Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Belajar Saham: Analisis Sektor Saham Unggulan

El Heze

Di Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah sektor saham kurang lebih terdiri dari 10 sektor saham. Anda bisa baca-baca kembali disini: 10 Sektor Saham di Bursa Efek Indonesia. Sektor saham juga dibagi menjadi beberapa sub sektor saham. 


Misalnya sektor tambang. Di sektor tambang dibagi menjadi beberapa sub sektor seperti batu bara, minyak & gas bumi, penambangan logam & mineral. Tentu saja, tidak semua saham di satu sektor adalah saham-saham yang bagus atau likuid. 

Apalagi jumlah saham di tiap sektor cukup banyak. Melihat saham satu per satu di tiap sektor terkadang memakan banyak waktu, terutama buat trader yang tidak memiliki banyak waktu buat memantau saham. 

Oleh karena itu, buat anda yang sedang menganalisa sektor saham tertentu untuk trading atau screening, anda bisa pertimbangkan untuk memprioritaskan saham-saham unggulan di setiap sektor. Berikut saham-saham unggulan di tiap sektor: 
  • Properti: BSDE, SMRA, CTRA, PWON 
  • Batu bara: ADRO, PTBA, INDY, HRUM 
  • Bank: BBNI, BBRI, BMRI, BBCA 
  • Otomotif: ASII 
  • Pakan ternak: CPIN, JPFA 
  • Perkebunan: AALI, LSIP
  • Semen: SMGR, INTP
  • Konstruksi: WIKA, WSKT, PTPP, ADHI
  • Minyak & gas bumi: ELSA, MEDC
  • Penambangan logam & mineral: ANTM, TINS, INCO, MDKA 
  • Makanan & minuman: INDF, ICBP
Yang dimaksud dengan "saham unggulan" bukanlah saham yang mahal. Saham unggulan adalah saham-saham yang memiliki kinerja fundamental unggul / market leader di sektornya. Selain itu pergerakan harga sahamnya relatif lebih likuid dan market capnya lebih besar di satu sektornya. 

Sehingga saham-saham ini seringkali menjadi benchmark bagi trader dan investor. Saham-saham unggulan ini biasanya pada saat sektor tersebut lagi naik (karena ada sentimen positif atau faktor technical rebound), saham-saham tersebut biasanya akan naik duluan, kemudian baru diikuti oleh saham-saham yang market cap-nya lebih kecil. Misalnya saham-saham mining yang sempat naik banyak selama 1 mingguan:


Ketika saham sektor mining naik, saham yang mulai naik duluan adalah ADRO dan TPBA sebagai market leadernya: 

ADRO

PTBA

Lalu diikuti oleh kenaikan INDY, HRUM. Dna saham UNTR juga ikut naik, karena core business UNTR berkaitan dengan alat berat untuk kegiatan batu bara. Kemudian disusul dengan kenaikan saham-saham mining yang market cap-nya lebih kecil seperti DOID, KKGI: 

DOID

Perhatikan, secara secondary tren, DOID membentuk tren naik, tetapi kenaikan saham DOID tidak se-lama atau secepat ADRO dan PTBA ketika sektor mining lagi naik. Market leader-nya (ADRO) menjadi benchmark bagi para trader dan investor ketika sektor mining sudah bagus, baik dari segi chart maupun sentimen positif di market. 

Setelah market leadernya mulai naik, banyak para trader ritel, market maker yang mulai masuk di saham-saham satu sektornya yang market cap-nya lebih kecil. Apalagi kalau ada saham di satu sektor yang belum manggung, market maker biasanya akan menaikkan harga sahamnya. 

Analisa sektor saham unggulan ini juga bisa jadi strategi trading. Kalau ada saham di satu sektor lagi naik tinggi tetapi saham-saham unggulan lainnya belum manggung, kemungkinan besar saham yang belum manggung ini akan giliran naik. 

Contohnya, di web Saham Gain halaman: Rekomendasi Saham, kita pernah watchlist saham WSKT, di mana saham-saham konstruksi seperti WIKA, PTPP, ADHI sudah naik tinggi. Cuma WSKT yang belum manggung. Dan akhirnya tidak lama kemudian saham WSKT naik 8% lebih menyusul pergerakan sektornya: 


Anda bisa perhatikan perbandingan antara WIKA (chart bawah) dan WSKT (chart atas). WIKA trennyasudah naik duluan. Tapi WSKT masih sideways di harga bawah. Tidak lama kemudian, pergerakan WSKT menyusul naik pergerakan WIKA, dan saat itu juga naik menyusul saham2 konstruksi lainnya seperti PTPP. 

Demikian juga hal ini sering terjadi di saham2 sektor lain seperti sektor properti misalnya. Market leader sektor properti yaitu BSDE, SMRA, PWON, CTRA geraknya seringkali mengikuti. Ketika saham-saham properti seperti BSDE, SMRA naik tinggi, tapi saham2 lainnya seperti PWON CTRA malah bergerak sebaliknya.

Biasanya tidak lama kemudian saham-saham properti lainnya akan menyusul naik setelahnya. Dengan kata lain, pergerakan market leader bisa menjadi SINYAL agar anda lebih peka terhadap POTENSI pergerakan di sektor tersebut. 

Saham-saham di satu sektor yang masih sideways, turun dan tiba-tiba saham market leadernya naik signifikan, ini bisa menjadi sinyal kalau saham-saham di sektor tersebut ada potensi untuk naik dalam jangka pendek mengikuti pergerakan market leadernya. 

Jadi dengan lebih peka menganalisa pergerakan saham di satu sektor, khususnya saham-saham market leadernya dan combine dengan analisa teknikal, anda bisa memanfaatkan profit dari kenaikan saham-saham tersebut. 

Semoga menginspirasi.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.