Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Analisa Order Book Saham

Ketika anda ingin membeli ataupun menjual saham, anda harus memahami ORDER BOOK. Order book ditampilkan di dalam software online trading, dan berfungsi untuk menempatkan order beli maupun order jual, serta jumlah lot yang ingin anda masukkan. Secara basic, order book  harus dipahami trader agar anda tidak salah menempatkan order trading. 


Namun dalam strategi trading yang lebih luas, order book bisa digunakan untuk melakukan analisa tape reading, yaitu untuk memetakan kekuatan permintaan (buy) dan penawaran (sell) pada suatu saham. 

Anda bisa perdalam juga lebih banyak tentang analisa tape reading untuk intraday / one day trading saham disini: Tape Reading Saham PDF. 

Pada pos ini, kita akan membahas bagaimana cara membaca order book saham basic, serta contoh cara analisa order book saham. Di dalam tampilan software online trading, berikut adalah tampilan order book selama jam trading (contoh order book saham JPFA):  

Cara Analisa Order Book Saham

Order book terdiri beberapa menu utama: 
  • Split: Jumlah orang yang sedang antri beli dan jual (ditampilkan paling kiri dan kanan)
  • Bid volume: Jumlah lot orang-orang yang ingin membeli saham 
  • Offer volume: Jumlah lot orang-orang yang ingin menjual saham 
  • Bid: Harga beli 
  • Offer: Harga jual  
Pada contoh order book JPFA diatas, kita bisa lihat harga yang paling atas. Harga bid 1.595 adalah harga beli. Sedangkan harga offer 1.600 adalah harga jualnya. Bvol (bid volume) pada harga 1.595 adalah sebanyak 1.941 lot. Artinya, pada harga 1.941 terdapat 1.941 lot permintaan beli. Dan 146 menunjukkan ada 146 orang yang ingin membeli JPFA di harga 1.595. 

Sedangkan pada Ovol (offer volume) harga 1.600 terdapat 1.920 lot. Artinya, pada harga 1.600 terdapat antrian jual sebanyak 1.920 lot, sebanyak 24 orang. 

Untuk menu split (jumlah orang yang ingin beli dan jual saham), tidak ditampilkan pada semua software online trading. Pada software online trading seperti Danareksa, Mirae, IPOT, Sucor Sekuritas (SPOT) menu split ditampilkan.  

Demikian juga untuk antrian-antrian dibawahnya, cara membaca order book sama. Tetapi yang perlu diperhatikan trader adalah istilah BEST PRICE di dalam analisa order book. 

Dalam order book, harga paling atas disebut sebagai harga terbaik (best price). Best price ada dua, yaitu BEST BID (harga permintaan beli terbaik) dan BEST OFFER (harga penawaran beli terbaik). 

Pada order book JPFA, berarti harga 1.595 disebut sebagai best bid / harga beli terbaik dan harga 1.600 disebut sebagai best offer / harga jual terbaik. 

1.595 dikatakan harga best bid karena harga 1.595 menawarkan pada penjual untuk menjual JPFA pada harga yang paling rendah. Sehingga kalau penjual bersedia menjual saham JPFA di 1.595, order beli dan jual akan langsung bertemu (matched). 

Sebaliknya kalau penjual tidak bersedia menjual di harga 1.595 (best bid) dan ingin menjual pada harga lebih tinggi, maka penjual harus antri di harga lebih tinggi yaitu 1.600 keatas. 

1.600 dikatakan harga best bid karena harga 1.600 menawarkan pada pembeli untuk membeli JPFA di harga yang paling tinggi. Sehingga jika pembeli bersedia beli JPFA di harga 1.600, maka order akan langsung matched. 

Tetapi jika pembeli tidak mau membeli JPFA pada harga 1.600 karena dianggap terlalu mahal, maka pembeli bisa antri beli pada harga-harga yang lebih rendah, misalnya pada harga 1.595 atau kebawah. 

