Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisa Saham: Sektor Saham yang Belum Naik

El Heze

Dalam analisa saham, anda juga perlu memperhatikan pergerakan analisa sektor saham tersebut. Atau istilahnya adalah ANALISA SEKTORAL. Analisa sektoral dilakukan dengan melihat tren sektor saham tersebut, berita/ news yang sedang terjadi di sektor saham yang anda analisa. 


Dengan melakukan analisa sektor saham, anda akan bisa melihat kecenderungan tren harga historis saham tersebut, termasuk menganalisa apakah saham sektor tersebut sudah murah atau masih mahal, sektornya lagi booming atau sebaliknya. 

Analisa sektor saham juga dapat digunakan sebagai benchmark untuk melihat sektor saham apa yang masih belum naik atau booming, sehingga anda bisa 'curi start' dengan membeli saham ketika harganya masih relatif murah. 

Pada pos ini, kita akan menganalisa salah satu sektor saham yang masih belum naik. Kalau anda melihat pergerakan saham-saham sejak 1 minggu lalu, banyak sektor saham yang sudah mulai rebound seperti sektor mining, CPO, properti, konstruksi, telekomunikasi. 

Ada satu (sub) sektor saham yang masih belum naik, yaitu sub sektor SEMEN, sektornya adalah sektor industri dasar dan kimia. Di sub sektor semen, market leadernya adalah PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP): 

Sektor semen di Bursa Efek Indonesia

Selama kuartal II, kedua perusahaan ini membukukan kenaikan laba bersih (profitabilitas). Laba bersih SMGR naik sebesar 30,16%. Sedangkan laba bersih INTP naik sebesar 24,7%. 

Pada pos ini, kita akan belajar menganalisa sektor saham dengan analisa tren dan harga historisnya. Untuk analisa harga historis, anda bisa lihat grafik sahamnya selama 3 tahun terakhir... Perhatikan chart SMGR dan INTP berikut:

Saham INTP

Saham SMGR

Disini kita akan coba bahas pergerakan historis saham SMGR dan INTP. Anda bisa lihat pola historisnya selama 3 tahun terakhir, SMGR dan INTP selalu mengalami kenaikan tren antara bulan Oktober-Januari. 

SMGR

2018: Kenaikan terjadi di bulan November 2018 - Februari 2019. Oktober 2018 mulai ada sedikit kenaikan tren tetapi masih relatif sideways.  

2019: Terjadi kenaikan tren saham mulai bulan Oktober-Desember 2019 (lihat tanda persegi kedua). Tetapi bulan November ada penurunan, kemudian baru lanjut naik lagi bulan Desember. 

2020: Terjadi kenaikan tren bulan November-Desember 2020 (tanda persegi ketiga). Oktober 2020 masih sideways dan agak turun. 

INTP 

2018: Kenaikan tren terjadi mulai Oktober minggu ketiga sampai November 2018. Namun setelah itu terjadi penurunan tren kembali. 

2019: Kenaikan tren terjadi di bulan Oktober-November 2019. November 2019 mulai terlihat agak sideways setelah naik banyak (lihat tanda persegi pertama). 

2020: Kenaikan tren terjadi di bulan Oktober-Desember 2020.  

Kalau kita perhatikan secara historis, terjadi tren turun yang cukup tajam sebelum memulai bullish reversal. Well, tahun ini SMGR dan INTP memulai tren yang sama, yaitu diawali dengan tren turun yang cukup tajam. 

Dari analisa chart SMGR dan INTP dapat kita lihat saham-saham tersebut memulai tren naik setelah bearish pada bulan yang kurang lebih sama. 

Catatan: Tren historis memang tidak selalu terulang, tetapi bisa dijadikan sebagai benchmark untuk analisa saham, dan melihat potensi kecenderungan arah perubahan tren di bulan-bulan tertentu. 

Analisa sektoral dan kombinasi tren historis ini bisa membuat trader lebih peka terhadap potensi tren / perubahan tren yang terbentuk pada harga saham tertentu. Apalagi kalau tren historis selalu terulang setiap tahun, maka kemungkinan potensi pergerakan tren terulang akan semakin besar. 

Analisa sektoral dan tren historis ini sebaiknya dilakukan untuk saham-saham yang likuid, yang merupakan saham-saham market leader di sektornya. Pergerakan saham-saham likuid / market leader biasanya pola atau siklusnya lebih teratur dan seringkali mengikuti arah market. 

Sedangkan pada saham-saham gorengan / saham small cap, analisa pergerakan tren historis seringkali tidak bisa dijadikan sebagai benchmark buat analisa, karena pergerakan harganya cenderung lebih random dan tidak mengikut arah pergerakan market (IHSG). 

Ini beberapa tips dari saya yang bisa jadi pertimbangan: Kalau anda menemukan sektor-sektor saham tertentu yang lagi turun banyak, atau ketika banyak sektor saham yang sudah naik, tapi ada sektor yang masih turun sendiri... 

Anda bisa mulai pantau dan analisa sahamnya. Pilih saham-saham market leadernya (yang punya fundamental mapan dan market cap besar). Lalu anda bisa analisa tren historis harga sahamnya seperti yang kita ulas contohnya di pos ini. 

Anda bisa ambil tren minimal 3 tahun kebelakang untuk melihat pada bulan-bulan apa saja saham tersebut mulai naik. Anda juga bisa kombinasikan dengan analisa fundamental mikro (analisa laporan keuangan, valuasi0 dan analisa fundamental makro.

Buat anda yang ingin mengincar saham yang sektornya lagi turun, anda bisa pertimbangkan untuk menerapkan strategi beli bertahap / akumulasi. Jadi anda bisa menerapkan averaging, misalnya membeli 10% dulu, lalu ketika turun anda bisa menambah porsi saham 15% lagi. Anda bisa baca tentang strategi averaging disini: Strategi Averaging Down Saham yang Benar. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.