Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Tips Menghadapi Turunnya Harga Saham

Pasar saham tanggal 6 Februari 2018 tiba-tiba dibuka anjlok hampir 1%, dan penurunan ini berlanjut terus sampai sesi II yang turun mencapai -2,25%. Walaupun akhirnya IHSG ditutup turun "hanya" -1,69%, namun penurunan sebanyak ini tentu saja membuat banyak trader yang panik, karena sebelum-sebelumnya IHSG masih bergerak dalam range yang wajar (kalaupun koreksi, nggak terlalu gede).  Baca juga: Makna Indeks Saham Dunia Bagi Pemain Saham.

Dan sebenarnya penurunan ini juga sudah saya wanti-wanti di Facebook saya karena saya melihat Bursa AS, Indeks Dow Jones yang ditutup turun sebantyak -4,6% kemarin. 


Masalahnya, tidak semua trader bisa melihat hal-hal seperti ini sebagai peluang. Baca juga: Trading Saham: Anda Tipe Profit Seeker atau Tipe Mengeluh? Namun kalau anda masih seorang trader pemula, yang baru trading 1-2 tahun, maka adanya rasa panik ini wajar.  

Sebenarnya penurunan IHSG secara drastis dalam waktu singkat (sebelumnya biasa-biasa saja), adalah sesuatu yang sudah biasa terjadi. Dan kedepan, kita pasti akan sering menghadapi situasi seperti ini. 

Dalam situasi seperti ini (turunnya harga saham secara drastis), saya sering sekali menemukan 3 fakta berikut ini: 

1. Banyak trader mulai berpikiran negatif.
2. Banyak yang mulai bilang cut loss. 
3. Banyak provokator yang mengatakan hal2 negatif tentang harga saham, entah mengatakan 'inilah awal krisis ekonomi', 'IHSG sudah mulai jatuh', dan lain-lain. 

Ketiga fakta inilah yang membuat seorang pemula jadi gampang panik kalau mendengar hal2 buruk yang dikatakan orang dan para 'pakar' dadakan. Maka dari itu, di pos ini saya akan memberikan beberapa tips agar anda bisa lebih tenang dalam menghadapi turunnya IHSG secara drastis:

1. Lihat kondisi pasar 

Kalau IHSG tiba2 anjlok, lihatlah kondisi pasar. Biasanya IHSG anjlok karena IHSG sudah ketinggian, bursa dunia juga pada turun, dan pasar sudah jenuh beli. 

Nah, kalau IHSG turun karena valuasinya udah ketinggian, bursa2 dunia juga pada turun, bukanlah ini adalah koreksi yang normal? So, buat apa panik? Toh, nanti juga pasti balik naik lagi, kan? Logikanya, nggak mungkin orang beli saham terus. Trader pasti ingin ambil untung. 

2. Fokus pada trading plan anda 

IHSG anjlok bukan berarti anda harus jual semua saham anda. Baik saat IHSG naik maupun turun, anda harus tetap memegang trading plan anda. Misalnya, anda beli saham MEDC untuk disimpan 3 bulan. Namun, hanya karena pasar lagi koreksi besar, anda langsung menjual sahamnya. Hal ini tentu saja bukan pertimbangan yang bijaksana. 

Jika anda punya trading plan, anda tidak akan mudah panic selling ketika pasar saham lagi turun. Itulah gunanya trading plan. Mengenai menyusun trading plan dan psikologis saham, saya membahas materi lengkapnya disini: Buku Saham.

3. Tanamkan mindset profit dalam diri anda 

Pasar saham yang sedang koreksi besar, sebenarnya disitulah peluang anda untuk mendapat profit. Kalau pasar saham koreksi, jangan panik, namun siapkanlah cash yang besar untuk membeli saham2 di harga bawah. Kalau anda menanamkan mindset profit, anda pasti bisa melihat peluang2 yang bisa anda lakukan saat pasar saham turun. 

Ketiga cara ini saya terapkan dalam trading. Dan hasilnya memang sangat bermanfaat (tidak mudah panik, tidak mudah terpancing 'analis-analis' palsu). Memang faktor jam terbang juga berpengaruh. Bagi anda yang sudah trading diatas 3 tahun, psikologis anda dalam trading pasti akan lebih berkembang dibandingkan ketika anda masih trading 1-2 tahun. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.