Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham Blue Chip

El Heze

Saham blue chip dikenal sebagai saham dengan market cap besar (big caps), dengan nilai kapitalisasi pasar diatas 100 triliun. Saham blue chip di Indonesia jumlahnya tidak terlalu banyak, hanya sekitar belasan. 


Beberapa contoh saham blue chip di Indonesia misalnya TLKM, BBRI, BBCA, INDF, ICBP, GGRM, BBNI, BMRI, HMSP, KLBF, TPIA, ASII, SMGR dan lain-lain. 

Saham blue chip biasanya juga merupakan market leader di sektor industrinya. Jadi meskipun ada saham yang market cap-nya sedikit dibawah 100 triliun, namun perusahaan tersebut adalah market leader, biasanya akan disebut sebagai saham blue chip juga. 

Meskipun jumlah saham blue chip tidak terlalu banyak, saham-saham blue chip adalah saham yang bagus untuk ditradingkan maupun untuk investasi jangka panjang. 

Hal ini karena saham-saham blue chip punya likuiditas yang tinggi, sehingga pola pergerakannya lebih mudah dianalisa, dan saham-saham blue chip juga mudah rebound setelah turun. 

Anggapan-anggapan bahwa saham blue chip adalah saham yang stagnan dan sulit naik adalah anggapan yang kurang tepat. Membeli saham blue chip memang harus ada strateginya, karena tipe dan karateristik pergerakan saham blue chip, saham second liner dan saham gorengan berbeda. 

Untuk anda yang ingin beli saham blue chip, anda bisa pertimbangkan untuk menerapkan beberapa strategi berikut untuk mendapatkan profit lebih maksimal:

1. Saham blue chip bisa dikombinasikan dengan momentum market / IHSG 

Karena saham blue chip adalah saham dengan market cap besar, maka saham blue chip dapat memberikan pengaruh yang besar ke IHSG. Pergerakan saham blue chip umumnya relatif mengikut pergerakan IHSG. 

Kalau IHSG lagi merah / turun, maka saham-saham di market yang turun duluan adalah saham blue chip. Sebaliknya, kalau IHSG sedang hijau atau sudah rebound, saham-saham blue chip biasanya akan rebound juga. 

Hal ini karena saham-saham blue chip kurang lebih merupakan cermin dari IHSG. Jadi kalau anda ingin trading di saham blue chip, ada baiknya anda perhatikan juga kondisi IHSG saat itu. 

Jika IHSG sedang merah padam, anda bisa wait and see atau menunggu saham-saham blue chip anda mulai rebound, atau membeli dengan modal kecil dulu di harga support. 

Perhatikan pola IHSG, di mana IHSG umumnya akan rebound-koreksi selama 2-4 harian dalam kondisi market normal. Kalau IHSG sudah naik 2-4 harian, IHSG akan diikuti dengan koreksi 2-4 harian. Siklus jangka pendek ini biasanya akan terulang. 

Jadi ketika IHSG lagi koreksi, sebaiknya anda tidak terburu membeli saham blue chip dengan modal full power. Anda bisa menunggu koreksi reda, atau momentum rebound untuk buy on weakness.  

Dengan cara ini, anda bisa meminimalkan risiko saham nyangkut di harga pucuk. Anda bisa membeli saham di harga murah ketika turun, dan menjual profit lebih cepat ketika saham anda sudah naik. 

Karena saham blue chip pergerakannya relatif mengikut IHSG, ada baiknya anda juga memperhatikan momen IHSG jika ingin trading di saham blue chip. 

Pelajari juga cara-cara menemukan saham yang sudah murah dan diskon secara teknikal yang berpotensi naik disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

2. Saham blue chip mudah terpengaruh sentimen / berita 

Perlu anda ketahui bahwa saham-saham blue chip relatif mudah terpengaruh oleh sentimen dan berita-berita di market. Penurunan laba bersih emiten, sentimen negatif di market (misalnya terjadi penurunan GDP), hal ini akan membuat saham-saham blue chip mudah koreksi / turun. 

Pengumuman corporate action seperti dividen, misalnya memasuki ex date dividen, biasanya saham-saham blue chip yang rajin bagi dividen harga sahamnya akan turun drastis. 

Tapi karena saham blue chip naiknya cepat, justru jika saham2 blue chip turun karena sentimen negatif, anda bisa manfaatkan untuk membeli saham2 blue chip di harga murah. 

Beberapa saham blue chip seperti BBRI, BBCA, BMRI, ASII, TLKM adalah saham-saham blue chip yang fluktuatif harganya relatif cepat di market.

Sebaliknya, jika market banyak sentimen positif dan banyak saham blue chip yang sudah murah harganya, maka anda bisa simpan saham-saham anda lebih lama. 

Saham blue chip bukanlah saham yang harganya selalu stagnan. Momentum dan sentimen market bisa memberikan pengaruh besar pada saham blue chip, dan tentu saja memberikan peluang profit untuk trader. 

Kalau saham-saham blue chip turun, koreksi atau bahkan sedang jatuh, jangan panik, cemas atau takut. Ambillah kesempatan untuk membeli saham-saham blue chip pada harga diskon.

3. Tidak semua saham blue chip naik di waktu yang sama 

Anda juga perlu melakukan screening sebelum membeli saham blue chip. Tidak semua saham blue chip naik di waktu yang sama. Demikian pula sebaliknya. Ada saham blue chip yang sektornya lagi lesu. 

Hal ini membuat saham-saham blue chip di sektor yang lagi lesu harganya turun terus. Sebagai contoh, saham-saham consumer goods di sektor rokok seperti HMSP dan GGRM yang tren sahamnya sempat jatuh. 

Ada saham blue chip yang valuasinya sudah terlalu mahal, tren-nya turun terus, dan kinerjanya sedang turun. Contohnya seperti saham UNVR: 

Beli Saham Blue Chip

Di saat saham-saham blue chip lainnya fluktuatifnya masih relatif bagus, saham UNVR tren-nya justru turun. Jadi untuk yang ingin beli saham blue chip, anda juga harus perhatikan ANALISIS TEKNIKAL dan momentum market. 

Toh screening saham-saham blue chip tidak butuh waktu lama, karena jumlah saham blue chip di market tidak terlalu banyak. 

Itulah beberapa strategi beli saham blue chip untuk trading, di mana strategi2 ini juga penulis terapkan sendiri di market. Dalam mengatur portofolio trading, ada baiknya anda juga diverisifikasi dengan saham-saham second liner. 

Karena variasi saham second liner lebih banyak, sehingga anda punya lebih banyak pilihan saham buat trading. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.