Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Penyebab Harga Saham Turun Terus

Kenapa saham tertentu harganya bisa turun terus tanpa ada perlawanan beli? Kenapa ada saham2 yang trennya turun terus dalam jangka panjang, bahkan saat IHSG sedang hijau? 

Pernahkah pertanyaan2 seperti ada dalam benak anda? Sebenarnya ada banyak penyebab kenapa harga saham bisa turun terus secara berkepanjangan. Yang paling banyak dan sering terjadi, ada enam penyebab harga saham turun terus. Apa saja itu? Mari kita bahas.

1. Fundamental perusahaan 

Kinerja perusahaan sangat menentukan minat trader dan investor untuk masuk di suatu saham. Jika fundamental perusahaan jelek, dalam arti sering mengalami rugi bersih, rasio utang terhadap ekuitas terlalu besar, sektor usahanya tidak jelas (gonta-ganti sektor bisnis contohnya seperti Sekawan Intipratama yang pernah di delisting). 

Maka saham2 yang kinerjanya buruk, tren sahamnya akan cenderung turun. Nggak percaya? Anda bisa cek contoh saham2 Bakrie Group, TRAM, AISA dan lain2 yang tren sahamnya terus turun, padahal harganya sudah 'murah'. Salah satu penyebab penurunan saham secara jangka panjang ini karena kondisi fundamental.

Harga saham turun terus - Saham TRAM
 Kemudian anda protes: "Saya sering kok nemu saham yang harganya naik terus, padahal laporan keuangannya rugi terus".

Memang ada beberapa saham yang harganya naik (secara tren, bukan harian) walaupun emitennya rugi. Tapi harus anda ingat, saham2 seperti itu tidaklah mencerminkan kinerja fundamentalnya. 

Bandar saham memiliki peran untuk membuat isu, rumor, membuat saham yang jelek seolah menarik karena 'digoreng'. Namun anda harus perhatikan, seberapa lama tren saham2 yang fundamentalnya jelek ini mampu mencetak uptrend. 

Justru saham2 yang sedang naik padahal emitennya rugi inilah yang sangat berbahaya untuk trader jangka menengah apalagi investor. Banyak saham2 berfundamental jelek yang setelah naik, harga sahamnya turun secara berangsur dan bandar tidak menaikkan harganya dalam waktu panjang. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar.

2. Saham tidak likuid 

Faktor lainnya, saham2 yang likuiditasnya sangat rendah (karena memang jumlah saham beredarnya kecil banget), saham2 seperti ini juga rentan turun. Karena secara teknikal, saham2 yang likuiditasnya kecil memang kurang menarik. 

Jadi memang banyak perusahaan yang tidak sejalan dengan pergerakan harga sahamnya. Meskipun laba naik, tetapi sahamnya cenderung turun, karena pergerakan saham secara teknikal kurang menarik dan saham beredarnya juga sedikit, sehingga tidak banyak trader yang tertarik untuk mengangkat harga sahamnya. 

3. Valuasi saham sudah tinggi (mahal) 

Valuasi saham yang sudah mahal bisa menjadi salah satu penyebab turunnya saham dalam kurun waktu tertentu. Walaupun tidak selalu saham yang overvalued akan turun, namun dalam banyak praktik, saham yang secara fundamental sudah mahal, punya potensi turun. Baca juga: Cara Menentukan Saham Overvalued. 

Valuasi saham biasanya dipakai oleh seorang investor / fundamentalis. Jadi kalau anda seorang investor, dan menemukan mayoritas saham sudah overvalued, sudah mahal dan sudah mulai ada momentum turun, maka ada baiknya anda lebih waspada untuk membeli sahamnya. 

4. Kondisi market lagi lesu

Penyebab turunnya saham tidak selalu karena kinerja perusahaan. Bahkan perusahaan2 yang bagus pun sahamnya bisa turun kalau market / IHSG dan kondisi market global sedang lesu. 

Misalnya seperti yang terjadi tahun 2008 (crash market) atau tahun 2015 di mana pasar saham kita mengalami koreksi besar akibat lesunya ekonomi, Rupiah melemah, pertumbuhan ekonomi melambat. Maka mayoritas saham akan cenderung turun terus walaupun saham2 tersebut adalah saham blue chip. 

5. Sektor saham lagi lesu / belum booming 

Saya sering menerima pertanyaan rekan2: "Bung Heze kenapa saham PTBA, ADRO, INDY kok turun terus? Padahal harganya udah murah". 

Sektor saham yang lagi lesu bisa membuat harga sahamnya turun, dan turun terus. Hal ini seringkali terjadi pada saham2 berbasis komoditas. Contohnya? Saham batu bara (PTBA dkk), saham perkebunan (AALI, LSIP), saham tambang minyak (ELSA, MEDC) dan lain2. 

Ketika harga acuan komoditas sedang turun, ekonomi belum pulih, maka saham2 komoditas akan cenderung turun. Jadi jangan heran kalau dalam masa2 tertentu saham2 batu bara yang fundamentalnya sebenarnya bagus seperti ADRO, PTBA harganya turun terus. Anda harus cek bagaimana tren harga komoditas saat itu. 

6. Sektor yang kurang diminati 

Sektor2 saham yang kurang diminati, kurang terkenal di kalangan trader dan investor juga bisa membuat harga sahamnya cenderung turun, dan tidak banyak yang berminat untuk mengangkat saham tersebut. Contohnya seperti sektor asuransi. Saya pernah bahas juga disini: Saham Asuransi, Mengapa Tidak Likuid? 

Jadi sebenarnya ada banyak sekali faktor kenapa saham bisa turun terus. Saya yakin ada faktor2 lain diluar enam faktor yang sudah kita bahas tadi. Tetapi 6 faktor ini sering menjadi penyebab turunnya saham pada jangka menengah - panjang. 

Lalu apa yang harus anda lakukan kalau anda memegang saham yang harganya lagi turun tersebut? Apa harus cut loss atau hold? Anda bisa baca ulasan2 saya disini: Saham Turun, Apa yang Harus Dilakukan dan Tips Mengatasi Turunnya Harga Saham. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.