Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham di Harga Bid atau Offer?

Pada saat trading saham, selain melakukan analisis teknikal anda juga harus paham cara membaca bid dan offer. Bid dan offer menunjukkan antrian harga saham, di mana bid adalah orang-orang yang ingin membeli saham (permintaan). Sedangkan offer adalah orang-orang yang ingin menjual sahamnya (penawaran). 



Kalau anda belum bisa membaca bid offer saham, anda bisa pelajari mekanisme perdagangan yaitu materi2 belajar saham mulai pemula sampai strategi trading disini: Buku Saham. Setiap software online trading saham, pasti menampilkan antrian bid offer untuk setiap saham selama jam trading berlangsung. 

Berikut adalah contoh tampilan bid dan offer pada saham BBRI:   

Bid dan offer harga saham
Saya beberapa kali dapat pertanyaan dari trader: "Pak Heze, waktu kita mau eksekusi trading baik buy ataupun sell, saran bapak sebaiknya beli di harga bid atau offer?" 

Kalau anda ingin beli saham dan order anda langsung matched (anda langsung dapat sahamnya), maka anda harus beli di harga best offer alias di harga terakhirnya (last price). Pada antrian harga saham diatas, yang dimaksud dengan best offer adalah harga offer yang paling atas yaitu Rp3.050 (tanda persegi). 

Jika anda beli saham BBRI di harga Rp3.050, order anda langsung matched. Tapi kalau anda beli di harga Rp3.050, maka anda bisa dikatakan beli di harga yang 'paling mahal', karena sebenarnya anda bisa beli di harga yang lebih rendah dari itu, misalnya Rp3.040, Rp3.000 atau bahkan Rp2.980. 

Hanya saja, kalau anda beli saham BBRI di harga yang lebih rendah dari best offer-nya, anda harus antri, tidak bisa langsung dapat sahamnya. Anda akan dapatkan sahamnya (jika antri) apabila harga saham BBRI turun, sehingga harganya mencapai harga beli yang anda pasang. 

Demikian juga kalau anda ingin menjual saham BBRI dan langsung matched order, anda harus menjual sahamnya pada harga best bid yaitu harga bid yang paling atas. Pada contoh saham BBRI, harga best bid-nya adalah Rp3.040.

Tapi kalau anda ingin jual saham BBRI lebih mahal misalnya di Rp3.050, Rp3.100, anda harus menjual di harga offernya. Namun anda harus antri, tidak bisa langsung matched order. Order anda akan matched jika saham BBRI naik terus, sehingga mencapai harga jual yang sudah anda pasang.

Jika anda ingin beli saham, anda tidak harus langsung beli di harga best offer-nya. Artinya, anda nggak perlu terburu-buru untuk bisa langsung dapat saham tersebut. Kalau anda ingin membeli di harga lebih murah dan harus antri, ya nggak masalah. Mengapa? 

Hal ini karena seringkali saham yang kita incar sinyal dan kondisi teknikalnya masih belum terlalu mendukung buat "tabrak" best offer untuk buy.

Terkadang kondisi IHSG masih kurang mendukung (turun terus). Selain itu, saham-saham tertentu mungkin harganya sedang turun setelah sebelumnya sempat naik tinggi. 

Sehingga sangat mungkin saham2 tersebut bisa turun lagi. Nah, kalau anda setiap kali beli saham selali "tabrak" best offer tanpa memperhatikan kondisi analisa teknikal, melihat kondisi market, kemungkinan besar saham anda akan sering nyangkut.  

Itulah pentingnya analisis teknikal untuk trader saham. Supaya anda bisa memutuskan harga-harga terbaik untuk trading, bukan hanya sekedar "tabrak" best offer setiap kali beli saham.   

Dengan analisa teknikal anda bisa menganalisa pada harga berapa sebaiknya anda membeli saham: Apakah sebaiknya langsung "tabrak" best offer karena memang harga sudah bagus untuk dibeli dan berpotensi naik? 

Atau apakah sebaiknya antri dulu di harga yang lebih rendah (antri pada harga bid) karena sahamnya mungkin akan turun lagi? Atau beli saham dengan porsi sedikit dulu? Atau bahkan mungkin nggak beli saham dulu alias wait and see? Sehingga, analisa chart sebenarnya juga berhubungan dengan analisa bid offer. 

ANALISIS BID OFFER (TAPE READING) UNTUK TRADING HARIAN 

Dalam trading, ada banyak strategi trading yang bisa anda terapkan, salah satunya adalah intraday trading alias trading harian yaitu beli jual saham dalam waktu sehari sampai tiga harian trading. Pelajari juga: Teknik Beli Saham Pagi Jual Sore.

Analisis bid offer dapat menggambarkan kekuatan beli dan jual suatu saham di hari tersebut, sehingga anda bisa menganalisa dan mengetahui saham-saham yang berpotensi naik dalam waktu harian. Disitulah anda bisa menerapkan strategi trading harian untuk meraih profit dengan jangka waktu lebih cepat. 

Jadi analisis bid offer sebenarnya bisa dikembangkan lebih banyak untuk menganalisa saham-saham yang berpotensi naik cepat di hari itu. Analisa bid offer bukan hanya digunakan untuk melihat antrian harga saham. 

Full praktik dan strategi-strategi analisis tape reading untuk intraday trading, bisa anda pelajari disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. Untuk anda yang ingin mendalami analisa bid offer (tape reading), melalui ebook intraday trading anda sudah bisa mempelajari sekaligus mempraktikkannya dalam trading harian.

Semoga pos ini bisa menjawab pertanyaan rekan-rekan: Beli saham di harga bid atau offer? Kesimpulannya, beli saham di harga bid atau offer sama-sama bagus, tergantung dari kondisi analisa teknikal saham tersebut dan kondisi market (IHSG) di hari itu.

Kalau saham harganya sudah bagus untuk dibeli, sudah diskon alias murah dan berpotensi naik, anda bisa langsung "tabrak" harga best offer. Kalau anda beranggapan saham tersebut masih ada potensi turun, nggak masalah anda pertimbangkan untuk beli di harga yang lebih murah yaitu dengan cara antri pada harga-harga bid-nya yang lebih rendah.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.