Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisa Teknikal: Trend Harga Saham

Dalam analisa teknikal, anda pasti sudah tidak asing dengan istilah ANALISA TREN. Analisa tren harga saham adalah analisa yang mempelajari arah pergerakan harga saham: Apakah harga saham bergerak dalam tren bullish, bearish atau sideways? Well, saya rasa anda sudah tidak asing dengan konsep tersebut.

 

Di web Saham Gain ini, kita juga sudah membahas beberapa cara melakukan analisa tren. Anda bisa pelajari kembali disini: Analisis Tren Saham: Major, Secondary & Minor Trend. 

Dalam melakukan anlisa trend harga saham, sebenarnya anda bisa melakukan variasi-variasi analisis. Selama ini, analisa tren yang kita kenal adalah menarik garis tren dari swing high ke swing low, atau dari swing low ke swing high. 

Atau menentukan titik higher high higher low, atau sebaliknya menentukan titik lower high lower low. Analisa tren bisa digabungkan atau dikombinasikan dengan analisa SIKLUS SAHAM. 

Yang dimaksud dengan analisa siklus saham adalah melihat kecenderungan pergerakan tren saham-saham selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh, ada saham-saham yang di bulan tertentu harganya cenderung naik.

Salah satunya pernah kita bahas pada pos berikut: Analisa Saham: Sektor Saham yang Belum Naik. Pada pos tersebut tanggal 4 Oktober kita pernah mengulas saham-saham di sektor semen khususnya INTP dan SMGR yang harganya masih di bottom di saat saham-saham market leader di sektor lainnya pada naik. 

Namun pada tren 3 tahunan, INTP dan SMGR cenderung mengalami tren bullish pada bulan Oktober-Januari. Dan beberapa minggu kemudian, INTP dan SMGR mengalami tren bullish mengikuti pola historis tren sebelumnya: 


Jadi, analisa tren harga saham sebenarnya bisa dikombinasikan juga dengan analisa TREN HISTORIS, untuk melihat kecenderungan siklus harga saham: Pada periode atau bulan-bulan apa saja biasanya saham tersebut punya tren naik, seperti yang sudah kita bahas di awal paragraf. 

Untuk menggunakan analisa tren seperti yang kita bahas di pos ini, ada baiknya anda melakukan analisa-analisa berikut supaya hasilnya lebih akurat dan maksimal:
  • Lihat tren harga saham selama minimal 3-5 tahun terakhir 
  • Lihat pada bulan-bulan apa saja yang trennya bullish 
  • Bisa entry beli kalau harga sahamnya lagi murah secara teknikal
STUDI KASUS SAHAM JPFA

Sekarang kita coba masuk ke studi kasus. Disini saya ambil contoh cara menganalisa kombinasi tren dan siklus pada saham JPFA. Perhatikan grafik JPFA selama 5 tahun berikut:  

Trend Harga Saham

Kalau anda lihat grafik 5 tahunan (2017-2021), maka hampir secara konsisten JPFA membentuk tren bullish di awal tahun baru (Biasanya Januari dan berlanjut sampai Februari - pertengahan Maret). 

Perhatikan tanda persegi. Itu adalah kenaikan tren JPFA secara konsisten yang terjadi setiap awal tahun. Kecuali pada tahun 2020 (tanda lingkaran), JPFA memang sempat membentuk tren naik sedikit, namun tidak lama kemudian turun lagi (karena saat itu adalah awal pandemi yang membuat IHSG longsor). 

Secara tren, saham-saham pakan ternak seperti JPFA CPIN MAIN biasanya juga membentuk tren naik ketika menjelang Hari Raya Natal dan Hari Raya Idul Fitri, sehingga kalau saham-saham ini sudah turun banyak sebelumnya, anda bisa koleksi untuk di hold (Strategi swing atau positioning). 

Itulah cara simpel melakukan analisis tren saham, menggunakan kombinasi analisa teknikal dengan analisa siklus harga saham. Siklus harga saham bisa dilihat menggunakan analisa grafik selama minimal 3-5 tahun untuk melihat di bulan-bulan apa saja harga saham yang anda analisa biasanya cenderung bullish. 

Anda juga bisa melihat sentimen-sentimen berulang yang dapat memberikan pengaruh pada tren harga saham selama periode tersebut (seperti contohnya tadi yaitu dengan melihat sentimen Hari Raya pada saham-saham pakan ternak). 

Kenapa saya katakan analisa ini sebagai kombinasi dari analisa tren? Karena analisa tersebut dilakukan dengan cara melihat kecenderungan arah harga saham (tren). Jadi anda juga menggunakan analisa teknikal. Namun dilakukan kombinasi dengan analisis historis dan sentimen (jika ada). 

Jadi dalam melakukan analisa tren saham, anda tidak harus selalu menarik garis untuk menentukan tren. Anda bisa melihat historis kecenderungan pergerakan arah harga saham selama bulan-bulan tertentu. 

Cara analisa ini biasanya lebih ideal diterapkan pada saham-saham yang likuid, khususnya saham-saham market leader di sektornya, dan pada saham yang fundamentalnya baik

Hal ini karena saham-saham yang fundamentalnya bagus, pergerakan harga sahamnya lebih teratur, sehingga analisa tren historis lebih bisa dijadikan sebagai patokan untuk menganalisa saham. 

Namun cara ini juga ada kelemahannya. Bagaimanapun juga, analisa historis (dengan menggunakan acuan tren saham di tahun-tahun sebelumnya) adalah analisa masa lampau yang sudah terjadi. 

Artinya, kalau di masa sekarang ada sentimen-sentimen baru yang muncul, atau ada kejadian misalnya perubahan fundamental, maka bisa jadi analisa tren yang anda gunakan menjadi kurang valid. 

Contohnya seperti saham JPFA tadi. Walaupun di tahun 2017-2019 tren saham JPFA cenderung naik sejak awal tahun, tapi di tahun 2020 tren-nya hanya technical rebound lalu langsung jatuh karena kena imbas pandemi.

Tips-nya, kombinasi analisa tren ini sebaiknya juga menggunakan analisa teknikal terkini untuk menentukan potensi arah tren suatu saham, dan jangan lupa untuk menganalisa sentimen-sentimen dan kondisi market terkini. 

Semoga tips ini bisa menjadi tambahan pembelajaran anda untuk menerapkan kombinasi analisis tren, khususnya buat para swing dan positioning trader yang suka menyimpan saham agak lama. 

Para trader saham, disarankan untuk memperdalam full praktik dan strategi analisis teknikal untuk praktik trading di market pada ebook saham berikut: Ebook Analisis Teknikal Saham Pemula - Expert. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.