Antrian harga saham selama jam trading akan terus bergerak sesuai permintaan dan penawaran pasar. Sehingga di dalam analisa trading, sering dikenal istilah hajar kiri (haki) atau hajar kanan (haka). 

Kalau anda ingin membeli di harga terbaik dan langsung matched, anda bisa haka di harga 1.600. Kalau anda ingin menjual saham di harga terbaik dan langsung matched, anda bisa haki di harga 1.595. Baca juga: Haka dan Haki Saham: Strategi Trading

Antrian harga yang ada di dalam order book, sudah sesuai dengan mekanisme perdagangan saham, yaitu sesuai dengan mekanisme auto reject dan aturan fraksi harga saham.  

Jadi membaca order book basic harus dipahami, agar trader tidak salah memasang antrian harga saham. Terkadang trader yang belum memahami mekanisme fraksi harga, trader asal memasang angka antrian order yang tidak sesuai dengan order book yang ada, sehingga order akan di reject oleh sistem Bursa. 

CARA ANALISA ORDER BOOK SAHAM

Seperti yang kita paparkan, bahwa order book juga bisa digunakan untuk analisa trading, khususnya untuk trading harian / trading cepat. Hal ini karena order book dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan permintaan dan penawaran di saham tersebut. 

Semakin banyak atau dominan bid lot, artinya semakin banyak trader yang ingin membeli saham. Semakin dominan offer lot, artinya semakin banyak trader yang ingin menjual saham. 

Sesuai hukum permintaan dan penawaran, jika bid dominan, harga saham ada potensi untuk naik dan sebaliknya. Kembali lagi, anda bisa lihat order book JPFA diatas. 

Harga best bid di 1.595 terdapat antrian beli 1.941 lot. Pada best offer harga 1.600 terdapat antrian jual 1.920 lot. Sedangkan antrian-antrian bid dibawahnya terdapat antrian beli sebanyak 8.536 lot, 5.346 lot, 6.416 lot dan seterusnya. 

Kemudian pada antrian offer dibawahnya terdapat antrian jual sebesar 6.414 lot, 9.754 lot, 8.403 lot dan seterusnya. Kalau anda perhatikan kekuatan bid dan offer lot JPFA, antriannya sebenarnya CUKUP BERIMBANG alias sama kuat antara bid dan offer. 

Dari antrian bid offer JPFA seperti diatas, dapat disimpulkan sedang terjadi tarik menarik permintaan dan penawaran, sehingga kemungkinan besar saham JPFA akan bergerak relatif sideways. 

JPFA akan sulit naik drastis, ataupun turun drastis setidaknya dalam jangka waktu beberapa menit atau beberapa jam kedepan (Analisa order book sifatnya untuk short term, hanya untuk beberapa menit sampai jam saja). 

Dari analisa order book yang masih berimbang, maka sebaiknya trader tidak masuk dulu di saham JPFA, karena arah volatilitasnya masih belum pasti, apakah akan dinaikkan atau diturunkan. 

Itulah contoh analisa order book saham, dengan memetakan kekuatan bid dan offer di suatu saham. Tetapi analisa order book ada kelemahannya. Ada beberapa kelemaham analisa bid offer, yaitu: 

1. Tidak cocok diterapkan pada saham yang kurang likuid (fake bid offer) 

Fake bid offer bisa terjadi di dalam antrian order book. Hal ini lebih sering terjadi pada saham-saham yang kurang likuid, bid offernya hanya sedikit, sehingga bandar lebih mudah memanipulasi pergerakan bid offernya. Jadi melakukan analisa bid offer harus jeli. 

2. Bid offer bisa berubah sewaktu-waktu

Bid offer dapat berubah, yang awalnya bid dominan, namun beberapa menit ternyata banyak tekanan jual. Sehingga analisa bid offer dalam trading saham juga dikombinasikan dengan analisa-analisa teknikal. 

Kombinasi analisa tape reading (order book), dengan analisa teknikal serta screening saham untuk trading cepat atau day trading bisa anda perdalam full praktikknya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.