Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Memahami Istilah Rekomendasi Saham Analis

El Heze

Buat anda yang sering membaca analisa-analisa rekomendasi saham yang diulas di media masa, para analis saham biasanya akan memberikan istilah-istilah untuk menunjukkan rekomendasi saham yang diberikan. Istilah rekomendasi saham bukan hanya sekedar BUY or SELL. Namun ada istilah-istilah lain yang juga sering dipakai.


Misalnya, ada istilah overweight, underweight, speculative buy dan lain-lain. Sebagai trader saham, anda harus memahami istilah-istilah rekomendasi saham. Hal ini berguna untuk para trader yang sering menjadikan analisa saham dari sekuritas sebagai acuan trading dan analisa pribadi. 

ISTILAH REKOMENDASI SAHAM 

1. Buy = Beli. Artinya, analis merekomendasikan saham untuk dibeli di harga sekarang, sampai pada target-target take profit resisten yang diberikan. 

2. Sell = Jual. Artinya, analisis merekomendasikan saham untuk dijual pada harga sekarang, yaitu pada harga resisten-nya, karena dari pandangan analis saham 

3. Trading buy = Saran membeli saham, namun disarankan untuk trading jangka pendek. Analis menganggap saham tersebut belum layak untuk hold jangka menengah atau panjang, karena tingkat volatilitas yang tinggi. 

4. Neutral = Analis tidak memiliki kecenderungan buy atau sell (no comment) terhadap saham tersebut. 

5. Hold = Analis menyarankan untuk menahan posisi saham (tidak menjual atau menambah porsi), karena saham masih ada potensi naik. 

6. Wait and see = Analis menyarankan untuk tidak melakukan tindakan apapun. Disarankan untuk menunggu dan mengamati saham-saham tersebut, untuk melihat arah pergerakannya, karena analis menganggap arah pergerakan saham yang masih belum pasti.  

7. Reduce = Disarankan untuk mengurangi porsi saham yang dimiliki, bagi yang memiliki saham tersebut. Biasanya rekomendasi ini diberikan ketika analis menilai bahwa 

8. Akumulasi / add = Rekomendasi analis untuk membeli saham (sama seperti Buy), namun pembelian saham dilakukan secara bertahap (tidak membeli sekaligus).  

9. Overweight = Rekomendasi bahwa saham punya potensi naik melebihi kenaikan kelompok saham acuannya atau saham-saham di satu sektor. Sebagai contoh, saham PWON menurut analis memiliki potensi kenaikan 17% dibandingkan saham-saham di satu sektor properti yang rata-rata naik 9%. 

Saham-saham overweight yang direkomendasikan oleh analis, pada umumnya memiliki kecenderungan menjadi saham OVERVALUED, karena kenaikan saham lebih tinggi dibandingkan saham-saham acuannya, sehingga berpotensi menjadi saham yang mahal. 

10. Underweight = Kebalikan dari overweight. Underweight merupakan rekomendasi analis bahwa saham akan berpotensi bergerak dibawah indeks acuannya. Misalnya analis menganggap saham MYOR berpotensi bergerak naik 7%. Sedangkan indeks consumer goods mencatatkan kenaikan rata-rata 15%.

Karena saham berpotensi bergerak dibawah indeks acuannya, biasanya saham-saham dengan penilaian underweight akan cenderung menuju ke arah UNDERVALUED alias berada dibawah harga wajar.  

11. Strong buy = Rekomendasi buy, namun lebih kuat daripada Buy. Dalam strong buy, analis yakin bahwa harga saham saat ini ada dalam posisi murah, dan punya potensi naik tinggi. Analis biasanya memberikan kurun waktu tertentu, misalnya 1 bulan, 2 bulan. 

12. Strong sell = Kebalikan dari strong buy, yaitu rekomendasi untuk menjual saham, karena saham sudah berada pada titik rendah, dan setelah analis mempertimbangkan kondisi kinerja, fundamental dan news yang buruk di saham tersebut, termasuk analisa chart-nya.

13. Speculative buy = Rekomendasi beli saham, di mana saham sudah berada di titik support yang cukup bagus, namun dengan dua kondisi kemungkinan besar yaitu: Harga saham berpotensi bullish reversal dengan cepat, atau sebaliknya harga saham breakdown dari support penahan, sehingga justru meneruskan penurunan. 

Sehingga, dinamakan dengan speculative, karena bisa bergerak dalam dua kemungkinan. Untuk rekomendasi, trader disarankan untuk lebih berhati-hati mengambil posisi. Perlu menunggu konfirmasi reversal, karena jika breakdown, saham berpotensi turun lebih dalam. 

14. Buy on weakness = Atau disebut BOW. Merupakan rekomendasi beli saham di harga support /harga bawah, atau istilahnya buy on support, atau buy low sell high. 

15. Buy on breakout = Atau disebut BOB. Merupakan rekomendasi beli saham ketika harga saham berhasil breakout / menembus resisten tersebut, atau istilahnya buy high sell higher.

16. Sell on strengh = Rekomendasi menjual saham ketika harganya sedang meningkat tajam. Rekomendasi ini diberikan untuk saham yang harganya sedang meningkat tajam dalam waktu singkat, dan sudah menyentuh target resisten. 

Karena ketika saham meningkat tajam dalam waktu singkat, saham biasanya berpotensi cooling down dengan cepat. Sell on strengh sering disebut SOS, merupakan kebalikan dari buy on weakness.  

17. Target harga / take profit = Batasan harga resisten yang ditetapkan analis sebagai area untuk merealisasikan keuntungan (jual untung saham). Analis menganggap bahwa saham akan berpotensi koreksi lagi setelah menyentuh target resisten, sehingga disarankan untuk realisasi keuntungan ketika saham sudah naik.  

18. Stop loss / cut loss = Batasan harga support yang ditetapkan analis sebagai area untuk meminimalkan kerugian (menjual rugi saham), apabila harga saham bergerak turun. Tujuan cut loss, adalah memproteksi kerugian, untuk menghindari risiko harga saham turun lebih dalam. 

19. Outperform = Diberikan untuk saham-saham yang kenaikannya diperkirakan dapat melebihan kenaikan return pasar. 

20. Underperform = Diberikan untuk saham-saham yang kenaikannya diperkirakan lebih rendah / turun dibawah return pasar. 

21. Perform / equal = Diberikan untuk saham-saham yang diperkirakan kenaikannya setara atau kurang lebih sama dengan return pasar. 

22. Buy on reversal = Rekomendasi beli, ketika saham berbalik naik setelah sebelumnya turun. Artinya, trader direkomendasikan membeli saham saat harganya kembali naik, setelah sebelumnya turun. 

Dalam buy on reversal, biasanya saham membentuk tren naik. Adanya koreksi hanya terjadi sementara, dan setelah koreksi jangka pendek, harga saham berpotensi untuk naik lagi alias reversal (berbalik arah). 

Buy on reversal menunjukkan saham-saham yang punya potensi naik cepat, karena sebelumnya sudah turun dalam jangka pendek dan punya potensi naik kembali. 

Itulah istilah-istilah rekomendasi saham yang sering digunakan oleh para analis saham. Sekarang kalau anda membaca istilah-istilah yang digunakan analis, anda nggak perlu bingung lagi. Berikut contoh rekomendasi dari analis saham di media masa: 


Perhatikan, istilah-istilah yang digunakan seperti Buy on Weakness, Sell On Strengh. Yap, anda harus selalu memahami istilah-istilah tersebut.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.