Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham IPO: EPAC, PGUN, SOFA, UANG - Part II

Kalau anda sering berkunjung ke web Saham Gain, kita pernah mengulas bersama analisa beberapa saham IPO dan pergerakan harganya di awal-awal perdagangan saham. 




Yap, anda bisa pelajari kembali analisa-analisa yang kita bahas beberapa waktu lalu disini: Analisis Saham: EPAC, PGUN, SOFA, UANG. Pada pos tersebut, kita sudah menganalisa bersama pergerakan keempat saham pasca IPO beberapa hari. 

Memang mayoritas saham yang baru IPO di pasar saham, harga sahamnya terbukti memiliki volatilitas yang sangat tinggi, dan likuiditasnya rendah. 

Itulah mengapa di hari awal IPO, saya menyarankan ada anda untuk menghindari dulu saham2 IPO untuk trading, karena risikonya terlalu besar. Kita sudah membuktikannya pada Studi kasus di saham EPAC, PGUN, SOFA dan UANG. 

Setelah beberapa bulan IPO, apakah harga saham-saham IPO ini harganya bakalan lebih stabil dan likuid karena sudah mulai terlihat dengan jelas pola-polanya? 

Inilah yang akan kita bahas di pos ini. Kita akan membuktikan apakah memang saham-saham pasca IPO pergerakannya akan lebih bagus beberapa bulan setelahnya. 

Sekarang perhatikan kembali pergerakan keempat saham berikut: 

1. Saham EPAC

Saham EPAC
Beberapa hari setelah IPO, saham EPAC mengalami koreksi signifikan selama berhari-hari (tanda persegi). Namun setelah itu, EPAC kembali berada di jalur uptrend Volume EPAC masih terlihat tipis. 

Menurut saya pribadi, saham EPAC ini pola support resistennya sudah mulai terlihat setelah beberapa bulan IPO. Namun volume yang tipis ini bisa jadi dikarenakan jumlah saham beredarnya yang tidak terlalu besar, sehingga sahamnya juga tidak terlalu likuid secara teknikal. 

Kalau anda perhatikan bid offernya, EPAC hanya diisi sekitar 1.000-3.000 lot dalam satu antrian harga. Antrian bid offer dengan lot segitu tidaklah terlalu besar.

2. Saham PGUN 

Saham PGUN
Beberapa bulan setelah IPO, saham PGUN justru cenderung mengalami penurunan harga saham yang cukup signifikan. Harga saham PGUN naik 5 hari pertama pasca IPO. Tetapi setelah itu, harganya turun berangsur dari 600 ke 200-an. 

Volume cenderung tipis dan bentuk / body candlesticknya juga tipis (menunjukkan tidak banyak terjadi fluktuati harga / sahamnya tidak terlalu likuid). Banyak juga saham yang setelah IPO harganya justru relatif turun seperti yang terjadi pada saham PGUN ini.   

3. Saham SOFA

Saham SOFA
Mirip seperti pola saham PGUN, saham SOFA harganya turun secara drastis beberapa hari setelah IPO. Selain itu, saham SOFA mengalami tren sideways (tanda persegi), dan nyaris tidak ada pergerakan / fluktuatif harga. 

Kalau anda perhatikan chart diatas, setelah terjadi volatilitas yang cukup tinggi di awal-awal IPO, harga sahamnya tiba-tiba menjadi saham sideways dan harganya hanya di kisaran 70 saja. 

Inilah salah satu ciri pola saham yang ditinggal bandar. Bandar yang sudah merasa profit, akan menjual saham dalam jumlah besar, sehingga harganya turun. 

Setelah harganya turun, tidak ada yang mengangkat harganya lagi, sehingga fluktuatif sahamnya tidak seperti saat awal IPO. Pola-pola seperti ini sering sekali terjadi di saham-saham IPO. Kita sudah pernah bahas juga di pos berikut: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

4. Saham UANG

Saham UANG
Pola pergerakan saham UANG tidak berbeda jauh dengan saham SOFA. Selama 1 minggu pertama IPO, harga sahamnya naik sampai 7 hari berturut-turut. Tetapi setelah itu, harga sahamnya turun secara drastis dengan volume kecil dan sahamnya sideways hampir tidak bergerak (tanda persegi). 

Ini juga merupakan salah satu ciri saham yang ditinggal bandar. Polanya sudah terlihat jelas dari volatilitas tinggi di awal IPO, dan setelah itu harga saham mulai tidak bergerak, dengan volume yang sangat tipis. 

Sekarang kita sudah melihat studi kasus perbedaan saham-saham pasca IPO dan beberapa bulan setelah IPO. Apa yang dapat kita simpulkan bersama? 

Ternyata banyak saham IPO yang pergerakan kurang lebih sama setelah beberapa bulan IPO. Dari 4 saham, ada 3 saham yang polanya hampir mirip (UANG, PGUN, SOFA). 

Banyak saham IPO yang memiliki likuiditas rendah, jumlah saham beredar sedikit dan kinerja fundamental yang kurang menonjol. Sehingga setelah IPO, harga sahamnya justru relatif turun atau sideways. Volatilitas tinggi hanya terjadi di awal hari listing saja. 

Jadi sebagai trader saham, saya tidak menyarankan anda untuk euforia, senang, ikut2an beli saham dalam jumlah besar kalau anda menemukan saham2 IPO yang harganya terlihat naik sangat tinggi. 

Lihatlah pola chartnya, likuiditas, dan fluktuatif harganya sebelum membeli. Jangan membeli saham IPO hanya karena sahamnya terlihat menarik. Bandar bisa menjebak trader ritel dengan menjual saham dalam jumlah besar ketika anda dan trader2 lainnya mulai masuk (beli) di saham tersebut.

Anda juga haus lebih berhati-hati untuk investasi di saham2 IPO. Banyak saham IPO yang harganya turun drastis (seperti studi2 kasus diatas). Kalau anda menyimpan saham IPO yang polanya jelek, dan sahamnya menjadi saham tidur, tentu saham tersebut tidak akan memberikan return untuk anda.

Karena banyak saham IPO yang risikonya tinggi, maka dalam memilih saham IPO, ada banyak hal yang harus anda pertimbangkan, mulai dari analisa teknikalnya, fundamental, likuiditas dan psikologis market (analisa bid offer). 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.