Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pergerakan IHSG: Pasar Saham "Tidak Pernah Berubah"

El Heze

Kalau kita melihat tren IHSG dalam jangka panjang, misalnya dengan time frame 5 tahun atau 10 tahunan, maka IHSG selalu bergerak dalam tren naik (uptrend). Pola pergerakan IHSG dari dulu sampai sekarang sebenarnya mirip-mirip. 


Kalau anda pemain lama di Bursa saham, anda pasti mengalami seluk beluk pergerakan market dari tahun ke tahun. Harga saham hanya akan bergerak dalam dua arah  yaitu BULLISH (Naik) atau BEARISH (Turun). 

Walaupun dalam jangka panjang IHSG naik, tetapi setiap hari kita akan menghadapi kondisi di mana pasar saham akan koreksi dan rebound secara bergantian. Jika saham-saham sudah naik, cepat atau lama pasti akan turun. 

Sebaliknya ketika harga saham sudah turun banyak, maka harga saham akan berpotensi naik lagi jika sudah murah. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.  Coba perhatikan pergerakan IHSG selama time frame 10 tahun berikut: 

IHSG Saham

Selama 10 tahun, IHSG bergerak uptrend. Dan bisa kita lihat dari tahun ke tahun volume IHSG selalu bertambah (lihat bar warna biru dibawah grafik). Ini artinya, dari tahun ke tahun semakin banyak masyarakat yang mulai mengenal saham, mulai masuk ke pasar saham, mulai trading, mulai investasi. 

Walaupun IHSG bergerak uptrend, walaupun semakin banyak investor dan trader yang masuk ke pasar saham, tetapi IHSG tetap akan mengalami pola-pola fluktuatif di dalam major trend-nya. 

IHSG juga mengalami SIKLUS, di mana setiap beberapa tahun, IHSG mengalami penurunan-penurunan drastis. Seperti yang anda lihat pada tanda-tanda lingkaran, dalam 10 tahun beberapa kali IHSG mengalami strong downtrend. 

Strong downtrend di market biasanya terjadi karena siklus ekonomi. Pada saat ekonomi Indonesia bagus, IHSG pasti akan bullish. Tapi kondisi pertumbuhan ekonomi juga ada siklusnya. 

Ada saatnya ekonomi stagnan, bahkan turun. Ada saatnya ekonomi pulih, ada saatnya ekonomi lesu. Ketika ekonomi lesu, ketika saham-saham sudah mahal, ketika banyak berita negatif, IHSG pasti akan jatuh. 

Tapi setelah IHSG jatuh dan saham-saham banyak yang murah, ketika IHSG pulih, maka saham-saham yang sudah murah pasti akan diborong lagi sehingga naik. Dalam jangka panjang, IHSG pun tetap uptrend meskipun beberapa kali mengalami kejatuhan pasar saham.  

Kesimpulannya, pergerakan IHSG itu TIDAK PERNAH BERUBAH. IHSG akan bergerak dalam dua kondisi, yaitu bullish dan bearish. IHSG akan bergerak mengikuti SIKLUS PASAR dan sentimen. 

IHSG tidak akan naik terus. IHSG tidak akan turun terus. Ekonomi tidak selamanya naik. Ada saatnya stagnan. Sehingga suka tidak suka, di tahun-tahun tertentu, pasti IHSG akan mengalami strong downtrend setelah sudah naik tinggi. Inilah yang dinamakan dengan siklus. 

Ini artinya analisa-analisa utama yang digunakan untuk mengambil keputusan trading & investasi, yaitu: Analisa teknikal dan analisa fundamental konsep dan praktikknya TIDAK PERNAH BERUBAH.   

Saya beberapa kali dapat pertanyaan dari rekan-rekan trader: "Pak Heze apakah analisa teknikal ini masih bisa dipakai dalam kondisi market sekarang?"

"Pak apakah buku-buku analisa teknikal masih bisa diterapkan?" 

"Pak apakah analisa tape reading masih bisa digunakan buat kondisi market seperti saat ini?"

Analisa-analisa teknikal seperti indikator (Stochastic, Moving Average, MACD), atau analisa teknikal price action seperti support-resisten, chart pattern, analisa candlestick tidak ada yang berubah. 

Cara bacanya tetap sama. Cara menginterpretasikannya juga tidak ada perubahan. Hal ini karena seperti yang kita bahas tadi: Pergerakan IHSG sebenarnya tidak pernah berubah, yaitu bergerak dalam pola bullish, bearish dan mengikuti siklus-siklus market tertentu. 

