Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Trading Contrarian Trader

Di dalam analisa saham, ada dua strategi trading yang paling populer dan sering digunakan, yaitu Buy On Weakness (BOW) dan Buy On Breakout (BOB). BOW berarti anda membeli saham di harga murah ketika sahamnya lagi diskon. Pelajari juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

 

Sedangkan BOB merupakan strategi membeli saham dengan cara menunggu saham konfirmasi breakout dari resisten yang sebelumnya sulit ditembus (biasanya trader menunggu konfirmasi sinyal dari volume juga). 

Rekomendasi-rekomendasi saham yang sering diberikan oleh analis di media masa, seringkali menggunakan strategi buy on weakness maupun buy on breakout. 

Dibalik strategi BOW dan BOB, ada strategi contrarian trading. Pelaku contrarian trading disebut sebagai contrarian trader. Sebagian dari anda mungkin masih agak asing dengan istilah ini. 

Contrarian trading merupakan strategi yang dilakukan dengan cara membeli saham dalam jumlah lebih besar ketika terjadi panic selling, pesimis, penurunan harga saham. Kemudian trader akan menjual sahamnya (take profit) ketika harga saham sedang naik, euforia, orang-orang baru membicarakan, merekomendasikan saham tersebut untuk dibeli. 

Contra artinya berlawanan. Dengan kata lain, contrarian trading berarti anda mengambil POSISI TRADING YANG BERLAWAN dengan kebanyakan trader pada umumnya. 

Saat orang lain panic selling, takut, pesimis, tidak berani membeli saham tersebut, harga sahamnya turun terus, disitulah justru anda mulai membeli saham secara BERTAHAP. 

Karena saham itu pasti akan naik dan turun (nggak mungkin setiap hari turun, kecuali saham-saham yang fundamentalnya bermasalah, saham-saham gorengan), maka ketika saham tersebut sudah mencapai titik penurunannya (support), maka saham akan mulai berbalik naik. 

Banyak orang membeli, optimisme, banyak yang merekomendasikan sahamnya. Pada saat saham sudah naik, anda menjual / take profit. Sehingga dengan strategi contrarian, anda bisa "curi start" membeli saham pada harga sangat murah, dan menjual di harga tinggi. 

Hal ini berkebalikan dengan mayoritas trader yang pesimis saat saham lagi turun banyak, dan baru masuk, ikut-ikutan beli ketika harganya mulai naik dan banyak dibicarakan.  

Strategi contrarian umumnya diterapkan oleh INVESTOR JANGKA PANJANG. Terutama para value investor yang mengincar saham di harga sangat murah, atau saat orang-orang pada jualan besar-besaran. 

Namun contrarian juga bisa diterapkan oleh trader saham. Bahkan trader jangka pendek (dibawah 1 minggu) bisa menerapkan strategi tersebut. 

Jika kita lihat dari pola dan cara contrarian trader, maka dapat disimpulkan bahwa contrarian trader biasanya lebih condong ke arah strategi buy on weakness, karena seorang contrarian akan mengincar saham ketika harganya masih sangat murah atau lagi turun banyak. 

Berikut adalah contoh penerapan contrarian trader untuk trader jangka pendek dibawah 1 minggu. Adda bisa perhatikan grafik saham PWON berikut, di mana PWON beberapa waktu lalu diumumkan oleh Bursa Efek keluar dari anggota LQ45, sehingga harga sahamnya langsung jatuh: 


Seorang contrarian biasanya akan mulai melakukan akumulasi atau pembelian bertahap ketika harga saham turun memasuki hari ketiga-keempat, atau ketika saham turun drastis setelah muncul news. 

Perhatikan tanda lingkaran, biasanya trader akan mulai akumulasi dan menambah porsi (averaging down) pada saham yang lagi diobral, ketika banyak trader takut masuk di saham tersebut. 

Dan ketika saham PWON naik tinggi, trader akan melihat momentumnya (bisa dari candlestick, indikator, resisten). Jika saham sudah naik tinggi 1-2 hari (untuk trader dengan time horizon pendek), trader akan segera realisasi profit (pada tanda panah). 

