Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Ciri-Ciri Saham yang Berbahaya untuk Trading

Buat para trader saham, anda harus mencari saham-saham yang bagus secara TEKNIKAL. Analisa teknikal artinya anda mencari saham-saham yang secara analisa grafik mendukung untuk dibeli, dan bisa menghasilkan profit maksimal.  Pelajari juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 


Dari sekian banyak grafik saham yang anda amati di software, anda akan menemukan variasi-variasi analisa teknikal / grafik dengan tren dan pattern yang berbeda-beda. 

Ini artinya ada saham-saham yang secara analisis teknikal bagus dan layak untuk dibeli. Dan ada juga saham-saham yang secara grafik tidak mendukung alias berbahaya / bersiko untuk ditradingkan. 

Pada pos ini, saya ingin membahas ciri-ciri saham yang BERBAHAYA dan BERISIKO BESAR untuk trading. Trader perlu mengetahuinya, karena dalam praktikknya membeli saham dengan analisa yang salah, adalah salah satu penyebab kerugian terbesar trader. 

Jadi dengan adanya pos ini, diharapkan trader lebih memahami ciri-ciri saham yang berisiko, sehingga trader tidak "menerjang badai" ketika trading. 

Ciri-ciri saham yang cenderung berbahaya untuk trading adalah saham dengan TREN TURUN (DOWNTREND). Downtrend yang saya maksud adalah strong downtrend, yaitu tren turun suatu saham secara major trend alias tren besarnya mengalami downtrend, dan belum menunjukkan bullish reversal. 

Jadi jika ada saham yang turun hanya karena koreksi normal, maka tidak bisa dikatakan sebagai saham yang berbahaya. Kalau anda sudah membaca tiga pos mengenai analisa tren disini: 
Kita sudah bahas bersama bagaimana cara membaca dan menggambar tren. Dan pada pos tersebut, kita sudah belajar membedakan tren naik, turun, sideways (mendatar), termasuk menganalisa pembalikan arah tren. 

Tren teknikal saham yang paling berisiko untuk trading adalah saham-saham dengan tren turun. Mengapa? 

Karena tren turun itu artinya banyak orang yang jual saham daripada yang beli. Kalau banyak orang yang jual saham, sedangkan anda malah membeli saham tersebut, istilahnya anda menangkap pisau jatuh. 

Risikonya akan sangat besar, karena anda melawan arus tren yang ada. Banyak trader yang membeli saham downtrend, berpikir bahwa harganya sudah murah, ternyata besok-besoknya malah turun lebih dalam.  

Beberapa dari anda mungkin protes: "Kalau tren saham turun kan, malah kesempatan beli di harga diskon di harga supportnya, kok malah dihindari".

Ingat pelajaran penting ini: Dalam tren turun, JANGAN pernah menebak sampai dimana harga support suatu saham. Pada saham yang trennya jatuh, kita tidak pernah tahu sampai dimana bottom price-nya. Kita tidak tahu sampai kemana harga saham akan turun. 

Hal ini karena pada saham yang tren-nya turun, penjual lebih dominan daripada pembeli. Kita tidak tahu saham tersebut mau dibawa turun sampai kemana. Kecuali, kalau memang saham tersebut awalnya downtrend, lalu sudah ada tanda-anda bullish reversal, seperti analisa yang kita bahas pada tiga pos analisa tren diatas tadi. 

Kalau anda masih bingung, kita akan langsung masuk ke contoh melihat dan menganalisa saham downtrend, serta risikonya dalam trading. Perhatikan chart saham ASSA berikut: 


Kalau kita gambar dengan garis tren, ASSA terlihat jelas membentuk strong downtrend, Hal ini ditandai dengan saham yang terus membentuk lower high, lower low. Terlihat belum ada tanda-tanda reversal pattern. 

Inilah contoh chart saham yang berbahaya untuk trading. Harga saham ASSA sudah turun dari 3.000 ke 2.000. Kelihatannya sudah murah. Namun karena belum ada tanda-tanda pembalikan arah dan terus membentuk lower high, lower low, maka bisa perhatikan harga saham ASSA terus mengalami tren turun lanjutan. 

Pada tanda persegi, saat ASAA sudah di 1.600-1.800, ada beberapa trader sempat bertanya ke saya: Apakah ASSA sudah layak untuk dibeli atau belum? 

Walaupun sudah terlihat turun banyak, ternyata ASSA masih turun lagi sampai ke 1.270. Seperti yang tuliskan diatas: Pada sham downtrend, jangan pernah mencoba menebak dimana bottom price-nya, karena kalau anda membeli di harga tertentu dengan anggapan sudah murah, bisa jadi sahamnya malah lanjut turun.  

Perhatikan lagi contoh studi kasus saham downtrend AALI berikut: 


Sama seperti, AALI membentuk lower high, lower low dan belum menunjukkan bullish reversal pattern. Saham downtrend seperti ini risikonya besar untuk trading. 

Kalau anda perhatikan misalnya pada tanda persegi diatas. Saham AALI kelihatanya sudah turun banyak dari 13.000 ke 9.600. Namun ternyata saham AALI masih melanjutkan tren turun sampai ke 8.250. 

Kalau dalam trading anda sering mendengar istilah "jangan menangkap pisau jatuh", maka maksudnya adalah: Jangan nekad membeli saham yang trennya lagi turun. 

Dalam praktikknya, memang saham yang trennya turun, tidak setiap hari turun. Pasti ada saat-saat di mana harga saham mengalami kenaikan sesaat alias rebound. 

Tetapi dalam tren turun, kenaikan biasanya hanya terjadi lebih sebentar, dibandingkan penurunannya. Istilahnya adalah dead cat bounce. Baca juga: Hati-hati Jebakan Dead Cat Bounce Saham. 

Kenaikan harga saham sesaat di tengah penurunan tren besar, sangat berbahaya, karena kenaikan harga saham biasanya hanya sebentar, karena secara major tren, tekanan jual masih jauh lebih dominan, sehingga harga saham masih sangat rawan untuk turun. 

Membeli saham di tengah tren turun tajam, adalah sifat trader yang sangat spekulatif. Harga saham mungkin bisa naik beberapa poin saat rebound, namun risiko untuk kembali turun jauh lebih besar. 
Banyak trader mengalami kerugian, karena trader nekad membeli saham yang BERLAWANAN ARAH dengan TREN UTAMA-nya. 
Kalau saham downtrend, artinya tekanan jual mendominasi dibandingkan tekanan beli. Itu artinya, kalau anda trading di saham downtrend, anda membeli saham yang berlawanan arah dengan tren utama. 

Maka dari itu, jika anda menemukan saham yang strong downtrend, hindari dahulu sahamnya. Itulah pentingya melakukan analisa tren sebagai analisa PERTAMA ketika anda ingin trading. 

Jangan langsung loncat ke analisa indikator, analisa volume, analisa running trade. Namun hal pertama, tentukan tren yang terbentuk. Dari tren besar, anda bisa menilai risk:reward jika ingin trading di saham tersebut. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.