Demikian juga dengan analisa fundamental. Analisa PER, EPS, ROE, analisa laporan keuangan, cara bacanya juga sama. Praktikknya di market juga tidak banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. 

Sejak pertama kali saya mengenal pasar saham, saya mempelajari analisa teknikal dan fundamental, dan sampai saat ini kombinasi2 analisa teknikal yang saya gunakan juga tidak ada perubahan, hanya pengembangan trading plan saja. 

Jadi dalam trading ataupun investasi, jangan terlalu khawatir kalau analisa teknikal seperti indikator, chart pattern, analisa tape reading tidak bisa dipakai lagi di masa mendatang. 

Jangan terlalu khawatir kalau sewaktu-waktu analisa teknikal tidak berguna lagi. Karena analisa teknikal, penerapan, praktik2, strategi2nya dan cara eksekusinya dari dulu sampai sekarang ya kurang lebih sama.

Saya sharing seperti ini karena saya cukup lama "merantau" di Bursa saham. Dahulu saya juga punya pikiran2 yang sama seperti kebanyakan trader, di mana saya terkadang khawatir kalau analisa2 teknikal atau fundamental tidak akan valid lagi untuk beberapa tahun kedepan. 

Saya khawatir kalau buku-buku saham yang membahas tentang analisa chart, cara-cara trading tidak bisa diaplikasikan lagi untuk kondisi market mendatang. Ternyata PERSEPSI SAYA SALAH. 

Karena analisa teknikal dan fundamental itu sejatinya tidak akan berubah. Hal ini karena kondisi pasar saham (IHSG) juga selalu bergerak dalam arah bullish, bearish dan mengikuti siklus market, sehingga analisa yang digunakan untuk mengambil trading decision ya pakai analisa-analisa itu saja.  

Di pasar saham, yang mengalami perubahan adalah pola pergerakan saham-saham yang ada di Bursa Efek itu sendiri.

Kita mungkin sering menemukan saham yang dulunya likuid, tapi berubah jadi tidak likuid. Saham yang dulunya enak ditradingkan, sekarang pola chartnya amburadul. Saham yang dulunya uptrend jadi downtrend. Saham yang dulunya fluktuatifnya bagus, sekarang sideways dan tidak banyak diperdagangkan. 

Saya juga mengalaminya. Contohnya, saya dulu sering mentradingkan saham-saham lapis tiga seperti saham APOL, SIAP, IATA dan bisa profit dari saham2 tersebut. Tapi beberapa saham tersebut sekarang sudah delisting, dan sebelum delisting saham2 tersebut mengalami perubahan tren yang signifikan. 

Atau sebaliknya, saham-saham yang dulunya mungkin tidak likuid, harga sahamnya stagnan, beberapa tahun kedepan sahamnya jadi lebih likuid, banyak diperdagangkan, fluktuatifnya bagus. Beberapa contohnya seperti saham BRIS, FREN. 

Sebagai trader dan investor, hal-hal inilah yang sebaiknya anda fokuskan. Fokuslah untuk menganalisa saham-saham spesifik yang bagus untuk trading. Pelajari juga cara-cara screening saham bagus disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus. 

Fokuslah untuk mempelajari perubahan pola-pola saham yang anda analisa. Kalau saham yang anda tradingkan mengalami perubahan pola menjadi tidak likuid, atau downtrend, sebaiknya hindari dan carilah saham-saham lain yang bagus untuk ditradingkan. 

Tetapi analisa yang digunakan tetap sama, yaitu analisa teknikal untuk trading dan analisa fundamental untuk investasi. Yang perlu anda tingkatkan adalah KEJELIAN ANDA DALAM MEMILIH SAHAM BAGUS, dan membaca perubahan2 pola saham. 

Karena faktanya tidak selalu saham yang dulunya bagus, sekarang bagus untuk ditradingkan. Kecuali mayoritas saham blue chip di mana saham2 blue chip dari dulu sampai sekarang tetap likuid.  

Kesimpulannya, jangan terlalu fokus dan khawatir dengan keabsahan analisa teknikal dan fundamental. Jangan terlalu khawatir kalau kombinasi2 analisa-analisa teknikal tidak bisa diterapkan lagi di masa mendatang. 

Fokuslah untuk menganalisa saham-saham spesifik. Fokuskan untuk melihat saham2 yang layak trading. Fokuskan untuk menganalisa perubahan pola2 saham, sehingga anda bisa menghindari risiko membeli saham2 yang jelek di market.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.