Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Harga Murah untuk Trading

El Heze

Saham-saham dengan harga murah seringkali menjadi incaran trader modal kecil untuk meraih profit jangka pendek di market. Saham-saham murah biasanya memiliki fluktuatif pergerakan harga yang cepat, dan tentu saja sangat terjangkau dengan modal kecil, sehingga dengan modal relatif kecil, anda bisa "memutar" modal lebih cepat di market. 

 

Tetapi saham dengan harga murah juga memiliki risiko. Yap, saham-saham murah kebanyakan adalah saham-saham gorengan yang pergerakan harganya tidak stabil, likuiditas rendah, market cap kecil. 

Jumlah saham murah di Bursa Efek sangat banyak, tapi sayangnya tidak semua saham murah adalah saham yang bagus. Seperti yang kita ulas di paragraf sebelumnya, banyak saham murah yang risikonya besar. 

Saya sering menemukan trader dengan modal Rp1-2 juta atau bahkan dibawah itu yang punya portofolio sampai belasan saham nyangkut, di mana mayoritas saham yang dibeli adalah saham-saham dengan nominal rendah. 

Ini membuktikan bahwa saham-saham murah selain HIGH RETURN, juga HIGH RISK.  Ketika bicara tentang saham murah, biasanya trader mengacu pada saham-saham yang harganya dibawah Rp300. Saham-saham seperti ini memang jumlahnya sangat banyak. 

Di pos ini, saya ingin membagikan beberapa tips cara memilih saham harga murah untuk trading, supaya anda tidak terjebak memilih saham-saham yang jelek, yang mengakibatkan saham anda nyangkut. 

Berikut beberapa tips mencari saham harga murah untuk trading: 

1. Sort harga saham terlebih dahulu (screening awal) 

Pertama-tama, anda harus melakukan screening awal terlebih dahulu, untuk mencari saham-saham murah yang harganya dibawah 300, karena jumlahnya sangat banyak. Caranya simpel, pada software online trading anda bisa langsung urutkan (sort) saja harga saham berdasarkan 'Last Price-nya. 

Maka setelah itu akan diurutkan harga saham dari yang nominalnya paling tinggi sampai paling rendah. Berikut contoh tampilannya: 

Saham Murah untuk Trading

Pada tampilan diatas, anda bisa melihat saham-saham di market apa saja yang harganya relatif rendah berdasarkan urutan harganya. Pada tampilan tersebut, terlihat ada saham-saham seperti WINS, BEST, TRIS, META dan lain-lain yang harganya dibawah 200 per saham.  

2. Pilih saham murah yang grafiknya bagus / beraturan  

Disarankan untuk memilih saham-saham murah yang grafik harganya bagus atau berpola. Berpola disini maksudnya adalah memiliki BAR VOLUME yang jelas, memiliki pola rebound koreksi, dan candlestick-nya bisa dianalisa. Contohnya perhatikan chart saham WEHA dan TRUK berikut:  


Perhatikan, saham WEHA awalnya adalah 'saham tidur' yang tidak ada transaksi. Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, saham WEHA mulai bergerak dan terlihat ada pola fluktuatif. Volume juga mulai muncul lebih stabil. 

Pola rebound koreksi secara bergantian juga terlihat jelas, sehingga pola fluktuatif dan bentuk candlestick yang lebih beraturan ini masih bisa dimanfaatkan untuk trading dan dilakukan kombinasi-kombinasi indikator seperti Moving Average misalnya. Perhatikan lagi pola saham TRUK berikut: 


Saham TRUK juga terlihat memiliki pola fluktuatif yang jelas pada grafik historisnya. Ada pola rebound koreksi beberapa hari secara bergantian, fluktuatif harganya tidak terlalu "roller coaster" dan volume harganya juga terlihat tinggi. 

Saham-saham murah ini bisa dimanfaatkan untuk trading jangka pendek, dan kita juga bisa menganalisa support resistennya lebih jelas. Misalnya pada chart TRUK diatas penulis coba menggunakan analisa Fibonacci, dan bisa diterapkan untuk saham-saham yang grafiknya berpola seperti ini. 