Perhatikan pada tanda panah hijau, saham PWON sudah mulai berat untuk melanjutkan kenaikan yang ditunjukkan dengan upper shadow agak panjang. Disitulah contrarian trader sudah mulai jual sahamnya. 

Hal ini mungkin berbeda dengan kebanyakan trader pada umumnya yang baru membeli saham pada saat PWON lagi naik tinggi-tinggnya.  

Penulis juga sempat menerapkan strategi contrarian ketika PWON lagi turun banyak, dan mayoritas trader menghindari sahamnya dengan buy di harga yang cukup murah yaitu 418. Anda bisa baca pos-nya disini: Strategi Profit Day Trading - Memanfaatkan Momentum Saham.

Tentu saja, dengan strategi contrarian anda bisa mendapatkan profit yang lebih besar, karena anda membeli di harga yang sangat murah dan jual di harga tinggi. 

Dalam konteks investasi yaitu contrarian investor, investor berpotensi mendapatkan profit multi bagger, yaitu profit berlipat ganda dari hasil investasinya.  

RISIKO MENJADI CONTRARIAN TRADER 

Dibalik keuntungan, tentu setiap strategi trading ada risikonya. Contrarian trader memiliki beberapa risiko dan kelemahan yaitu: 

1. Membeli saham yang lagi turun cukup berisiko 

Membeli saham saat harganya turun, panic selling memang berisiko. Risiko utamanya adalah anda tidak akan tahu sampai kapan titik terendah atau support saham tersebut. Terkadang saham yang anda beli bisa turun lagi. 

Solusinya, menerapkan contrarian memang harus selektif. Anda harus memilih saham-saham yang pergerakannya bagus, terutama dari segi teknikal. Untuk trader jangka menengah, menerapkan strategi contrarian perlu dikombinasikan juga dengan analisa fundamental. 

Intinya, contrarian tidak bisa sembarangan diterapkan. Kalau anda terbiasa membeli saham karena ikutan orang lain, hanya melihat running trade, membeli saham hanya karena lagi ramai dibicarakan, hanya melihat sekilas saham yang kelihatan menarik lalu dibeli. 

Maka dalam strategi contrarian anda tidak bisa menerapkan cara-cara ini, karena kalau anda nekad menerapkan contrarian menggunakan cara-cara tersebut, risikonya akan menjadi sangat besar. 

Dalam contrarian, selalu disarankan untuk membeli saham-saham yang anda benar-benar pahami pola chart dan pergerakannya. Sama seperti investor contrarian, yang membeli saham hanya pada saham yang benar-benar dipahami fundamentalnya. 

Selain itu, anda yang ingin menerapkan strategi contrarian, selalu disarankan untuk tidak all in. Anda bisa membeli saham dengan strategi averaging down. Hal ini untuk mengantisipasi jika saham yang anda beli, harganya masih turun lagi. Anda masih memiliki modal yang banyak untuk averaging. 

2. Dibutuhkan pengalaman lebih banyak di market dan psikologis yang kuat 

Untuk trader pemula, menerapkan strategi contrarian mungkin agak sulit, karena trader harus lebih peka melihat saham-saham apa yang bagus tetapi lagi turun banyak, entah karena news negatif sesaat, atau karena faktor koreksi. 

Menerapkan strategi ini, juga dibutuhkan psikologis trading yang kuat, karena banyak trader yang tidak tahan ketika melihat saham yang dibeli ternyata masih turun terus. 

Untuk pemula, sebaiknya trader tidak terburu menerapkan strategi contrarian. Anda bisa memulai dengan strategi buy on weakness pada umumnya. Pelajari juga: Buy On Weakness: Strategi Trading yang Aman.

Seiring pengalaman trading, anda pasti akan bisa mulai melihat dan peka terhadap saham-saham bagus yang sedang turun banyak, dan sebenarnya saham tersebut layak untuk dibeli.   

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.