Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Menggambar Garis Tren / Trendline - Part II

Pada Part I sebelumnya, yang bisa anda baca disini: Cara Menggambar Garis Tren / Trendline - Part I, kita sudah membahas apa itu trendline, tampilan trendline, kegunaan dan time frame yang disarankan untuk menggambar trendline. 


Sekarang, kita akan belajar menggambar garis tren. Tren yang terbentuk pada grafik, ada 3 jenis, yaitu tren naik (uptrend), tren turun (downtrend) dan tren mendatar (sideways). 

[Anda bisa perdalam lebih banyak analisa teknikal, strategi-strategi trading kombinasi simpel untuk meraih profit di market, analisa chart pattern, manajemen modal, price action disini: Ebook Full Praktik Analisa Teknikal Saham Pemula - Expert.] 

Garis tren berguna untuk mengidentifikasi apakah saham yang anda analisa bergerak dalam tren naik, tren turun atau tren mendatar. Sebagai tambahan, anda bisa pelajari juga apa itu major, minor dan secondary trend disini: Analisis Tren Saham: Major, Secondary & Minor Trend.

CARA MENGGAMBAR GARIS TREN PADA SAHAM UPTREND

Ciri-ciri saham yang membentuk pola uptrend adalah terbentuknya HIGHER HIGH, HIGHER LOW. Maksudnya adalah terbentuknya harga-harga support dan resisten yang semakin tinggi. 

Misalnya hari ini harga low suatu saham di harga 1.000 dan harga high 1.100. Besoknya harga low menjadi 1.050 dan harga high di harga 1.150. Itulah yang dinamakan dengan tren naik, karena membentuk higher high higher low. Sekarang kita masuk ke contoh menggambar garis tren pada saham UNTR: 


Menggambar garis tren, dilakukan dengan menghubungkan titik-titik support dan resisten yang sejajar. Seperti yang anda perhatikan pada saham UNTR diatas, saya menghubungkan harga-harga support dan resisten yang searah, sehingga terlihat dengan jelas arah tren-nya. 

Pertanyaannya: Sebaiknya ditarik dari harga low dan high atau harga close-nya?

Boleh keduanya. Dalam menarik garis tren, anda bebas menggunakan acuan harga low dan high atau close. Tetapi akan lebih mudah menggunakan harga high dan low, daripada harga close, karena low dan high pada grafik terlihat lebih jelas dan bisa langsung ditarik pakai garis tren.

Pada chart UNTR, anda bisa perhatikan saya menarik menggunakan acuan harga low dan high-nya. Kemudian, perhatikan juga dalam menggambar garis tren, terkadang ada 1-2 candle yang berpotongan sedikit dengan garis tren seperti yang anda lihat pada keterangan "Sedikit terpotong, tapi masih oke".

Jika dalam menggambar garis tren, ada 1-2 candle yang memotong garis tren karena pergerakan harganya saat itu signifikan, maka tidak masalah. Yang penting, terdapat titik-titik support resisten searah yang dapat digabungkan menjadi garis tren. 

Dalam tren saham, biasanya anda akan menemukan variasi tren. Artinya, ketika saham tersebut ada pada fase uptrend, tren-nya belum tentu akan naik terus. Seperti tren UNTR ini contohnya: 


Pada garis tren pertama, terlihat adanya uptrend pada UNTR. Namun setelah itu, ada pola downtrend. Dan ada sedikit tren sideways. 

Maka dari itu, kegunaan menghubungkan titik-titik support dan resisten sejajar pada garis tren adalah untuk melihat sejauh mana tren bergerak. Kalau tren sudah mulai berlawanan arah, maka anda harus menggambar tren yang baru lagi sesuai dengan pergerakan arah harga sahamnya. 

Namun yang terpenting, dalam analisa tren adalah kemampuan anda untuk melihat TREN UTAMA di saham tersebut. Pada UNTR terlihat UNTR terus membentuk higher high dan higher low, walaupun ada "gangguan-gangguan" tren yang berlawanan arah. 

Tetapi secara major trend, trennya bergerak dalam tren naik yang kuat. Setelah membentuk downtrend / koreksi, kembali diikuti dengan uptrend yang lebih kuat. Setelah membentuk sideways sebentar, kembali lagi diikuti dengan uptrend yang lebih kuat dari tren naik sebelumnya. Artinya, tren saham UNTR bergerak UPTREND. 

CARA MENGGAMBAR GARIS TREN PADA SAHAM DOWNTREND 

Ciri-ciri saham downtrend adalah tren harga membentuk LOWER HIGH, LOWER LOW. Artinya, harga saham membentuk harga-harga puncak (resisten) dan lembah (support) yang semakin lama semakin rendah, sehingga trennya terlihat cenderung menurun. 

Misalnya hari ini harga support dan resisten saham adalah 2.000 dan 2.050. Keesokan harinya harga support dan resisten menjadi 1.950 dan 2.000. Yap, itulah yang dinamakan dengan downtrend. As simple as that. 

