Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Menjual Saham di Waktu Tepat

Setelah membeli saham, cepat atau lama anda harus menjual saham yang anda pegang. Karena semua orang membeli saham dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Pertanyaannya: Kapan sebaiknya menjual / take profit saham yang sudah dibeli? 



Trader saham seringkali bingung menentukan kapan take profit yang tepat. Hal ini karena tidak ada benar salah dalam memasang target profit. Tapi setidaknya anda harus mempertimbangkan saat-saat take profit yang tepat, supaya keuntungan anda tidak berubah menjadi floating loss / kerugian. 

Untuk menentukan take profit atau saat menjual saham yang tepat, ada 5 (lima) kondisi yang bisa anda pertimbangkan yaitu sebagai berikut: 

1. Target take profit sudah tersentuh 

Jika target profit sudah tersentuh, anda bisa pertimbangkan untuk segera menjual saham. Saran saya, setelah anda beli saham, anda harus sudah langsung memasang target jual. 

Target jual bisa ditentukan berdasarkan persentase atau dari resisten terdekat tertentu pada grafik saham. Pelajari juga cara-cara melakukan analisis teknikal plus full praktik trading saham disini: Ebook Saham Full Praktik Trading. 

Memasang target profit juga mengarahkan anda supaya trading plan yang anda jalankan lebih terarah. Kalau anda tidak mengerti target jual setelah beli saham, anda bisa memasang target jual secara random dan tidak mengerti arah trading yang baik.  

2. Ketika harga saham sudah mahal 

Tidak ada saham yang harganya naik terus. Pada saat harga saham sudah mahal, mayoritas trader pasti akan melakukan take profit sehingga harganya akan turun lagi. Jadi sebagai trader, sebaiknya anda segera jual saham pada saat harganya sudah tinggi. 

Ketika saham sudah berada di resisten dan sulit menembus resisten tertentu, ketika saham yang anda pegang sudah menunjukkan tanda-tanda koreksi, anda bisa pertimbangkan untuk take profit dulu dan bisa buyback ketika harganya sudah turun dan murah. 

Pelajari juga cara-cara menganalisa saham yang harganya sudah mahal secara teknikal disini: Full Praktik Membaca Saham yang Berpotensi Turun / Koreksi. 

3. Terjadi perubahan kondisi market 

Pada saat IHSG tiba-tiba turun drastis karena ada sentimen negatif, ketika market mengalami perubahan tren secara cepat dari bullish ke bearish, anda bisa segera pertimbangan take profit. 

Terkadang saham yang kita pegang sedang bagus-bagusnya, dan anda memasang target take profit yang agak tinggi. Namun terjadi perubahan tren market secara drastis, sehingga saham yang anda beli tren-nya ikut berubah. 

Nah disinilah anda harus peka dalam merevisi target take profit. Kalau anda sudah profit, pertimbangkan untuk jual saham anda dulu, daripada profit anda berubah menjadi floating loss. 

Terutama buat yang sering trading di saham blue chip atau saham-saham di indeks LQ45, pergerakan saham-saham tersebut cenderung mengikuti momentum indeks IHSG. 

4. Perubahan kinerja fundamental 

Perubahan kinerja fundamental secara signifikan dapat mempengaruhi tren harga saham. Jika perusahaan tiba-tiba mengalami rugi bersih, atau penurunan profitabilitas, atau bahkan menghadapi masalah tata kelola (seperti risiko pailit, kasus hukum), maka segera jual saham anda. 

Hal ini karena harga saham akan cenderung mengikut fundamentalnya. Kita bisa lihat perusahaan2 dengan fundamental jelek, utang besar, masalah-masalah tata kelola harga sahamnya juga lebih banyak dijual oleh investor dan trennya relatif turun jangka panjang. 

Pelajari cara-cara memilih saham dengan fundamental bagus untuk investasi disini: Ebook Analisis Fundamental Saham Pemula - Expert. 

5. IHSG sudah terlalu tinggi 

Di pasar saham, IHSG biasanya memiliki pola rebound koreksi secara bergantian. Jika IHSG sudah naik 2-4 harian, IHSG akan rentan koreksi. Apalagi kalau kondisi market belum terlalu bagus dan IHSG masih relatif donwtrend, maka kenaikan IHSG selama beberapa biasanya akan langsung diikuti dengan koreksi. 

Kalau anda sudah membeli saham di harga rendah, saham anda naik dan IHSG juga sudah naik tinggi, ada baiknya anda segera take profit. Seperti yang kita bahas tadi, bahwa tidak ada saham yang naik terus. Tidak ada saham yang kebal terhadap koreksi. 

Kecuali kalau anda memang punya tujuan menyimpan saham lebih lama diatas 1 minggu atau diatas 1 bulan, maka anda nggak perlu terlalu memikirkan fluktuatif IHSG. 

Inilah yang dinamakan dengan momentum market. Dengan kombinasi analisa dan momentum market, anda akan memiliki arah trading yang lebih jelas, sehingga target-target yang anda tetapkan bisa lebih terarah. 

Itulah beberapa cara dan strategi menentukan target menjual saham atau take profit. Basic menentukan target take profit sebenarnya dilakukan dengan menetapkan harga support dan resisten. Kalau anda belum paham tentang cara menentukan support resisten, anda bisa pelajari disini: 
Selain support resisten, anda harus melihat juga analisa momentum market, perubahan2 market, perubahan fundamental perusahaan. Semoga menginspirasi.    





https://ajaib.co.id/cara-agar-tidak-ketinggalan-momentum-take-profit-saham/

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.