Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

False Breakdown Saham

Dalam analisis teknikal, kita mengenal istilah saham BREAKOUT. Breakout saham adalah kondisi di mana harga saham berhasil naik menembus resisten tertentu (resisten kuat, resisten krusial) yang sebelumnya sulit untuk ditembus. Ketika saham berhasil menembus level resisten pentingnya, hal ini bisa mengindikasikan kelanjutan tren naik. 

 

Anda bisa baca-baca kembali tentang breakout saham disini: Breakout Saham: True Breakout dan False BreakoutKebalikan dari breakout adalah BREAKDOWN SAHAM. Breakdown adalah kondisi di mana harga saham turun dan jatuh dari support-support pentingnya (support kuat, atau support krusial). 

Di web Saham Gain, kita juga sudah pernah membahas istilah breakdown dan contohnya. Anda bisa baca-baca kembali tulisannya disini: Analisis Teknikal: Breakdown Saham.  

Ketika terjadi breakdown pada analisa teknikal, hal ini adalah sinyal bahwa harga saham BERISIKO MELANJUTKAN PENURUNAN, karena support-support penting (biasanya support-support yang menjadi acuan rebound) sudah jebol. 

Sebagai contoh, harga saham A turun dari 1.500 ke 1.200. Dibawahnya masih ada support 1.000, di mana support pada harga 1.000 di grafik biasanya menjadi acuan rebound saham A. Setelah saham A turun dari support 1.000, harga saham A berhasil mantul lagi (technical rebound). 

Tapi ternyata dari harga 1.200, saham A turun ke 1.000 dan tidak rebound, melainkan turun lagi sampai 980. Inilah konsep breakdown, di mana saham jebol dari support-support pentingnya. 

Sehingga pada saat terjadi breakdown, saham tersebut diyakini akan melanjutkan penurunan, karena support penahannya sudah jebol. Namun dalam praktikknya, memang tidak se-hitam putih itu. 

Setelah terjadi breakdown, hal sebaliknya bisa terjadi: Harga saham langsung naik / rebound. Yap, inilah yang disebut sebagai FALSE BREAKDOWN, yaitu breakdown palsu. Konsepnya sama dengan breakout, pada breakout juga terdapat istilah false breakout. 

FALSE BREAKDOWN SAHAM - STUDI KASUS SAHAM ACES 

Untuk memudahakan contohnya, anda bisa perhatikan grafik saham ACES berikut ini:

False Breakdown Saham

Perhatikan saham ACES terus mengalami penurunan. Perhatikan support 1 (harga support 1.300). Itu adalah support penting terdekat ACES. Setelah ACES turun dari support 1, ACES biasanya langsung rebound. 

Namun pada kasus kali ini berbeda, di mana ACES langsung lanjut turun dari support 1. Demikian juga dengan support 2 dan support 3 (jaraknya hampir sama di kisaran 1.235). 

Setelah ACES jebol support 3 yang terakhir yaitu support yang paling rendah selama 1 tahun pada chart diatas, saham ACES jebol lagi sampai dibawah 1.200 (lihat lingkaran merah). 

Dengan jebolnya support penting, apalagi support acuan terendah selama 1 tahun alias breakdown, saham ACES berpotensi melanjutkan penurunannya lagi. 

Tetapi yang terjadi setelahnya, harga saham ACES justru langsung technical rebound (lihat panah merah, candle hijau terakhir), setelah breakdown di hari pertama. Jadi breakdown hanya terjadi selama 1 hari saja, dan tidak melanjutkan penurunannya. 

Inilah yang dinamakan dengan false / fake breakdown yaitu breakdown palsu yang bisa menipu kebanyakan trader. Ingat, dalam kondisi saham yang lagi turun drastis seperti ini, psikologis trader akan sangat diuji. Apalagi dalam kondisi saham jebol support, biasanya akan ada siklus psikologis seperti ini: 

Trader mulai panic selling --> Semakin banyak panic selling setelah saham breakdown support --> Ketika breakdown support banyak ketakutan untuk membeli sahamnya, karena kekhawatiran harga saham jatuh lebih dalam. 

Kondisi seperti ini justru dimanfaatkan oleh para trader untuk membeli saham di harga bawah.  Inilah mengapa terkadang kita menemukan kasus FALSE BREAKDOWN. 

Karena kondisi panic selling, rasa takut justru akhirnya dimanfaatkan oleh para trader dan market maker pengincar saham murah untuk membeli di harga bawah setelah turun. 

Jika anda takut membeli yang sedang turun banyak karena anda berasumsi saham akan terjadi breakdown lanjutan, maka ketika saham ternyata langsung naik banyak, tentu anda akan ketinggalan momentum bagus untuk beli di harga bawah.

Supaya anda bisa meminimalkan risiko false breakdown, ada baiknya anda menerapkan strategi-strategi trading berikut: 

1. Pelajari ciri-ciri saham yang sudah diskon

Perdalam ciri-ciri saham yang sudah diskon secara teknikal, sehingga anda bisa membedakan saham-saham yang masih berpotensi turun dan saham-saham yang sudah mulai murah dan bisa dibeli atau dicicil secara bertahap. 

Konfirmasi volume juga penting untuk melihat apakah saham yang turun mulai berpotensi naik atau masih lanjut breakdown. Anda bisa pelajari cara-cara membaca saham yang diskon dan murah secara teknikal disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

2. Perhatikan pattern dan kualitas saham 

Chart dan candlestick pattern seperti double bottom, triple bottom atau candlestick pattern seperti doji, hammer bisa menjadi sinyal konfirmasi rebound setelah saham breakdown. Sehingga anda harus melihat pola-pola terakhir yang terbentuk pada grafik. 


Kualitas saham seperti likuiditas saham, ramai tidak-nyabid offer, teratur tidaknya grafik saham juga sangat mempengaruhi kemampuan suatu saham untuk rebound. Saham yang bagus tidak mungkin turun terus tanpa ada kenaikan. 

Justru ketika saham sudah turun drastis, saham tersebut akan diincar lagi. Sehingga saham-saham bagus yang harganya lagi turun banyak, bisa anda pertimbangkan untuk watchlist jika pattern atau candlesticknya sudah bagus. 

3. Menunggu candlestick hijau

Jika saham terus turun dan breakdown dari support-supportnya, anda bisa pertimbangkan mulai masuk ketika sudah mulai ada candlestick hijau di ujung tren turun. Karena candle hijau bisa mengindikasikan bahwa harga saham sudah mulai tertahan dari penurunannya, setelah sebelumnya candle-nya selalu merah. 

Dengan konfirmasi entry ketika candle hijau, anda juga bisa meminimalkan risiko saham turun lanjutan (breakdown) setelah anda beli. 

Itulah penjelasan dan contoh false breakdown saham yang terjadi di market. Saham yang sedang breakdown memang berisiko untuk trading. Tetapi anda harus menganalisa pola-pola teknikalnya. 

Jangan beranggapan saham yang breakdown berarti harus dihindari. Karena dalam beberapa kasus, saham yang breakdown 1 hari, besoknya bisa langsung rebound.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.