Sekarang kita akan coba menggambar trendline pada saham downtrend. Kita ambil contoh saham ASSA berikut ini: 


Sama seperti contoh saham uptrend UNTR tadi, saham yang berada dalam tren turun, biasanya tidak akan turun terus-menerus. Ada sedikit tren yang berlawanan arah. 

Pada saham ASSA, kalau kita hubungkan harga-harga support dan resisten, terlihat adanya tren sideways diawal dan cenderung rebound. Kemudian barulah ASSA membentuk downtrend yang signifikan. 

Setelah itu, diikuti dengan uptrend kecil. Lalu harga sahamnya lanjut downtrend lagi. Kenapa dikatakan tren turun? Karena kalau anda lihat chart ASSA diatas, tren turun (downtrend)-nya mendominasi. 

Tren turun ASSA lebih dominan daripada tren sideways atau uptrend-nya, sehingga secara major trend alias tren utama, terlihat harga sahamnya cenderung menurun terus, walaupun sesekali ada technical rebound dan sedikit pergerakan sideways. 

Tren yang berlawanan arah hanya terjadi sebentar. Setelah itu, diikuti lagi dengan tren turun yang baru, yang membentuk lower high lower low yang lebih rendah daripada harga sebelumnya. Itulah contoh menggambar tren pada tren turun, untuk mengidentifikasi major trend.

CARA MENGGAMBAR GARIS TREN PADA SAHAM SIDEWAYS 

Ciri-ciri utama tren saham sideways adalah pergerakan arah support dan resisten harga saham cenderung MENDATAR, terjadi pengulangan harga, sehingga tidak membentuk kecenderungan higher high, higher low ataupun lower high, lower low. 

Oleh karena itu, nama lain tren sideways adalah konsolidasi atau trendless. Yap, dikatakan trendless karena tidak membentuk kecenderungan tren naik ataupun tren turun secara signifikan.  

Jadi pada saham sideways, kita tidak bisa menentukan apakah saham sedang bergerak dalam tren naik ataupun tren turun yang kuat. Sekarang kita coba menggambar tren pada saham sideways. Kita ambil contoh saham JPFA: 


Menentukan tren saham sideways, dilakukan dengan menghubungkan garis tren pada harga-harga support dan resisten-nya. Kalau pada garis tren, harga saham tersebut membentuk tren yang cenderung MENDATAR, maka itulah yang dinamakan dengan tren sideways. 

Pada saham JPFA, awalnya terjadi tren turun (downtrend). Namun setelah itu, kita tidak bisa menentukan apakah tren saham JPFA uptrend atau downtrend. Hal ini karena ketika kita hubungkan titik-titik support dan resistennya, tren yang terbentuk adalah tren mendatar.

Saham dikatakan sideways jika pergerakan harganya terus terulang pada harga-harga yang kurang lebih sama. Harga saham JPFA terus terulang pada area support 1.480-1.540 dan 1.600. 

JPFA belum bisa menembus support dan resisten-nya, dan pergerakan harganya hanya terulang di harga itu-itu saja, sehingga pergerakannya relatif mendatar / trendless dan tidak membentuk tren naik ataupun tren turun yang signifikan. 

Dalam praktikknya, tren sideways terkadang bisa diikuti dengan kecenderungan uptrend atau downtrend. Tren saham JPFA, walaupun sideways, namun terlihat diikuti dengan sedikit uptrend. 

Namun kita belum bisa mengatakan JPFA adalah tren naik yang solid, karena pergerakan harganya masih relatif mendatar, dan setiap kali menyentuh area resisten 1.600-1.650, harganya selalu berbalik turun lagi ke support maksimal 1.450, lalu berbalik rebound lagi dari supportnya.  

Kecuali kalau JPFA berhasil breakout area 1.600-1650, maka kita bisa pertimbangkan JPFA sebagai tren naik yang lebih solid. 

Sekarang anda sudah mengerti bagaimana cara menggambar garis tren untuk menentukan apakah tren saham bergerak dalam tren naik, turun atau mendatar. 

Lalu, bagaimana cara mengidentifikasi potensi arah pembalikan tren / trend reversal? Misalnya dari uptrend berubah ke downtrend, ataupun sebaliknya? 

Dan bagaimana implikasi garis tren itu sendiri untuk mengambil keputusan trading di market? Mengingat garis tren itu "hanyalah" garis-garis yang kita gambar secara manual. Jadi, seberapa jauh kegunaan trendline untuk meraih profit di market? 

Kita akan bahas kedua hal tersebut: Identifikasi pembalikan (reversal) tren, serta cara memanfaatkan trendline untuk trading. Namun pos ini sudah cukup panjang.

Maka, kita akan lanjutkan pembahasan ini pada Part III. Silahkan anda baca Part III lanjutan pada pos berikut: Cara Menggambar Garis Tren / Trendline - Part III.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.