Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Indikator Moving Average (MA): Perbedaan EMA, SMA, dan WMA

Indikator moving avergae (MA) adalah indikator analisis teknikal yang sangat umum dan digunakan oleh sebagian besar pemain saham. MA ini termasuk dalam jenis indikator lagging. Baca juga: Analisis Teknikal: Indikator Lagging vs Indikator Leading. 

 Oke, di pos ini saya tidak membahas cara indikator MA, karena sudah pernah saya bahas disini: Cara Menggunakan Indikator Moving Average - Part ICara Menggunakan Indikator Moving Average - Part II. Cara Menggunakan Indikator Moving Average - Part IIIDi pos ini saya, akan membahas jenis-jenis indikator MA. MA dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Simple Moving Average (SMA)
2. Weighted Moving Average (WMA)
3. Exponential Moving Average (EMA)

Pelajari juga cara-cara menemukan kombinasi Moving Average yang paling bagus untuk membaca saham yang berpotensi naik disini: Moving Average Praktis. 

Apa perbedaan ketiganya? Manakah yang paling baik? Silahkan simak ulasannya dibawah ini:

Simple Moving Average (SMA)

SMA merupakan MA yang menggunakan bobot perhitungan yang sama untuk setiap hari. Jadi, jika saya menggunakan MA 5, maka bobot perhitungan 5 hari adalah sama. Artinya, 5 hari sebelumnya dan hari ini dianggap memiliki bobot perhitungan yang sama untuk memprediksi pergerakan harga.

Kelebihan SMA: Anda lebih mudah terhindar dari fake signal, karena pada SMA pembobotan harga setiap hari dihitung sama, maka pergerakan harga menjadi lebih smooth. 

Kelemahan: Memberikan sinyal pergerakan harga yang lebih lambat karena pembobotan setiap hari dihitung sama besarnya. 

Weighted Moving Average (WMA)

WMA bertujuan untuk memperbaiki kelemahan yang ada pada SMA. WMA memberi penekanan bobot perhitungan yang berbeda untuk setiap hari. Apa maksudnya? Saya tanya pada Anda: Harga saham 30 hari lalu dengan harga saham kemarin mana yang memiliki bobot lebih besar dan kuat dalam memprediksi harga masa depan?  

Saya yakin Anda sependapat dengan saya, harga kemarin bobotnya pasti lebih besar ketimbang harga 30 hari lalu dalam memprediksi harga saham masa mendatang. Itulah mengapa para analis selalu merekomendasikan saham menggunakan patokan harga kemarin, bukan harga 30 hari lalu. Harga saham yang paling "update"-lah yang memiliki sinyal paling kuat. 

WMA menghitung bobot hari terakhir tidak sama dengan 30 hari lalu. Bobot perhitungan hari ini akan lebih besar ketimbang hari kemarin. Inilah yang tidak diatur oleh SMA. SMA menggunakan bobot yang sama untuk setiap hari.  

Exponential Moving Average (EMA)

Lalu bagaimana dengan EMA? EMA pada dasarnya sama dengan WMA, memberikan bobot penilaian yang berbeda untuk setiap perioda. Hanya bedanya, kalau pada WMA bobot nilai terakhir akan semakin besar jika perioda yang digunakan semakin panjang. Pada EMA, semakin besar perioda yang digunakan pembobotan nilai hari terakhir semakin kecil

Kelebihan WMA dan EMA: Keduanya lebih sensitif terhadap pergerakan harga, karena memberikan bobot perhitungan yang lebih berat pada perioda terakhir. Sehingga, bagi trader yang agresif dan ingin mendapatkan untung lebih cepat, maka bisa menggunakan WMA atau EMA. 

Kelemahan WMA dan EMA: Karena lebih cepat dan sensitif terhadap pergerakan harga, WMA dan EMA berpotensi lebih besar menghasilkan sinyal palsu. 

Sekarang, perhatikan perbedaan grafik SMA, EMA dan WMA. Dibawah ini saya menggunakan MA yang sama, yaitu MA 20 untuk ketiga jenis MA. 

SMA


EMA


WMA 


You see the differenceKalau Anda perhatikan ketiga grafik MA diatas (garis orange), saya menggunakan MA 20. Perbedaannya, pada garis EMA dan WMA terlihat lebih dekat pada harga saham (candlestick) ketimbang SMA. Dengan kata lain, EMA sebenarnya lebih sensitif ketimbang SMA, dan WMA lebih sensitif ketimbang EMA, karena lebih dekat ke pergerakan harga. 

EMA dan WMA memberikan sinyal yang lebih cepat tapi kelemahannya akan lebih sering terjadi false signal. Sedangkan garis SMA memberikan sinyal lebih lambat namun SMA dapat meminimalkan false signal. 

Lalu dari ketiganya, manakah yang terbaik?

Semua tergantung tipikal Anda. Kalau Anda tipe trader yang "main aman" trading lebih panjang, Anda bisa menggunakan SMA. Kalau Anda adalah tipikal trader yang ingin trading lebih pendek dengan sinyal cepat, Anda bisa menggunakan EMA dan WMA. 

Cara membaca SMA, EMA dan WMA sebenarnya sama saja. Oleh karena itu, dalam pos ini dan analisis teknikal yang saya bahas di pos ini selanjutunya saya sebut sebagai MA. Biasanya SMA sering dipakai karena sifatnya yang "lebih aman" dibandingkan EMA dan WMA.

8 komentar:

  1. Ke-kepoan saya mengenai analisa teknikal membuat saya 'nyasar' ke web ini..
    alhamdulillah ,dengan bahasa yang mudah dipahami saya dapat langsung mempraktekkan ilmu2 ini di pasar..

    Terimakasih ilmunya Pak Heze, semoga tidak bosan mengedukasi masyarakat Indonesia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama.

      Terima kasih atas dukungannya

      Delete
  2. bagus, mudah dipahami dan disertai contoh yang mendukung. terima kasih pak

    ReplyDelete
  3. sangat mudah dipahami . terimakasih atas penjelasan nya

    ReplyDelete
  4. Thankyou berat Boss bisa menambah wawasan sy yg msh dangkal sekali

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, semoga segera profit di market

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.