit dalam bisnis saham. Anda bisa baca tulisan saya disini: Semua Orang Bisa Sukses Berbisnis Saham

3. Trading harus memantau pasar saham setiap saat 

Trading saham tidaklah harus dilakukan dengan cara memantau market setiap menit, setiap jam. Memang untuk anda yang profesinya adalah trader saham full time, atau sebagian besar profesi anda lebih banyak pada aktivitas trading, memantau pasar adalah job anda. 

Namun kalau anda tidak punya banyak banyak waktu untuk menganalisa saham, anda tidak harus menganalisis saham setiap saat. Memantau pasar saham tiap saat tidak menjamin anda pasti mendapatkan profit. 

Selain itu, strategi trading saham itu ada banyak. Untuk trader harian, memang mereka lebih sering memantau market. Trader mingguan, akan cenderung membeli dan hold saham sampai seminggu-sebulan. 

Jadi buat anda yang memang tidak punya banyak waktu memantau market, anda bisa menerapkan trading mingguan (swing trading), di mana anda tidak perlu memantau pasar setiap saat. Anda bisa pelajari disini: Teknik Strategi Trading Saham Mingguan.

Selain itu, kalau anda memang tidak punya banyak waktu untuk trading, anda bisa menginvestasikan uang anda di saham (untuk jangka panjang). 

Mitos 'trading harus memantau pasar tiap saat' akhirnya membuat orang-orang yang punya pekerjaan utama (selain saham), menghindari instrumen trading saham. Mulai sekarang, hilangkan anggapan2 yang kurang tepat tersebut. 

4. Trading saham mudah untuk mendapatkan profit (cepat kaya) 

Trading saham bisa menjadi sarana untuk mendapatkan profit. Tetapi mitos bahwa dengan trading saham anda bakalan cepat kaya, adalah anggapan yang salah. 

Mitos2 ini akhirnya membuat orang2 nekad terjun ke pasar saham tanpa modal (pengetahuan) apapun, nekad pakai duit besar, dan akhirnya bangkrut. 

Walaupun trading saham bisa menjadi sarana untuk profit, anda tetap harus memulai dari nol, yaitu mulailah belajar saham, menganalisis, praktik tradng, membangun mindset trading yang benar. Dan tentu saja semua itu butuh waktu. 

Trading maupun investasi saham itu ibarat anda menjalankan bisnis. Untuk bisa sukses berbisnis, tentu saja anda harus memulai dari nol. Anda harus membangun brand. Membangun nama, promosi dan lain2. Itu semua perlu waktu.

Jadi empat mitos trading saham ini sering sekali saya temukan dalam kehidupan sehari-hari. karena banyak masyarakat yang belum melek saham, akhirnya mitos-mitos ini seolah selalu menjadi suatu 'pembenaran'. Padahal faktanya tidaklah demikian. 

Semoga pos ini bisa membuat semakin banyak masyarakat yang melek saham, melek investasi. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.