Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Indikator Volume Saham

Dalam analisa teknikal, ada banyak indikator saham yang bisa digunakan untuk melihat sinyal beli jual, maupun indikator "alat bantu" menentukan harga support resisten dan tren suatu saham. 


Ada satu indikator teknikal yang berfungsi untuk melihat likuiditas suatu saham dan kestabilan transaksi market. Indikator tersebut adalah INDIKATOR VOLUME. Indikator volume terkadang diabaikan oleh para trader, padahal volume sangat penting untuk mengetahui likuiditas dan kualitas suatu saham. 

Ketika anda setting indikator teknikal, ada baiknya selain menggunakan indikator leading (Seperti Stochastic, RSI) dan indikator leading (Seperti Bollinger Bands, Moving Average), jangan lupa untuk menambahkan indikator volume. 

INDIKATOR VOLUME SAHAM 

Dalam analisis teknikal, indikator volume ditampilkan dalam bentuk seperti bar. Dan posisi indikator volume biasanya berada dibawah posisi historis candlestick. Setiap software online trading pasti menyediakan tampilan untuk indikator volume. Berikut contoh tampilan indikator volume di chart: 

Indikator Volume Saham

Perhatikan tanda persegi. Yap, itulah indiktor. Anda mungkin bertanya: Memang apa gunanya volume, kan bentuknya hanya seperti garis bar? 

Jangan salah, indikator volume memiliki banyak manfaat untuk anda. Ada beberapa manfaat indikator volume dalam trading saham, yaitu sebagai berikut: 

1. Melihat likuid tidaknya harga saham 

Volume berfungsi untuk melihat ke-stabilan transaksi perdagangan saham. Kalau bar pada indikator volume bergerak stabil, itu artinya saham tersebut likuid. Contohnya seperti pada chart diatas yaitu saham TLKM. 

Anda bisa perhatikan bar volumenya selalu terlihat, dan cukup stabil. Walaupun terkadang ada bar volume yang tinggi dan rendah, tetapi secara overall, bar volumenya terlihat rapi. Ini artinya saham tersebut banyak ditransaksikan dan fluktuatifnya bagus. 

Sedangkan kalau bar volume sangat beraturan. Terkadang bar volume tinggi, dan terkadang bar volume rendah, hal ini menunjukkan bahwa pergerakan harga saham tidak stabil. Contohnya perhatikan chart  dan volume saham WINS berikut: 


Perhatikan volume saham WINS, di mana terkadang bar volume terlihat tinggi (persegi). Tetapi di satu sisi volume seringkali hilang (lingkaran). Ini menunjukkan bahwa saham WINS terkadang banyak ditransaksikan. Namun di saat-saat tertentu tiba2 cenderung sepi transaksi.

Saham-saham yang memiliki pergerakan volume tidak stabil biasanya adalah saham gorengan. Sehingga volume juga bisa digunakan sebagai salah satu analisa untuk melihat saham yang pergerakannya stabil dan tidak. 

Catatan: Analisa volume juga bisa dikombinasikan dengan analisa tape reading untuk menganalisa fluktuatif harga dan likuiditas bid offer saham. Anda bisa pelajari tentang analisa tape reading disini: Tape Reading Saham PDF. 

2. "Alat bantu" melihat sinyal saham jangka pendek 

Naik turunnya volume disertai pergerakan harga saham bisa memberikan sinyal tertentu pada trader. Pada umumnya, volume akan bergerak dalam kondisi berikut: 

Harga saham naik, volume naik = Saham cenderung bullish 
Harga saham naik, volume turun = Saham cenderung bearish
Harga saham turun, volume naik = Saham cenderung bearish 
Harga saham turun, volume turun = Saham cenderung bullish 

Saat saham naik disertai kenaikan volume signifikan, maka harga saham jangka pendek berpotensi naik, karena ketika saham naik dan volume meningkat, artinya terjadi euforia market. 

Saat saham naik, tapi volume turun, maka harga saham jangka pendek berpotensi turun, karena ketika saham naik tetapi diikuti penurunan volume signifikan, berarti euforia pasar mulai menurun. 

Saat saham turun dan volume naik signifikan, harga saham jangka pendek berpotensi turun, karena bisa jadi masih terjadi aksi panic selling yang cukup besar, sehingga bisa menghambat potensi kenaikan harga saham secara maksimal. 

Saat saham turun dan volume ikut turun, artinya panic selling sudah mulai reda, sehingga saham berpotensi rebound dalam jangka pendek.  

Namun analisa volume ini tidak bisa berdiri sendiri, karena analisa volume dan harga saham bisa terjadi sebaliknya. Maka dari itu, analisa volume juga harus dikombinasikan dengan analisa-analisa teknikal lainnya, seperti indikator, support resisten, chart pattern dan lain-lain. 

Kesimpulannya, dalam trading saham anda sebaiknya menambahkan indikator volume. Karena terkadang tanpa volume kita kesulitan melihat likuiditas dan ke-stabilan transaksi suatu saham. Nah, adanya volume bisa memudahkan untuk melihat hal-hal tersebut. 

Saya pribadi lebih banyak menggunakan indikator volume untuk melihat kestabilan transaksi harga saham pada chart. Kalau ada saham-saham yang bar volume-nya sangat kecil / rendah dan pergerakan bid offernya cenderung lambat atau bid offernya sedikit, saya akan cenderung menghindari saham tersebut. 

Karena saham-saham yang likuiditasnya rendah, risikonya lebih besar untuk trading. Volume juga sering saya kombinasikan dengan analisa chart untuk meyakinkan sinyal trading. 

Misalnya kalau ada saham yang closingnya merah (turun) dan ada penurunan volume signifikan didukung indikator yang bagus, maka saya lebih yakin untuk trading sahamnya, karena bisa jadi tekanan jual di saham tersebut sudah mulai reda. 

Pelajari juga strategi-strategi full analisis teknikal, dan kombinasi analisa teknikal untuk trading yang bisa diterapkan langsung di market pada praktik-praktik berikut: Ebook Full Praktik Trading Saham.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.