Sedangkan saham-saham murah dengan pola grafik yang tidak beraturan, sideways lama, tidak banyak transaksi, volume tidak stabil, sebaiknya dihindari untuk trading. Contohnya seperti pola saham PRAS berikut:   


Volume saham PRAS terkadang muncul, terkadang hilang. Selain itu, harganya sering sideways dan tidak banyak fluktuatif (tanda persegi). Hal ini bisa dilihat dari beberapa candle terakhirnya yang hanya membentuk seperti garis dan tidak ada body candle-nya. 

Ini adalah ciri-ciri saham murah yang kurang cocok untuk trading, karena likuiditas rendah (dilihat volume), dan harga saham yang sering tidak bergerak / diam di tempat, tentu akan sulit bagi trader untuk mencetak profit. 

Di pasar saham, anda akan sering menemukan saham-saham murah dengan tipikal grafik seperti diatas, sehingga anda harus selektif memilih saham. Tidak semua saham murah pergerakannya bagus untuk trading. 

3. Pilih saham murah yang bid offer-nya relatif tebal 

Disarankan juga untuk memilih saham-saham murah yang bid-offernya relatif tebal untuk setiap antrian harga. At least, pilihlah saham yang bid offer lot-nya di kisaran ratusan sampai ribuan lot. Contohnya seperti saham ISSP berikut: 


Walaupun harga saham ISSP relatif rendah (di kisaran 300) dan market capnya hanya sekitar 2 triliun, tetapi antrian harganya masih cukup tebal. Saham-saham murah dengan bid offer yang tebal lebih aman untuk trading, karena risiko fake bid offer lebih rendah. 

Ingat saham-saham dengan harga murah dan market cap rendah sangat mudah dimanipulasi bandar, salah satunya melalui fake bid offer. Biasanya hal ini terjadi pada saham-saham yang antrian bid offer lotnya sedikit. Jadi trader disarankan untuk menghindari saham murah dengan bid offer rendah (hanya puluhan sampai ratusan lot). 

4. Pilih saham murah yang harganya tidak terlalu rendah 

Untuk meminimalkan risiko, sebaiknya anda memilih saham murah yang harganya tidak terlalu rendah. Pilihlah saham-saham murah yang harganya diatas Rp100 per saham, dan saham tersebut berada dalam tren yang fluktuatif, bukan tren turun yang tajam. 

Hal ini karena saham murah yang mendekati gocap (Rp50) risikonya untuk turun dan menjadi saham tidur sangat besar. Seperti kita ketahui, harga saham terendah di Bursa Efek adalah Rp50. Kalau saham yang anda beli turun sampai Rp50 dan tidak diperdagangkan, anda tidak akan bisa menjualnya di pasar reguler. 

Supaya anda terhindar dari risiko nyangkut di saham gocap, saham-saham murah yang harganya mendekati Rp50, atau turun terus mendekati 50, sebaiknya anda hindari. 

SAHAM MURAH SERING MENGALAMI PERUBAHAN POLA 

Saham yang harganya murah secara nominal dan market cap-nya kecil biasanya adalah saham-saham gorengan. Saham-saham seperti ini sering mengalami perubahan pola. Penulis juga mengalaminya sendiri, di mana saham murah yang dulunya bagus, harganya turun terus dan tidak diperdagangkan. 

Hal ini sering terjadi karena saham murah memang adalah saham-saham gorengan, yang pergerakan harganya seringkali tidak mencerminkan kinerja fundamental, sehingga lebih banyak digoreng banda. 

Jadi kalau anda ingin beli saham murah, pilihlah saham-saham yang likuid seperti yang sudah kita bahas diatas. Dan kalau saham mengalami perubahan pola, sebaiknya anda hindari dan pilih saham yang lain. 

Saham-saham murah yang strong downtrend, harga sahamnya turun berhari-hari, sering kena ARB, sebaiknya juga dihindari karena risikonya besar dan pergerakan harganya sulit dianalisa dengan chart. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.