Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Menggambar Garis Tren / Trendline - Part I

Di dalam analisis teknikal, analisa tren adalah analisa utama yang harus dilakukan trader saham. Sebelum anda "menggambar" chart pattern, menganalisa candlestick pattern, melakukan analisa volume dan indikator, pertama-tama anda harus menentukan tren utama yang terbentuk pada saham tersebut.  


Hal ini karena tren suatu saham dapat menentukan level risiko. Ada tiga jenis tren saham: Tren naik (uptrend), tren turun (downtrend) dan tren mendatar (sideways). 

Saham dengan tren naik (UPTREND) adalah saham yang risikonya lebih rendah, karena tren naik artinya pembeli (bullish) lebih besar daripada penjual (bearish), sehingga trading di saham uptrend. 

Sedangkan saham dengan tren turun (DOWNTREND) adalah saham yang risikonya besar untuk trading, karena tren turun berarti tekanan jual jauh lebih mendominasi dibandingkan tekanan beli. 

Sehingga kalau anda trading di saham downtrend, maka risiko menangkap pisau jatuh sangat besar, dan cenderung speculative. 

Pada saham dengan tren mendatar (SIDEWAYS), trader harus menganalisa kembali range pergerakannya. Ada saham sideways yang risikonya rendah, karena range pergerakannya lebar. Namun saham sideways dengan range sempit, risiko nyangkut lebih besar. 

Salah satu cara termudah untuk menentukan arah tren suatu saham, adalah dengan menggambar garis trend atau sering dikenal sebagai trendline. 

Garis tren (trendline) adalah garis manual yang menghubungkan minimal 2 titik support dan 2 titik resisten pada sebuah grafik. 

Jadi, perhatikan kata kuncinya: Minimal 2 titik support dan minimal 2 titik resisten. Kalau anda hanya menggambar 1 titik support dan 1 titik resisten, maka belum bisa dikatakan sebagai trendline. 

Selain itu, trendline adalah garis manual. Artinya, menggambar trendline harus anda lakukan sendiri. Trendline bukanlah indikator yang memberikan sinyal beli dan jual secara otomatis. 

Trendline berfungsi untuk melihat arah tren suatu saham, dan menganalisa level risikonya. Trendline juga bisa berfungsi sebagai level entry dan exit pada suatu saham. 

GARIS TREN PADA SOFTWARE

Setiap software trading saham, pasti sudah menyediakan tool untuk menggambar trendline. Jadi anda tidak perlu repot-repot mencari menu trendline. Saya ambil satu contoh pada software analisa teknikal Investing.com. 

Anda bisa buka disini untuk chart Investing gratis: Grafik Investing. Pada Investing, menu trendline-nya seperti ini: 

Trendline chart

Anda bisa menggunakan garis tren untuk menandai titik-titik support dan resisten pada suatu saham, sehingga pada grafik akan terlihat gambar garis tren-nya, seperti contoh berikut ini: 


Perhatikan, contoh trendline gambarnya seperti yang anda lihat pada kedua garis biru diatas, yaitu menghubungkan titik-titik support dan resisten yang sejajar. 

Trendline diatas adalah trendline yang saya gambar secara manual. Seperti saya jelaskan diawal tadi, trendline adalah garis manual yang kita gambar sendiri dengan menghubungkan titik-titik support dan resisten. Jadi trendline tidak terbentuk secara otomatis.  

Pada Part II, kita akan lanjutkan lebih detail bagaimana cara menggambar trendline dan cara memanfaatkan trendline untuk trading. Sekarang kita masuk ke time frame terlebih dahulu. 

TIME FRAME UNTUK MENGGAMBAR TRENDLINE 

Tujuan melihat trendline adalah untuk menganalisa TREN BESAR yang terbentuk pada grafik: Apakah trennya cenderung naik, turun atau mendatar. 

Maka dari itu, time frame grafik minimal yang disarankan kalau anda ingin menganalisa tren, sebaiknya MINIMAL TIME FRAME CHART 6-9 BULAN, boleh dengan candle daily ataupun weekly. Namun sebaiknya, pertama-tama pakailah candle daily sebagai analisa utama. Candle mingguan bisa anda gunakan untuk melihat tren saham secara weekly. 

Jangan gunakan time frame yang terlalu sempit, misalnya anda hanya menggunakan time frame 1 bulan. Time frame yang terlalu pendek, memberikan informasi yang terlalu singkat. 

Katakanlah dengan time frame 1 bulan, anda melihat tren saham tersebut bergerak uptrend, sehingga anda percaya diri untuk membeli saham tersebut, karena anda berpikir: "Oh sahamnya sudah bergerak bullish". 

Tetapi setelah anda perpanjang time framenya menjadi 6 atau 9 bulan, ternyata tren besarnya masih membentuk tren turun major, sehingga risikonya tentu akan lebih besar untuk trading. 

Itulah pentingnya time frame dalam menganalisa dan menggambar trendline. Jadi anda harus perhatikan dulu time framenya, baru kemudian anda bisa menggambar time frame, sehingga anda bisa menganalisa grafik dengan sudut pandang yang lebih luas. 

Oke, pada pos ini saya sudah menjelaskan apa itu trendline, kegunaan trendline dan time frame untuk analisa garis tren. Pada pos selanjutnya, kita akan langsung masuk ke pembahasan lebih rinci cara menggambar garis tren. Baca pos selanjutnya: Cara Menggambar Garis Tren / Trendline - Part II.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.