Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Asuransi, Mengapa Sahamnya Tidak Likuid?

El Heze
Saya pernah beberapa kali mendapat pertanyaan dari pembaca web Saham Gain ini. Beberapa rekan trader bertanya: Kalau saya mau beli saham asuransi, saham-saham apa saja yang sebaiknya dipilih? Beberapa rekan lainnya juga pernah menanyakan mengapa saham2 asuransi banyak yang tidak likuid pergerakannya. 

Di web2 lain, mungkin belum banyak dibahas mengenai saham2 asuransi. Oleh karena itu, saya akan membahas pergerakan mayoritas saham asuransi di pasar saham Indonesia. Mengapa saham2 asuransi mayoritas (atau bahkan semuanya) tidak likuid? Ada beberapa penyebab: 

1. Saham asuransi bukan merupakan 'saham utama'

Di pasar saham kita, saham2 utama yang sering menjadi incaran trader maupun investor adalah saham2 consumer goods, saham2 perbankan dan saham2 properti. Anda bisa baca ulasan saham2 yang mudah naik disini: Saham yang Mudah Naik. 

Hal ini karena produk2 saham tersebut banyak sekali kita temukan di sekitar kita, dan hampir semua orang membutuhkannya. Sedangkan saham2 asuransi, selain tidak semua orang membutuhkannya, saham2 asuransi kurang begitu dikenal oleh trader maupun investor. 

Sekarang saya berikan pilihan pada anda: Kalau anda disuruh memilih antara saham2 perusahaan perbankan dan perusahaan consumer goods atau saham2 asuransi, kira-kira mana yang akan anda pilih? 

Tentu saja anda dan saya akan memilih saham2 consumer goods atau saham perbankan yang punya likuiditas lebih baik, dan banyak diincar oleh trader. Karena saham2 asuransi ini bukan 'saham utama' yang sering diincar, maka peminat saham2 tersebut tidaklah banyak. 

2. Jumlah saham asuransi tidak terlalu banyak

Jumlah saham2 asuransi di pasar saham kita hanya sedikit. Misalnya saham2 ASJT, ASDM, MREI, MTWI, PNIN, VINS, ASBI dan beberapa saham asuransi lainnya. Kinerja saham2 tersebut juga tidak terlalu cemerlang (secara laporan keuangan). 

Selain itu, mayoritas saham2 asuransi yang listing di pasar saham memiliki jumlah saham beredar yang kecil. Inilah yang menyebabkan saham2 asuransi tidak likuid secara teknikal. 

Jadi, sektor saham asuransi ini memang masih belum menarik minat perhatian trader maupun investor. 

3. Perusahaan-perusahaan besar bukan berasal dari perusahaan asuransi 

Kalau anda perhatikan emiten2 besar, yang memiliki laba, aset, ekuitas yang jumbo, memang tidak ada yang berasal dari saham2 asuransi. Mayoritas perusahaan2 besar berasal dari perbankan (seperti BBRI, BBCA, BBNI, BMRI, BBTN), atau saham consumer goods (INDF, ICBP, UNVR, HMSP), atau saham2 telekomunikasi (seperti TLKM).

Baik untuk trading maupun investasi, mayoritas pelaku pasar akan cenderung mencari saham2 yang kapitalisasi pasarnya besar dan menengah, serta saham2 yang lebih terkenal di masyarakat.

Kesimpulannya, saham2 asuransi, baik dari sisi produk maupun dari sisi psikologis pelaku pasar memang kurang menarik / tidak semenarik saham2 consumer goods, saham2 perbankan dan saham2 blue chip yang selama ini kita kenal. 

Kinerja saham2 asuransi di pasar saham juga tidak terlalu menonjol. Sehingga, saham2 asuransi ini kurang diperhatikan oleh trader dan investor. 

Jadi baik untuk trading jangka pendek, maupun investasi, saya pribadi tidak memiliki pilihan saham2 asuransi yang bagus. Mayoritas saham2 asuransi juga masuk dalam saham2 gorengan. 

Namun kalau dalam jangka panjang, saham2 asuransi memiliki 'gebrakan-gebrakan' baru, dan kesadaran masyarakat tentang asuransi semakin baik, bukan tidak mungkin saham2 asuransi akan lebih banyak diminati. Tetapi untuk saat ini, memang saham2 asuransi masih kurang untuk investasi dan trading jangka pendek. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.