Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Arti Pullback dan Throwback dalam Saham

Istilah pullback saham dan throwback saham pasti akan sering anda temukan ketika anda sedang belajar analisa teknikal. Anda harus memahami kedua istilah ini, karena pullback dan throwback di dalam analisa grafik, sangat berguna bagi trader untuk mengambil keputusan trading yang tepat.  


Pada pos ini, kita akan mengulas arti pullback dan throwback, serta cara menganalisa kedua pola tersebut untuk trading saham. 

PULLBACK SAHAM 

Pullback adalah kondisi di mana harga saham mengalami kenaikan sesaat di dalam tren turun yang tajam, atau kenaikan sesaat setelah tren saham mengalami breakdown (jatuh dari support pentingnya). 

Pullback disebut juga sebagai technical rebound, yaitu kenaikan harga saham dalam time horizon yang pendek. Tetapi technical rebound disini terjadi di dalam tren turun, atau terjadi setelah saham mengalami patah tren (breakdown), bukan di dalam tren naik atau tren sideways yang lebar. Berikut adalah gambaran dari pullback pada grafik: 

Pullback saham

Perhatikan, pullback terjadi di dalam tren turun atau setelah saham breakdown. Maka ketika saham mengalami fase pullback, biasanya harga saham tidak lama kemudian akan kembali melanjutkan penurunan trennya. 

Sehingga, pullback biasa disebut sebagai dead cat bounce. Hal ini karena pullback adalah kenaikan sementara (jangka pendek) di dalam tren turun, sehingga berisiko menimbulkan trap / jebakan bagi trader saham apabila trader membeli dan menyimpan sahamnya dalam waktu lebih lama. 

Dead cat bounce berarti kenaikan saham yang sifatnya hanya jebakan, di mana saham naik sebentar lalu melanjutkan kembali penurunan tren. 

Memang di dalam tren suatu saham, tidak mungkin harga saham akan naik terus atau turun terus. Di dalam tren turun, pasti ada kenaikannya juga atau disebut technical rebound. 

Namun sebagai trader, anda harus lebih waspada trading di saham-saham yang trennya sedang breakdown atau sedang membentuk tren turun tajam. Saham-saham yang membentuk pullback di tren turun tajam, bisa untuk trading, namun lebih cocok untuk trading cepat. 

THROWBACK SAHAM 

Throwback adalah kondisi di mana harga saham kembali bergerak turun sementara di dalam tren naik yang kuat, atau setelah suatu saham berhasil breakout dengan volume besar atau KOREKSI SESAAT. 

Di dalam tren naik yang kuat, throwback hanya bersifat sementara. Setelah itu, harga saham akan kembali melanjutkan kenaikan trennya.

Jadi konsep throwback mirip dengan pullback, hanya kebalikannya. Di dalam tren naik, harga saham tidak mungkin akan naik terus tanpa mengalami penurunan sama sekali. Pasti ada saat di mana saham akan turun sebentar di dalam tren naiknya. 

Koreksi sesaat di dalam tren naik disebut sebagai throwback. Berikut adalah contoh pola throwback: 
Throwback Saham

Sebagai trend follower, tidak disarankan untuk terburu melakukan take profit ketika saham berada dalam kondisi throwback, karena throwback sifatnya hanya sementara (koreksi wajar saham), sebelum saham meneruskan lagi tren naiknya. 

Kecuali kalau anda beranggapan bahwa saham tersebut berisiko untuk berbalik arah (bearish reversal), maka anda bisa pertimbangkan take profit. Pelajari juga cara-cara memilih saham bagus dan strategi swing / trend following disini: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus + Swing Trading.

STRATEGI TRADING PULLBACK DAN THROWBACK

Trader dengan time horizon berbeda, biasanya memiliki strategi trading yang juga berbeda. Kalau anda tipikal trend follower atau swing trading, tidak disarankan memilih saham yang trennya sedang turun tajam atau sedang breakdown. 

Jangan terkecoh dengan adanya pullback, karena seperti kita bahas, pullback dalam tren turun sifatnya adalah dead cat bounce, alias technical rebound tipuan. 

Saham-saham yang mengalami pullback dalam tren turun tajam, biasanya masih melanjutkan penurunan, sehingga sahamnya kurang cocok untuk disimpan dalam waktu yang agak lama. 

Trend follower disarankan untuk memilih saham yang naik atau yang akan naik secara tren. Dan trend follower jangan mudah tergoda dengan adanya pola koreksi sesaat (throwback). 

Seringkali trend follower mudah panik ketika terjadi throwback di dalam tren naik, dan langsung take profit. Padahal tren masih berlanjut. 

Sebaliknya, trader dengan time horizon yang lebih pendek, misalnya day trading atau intraday, atau trader dibawah 1 minggu, maka trader bisa menerapkan keduanya, baik pullback maupun throwback. 

Dalam tren turun, trader jangka pendek bisa membeli saham di harga bawah / support dan manfaatkan kondisi pullback pendek untuk take profit. 

Namun trader juga harus melihat pola-pola yang terbentuk di dalam tren turun. Karena banyak saham yang trennya lagi turun, dan sahamnya tidak likuid, sehingga ketika saham yang lagi turun dibeli, saham bukannya langsung pullback, tetapi malah lanjut turun. 

Kejelian menganalisa saham turun yang bagus, saham2 turun yang likuid juga dibutuhkan untuk memanfaakan momentum pullback di dalam tren turun. Anda bisa perdalam cara-cara menemukan saham diskon dan berpotensi naik secara teknikal disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

Demikian juga dengan saham yang dalam kondisi tren naik. Day trader bisa memanfaatkan koreksi sejenak di dalam tren naikknya untuk membeli saham di harga support ketika terjadi throwback, dan menjual di harga yang lebih tinggi.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.