Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Rasio Keuangan & Jenis-Jenisnya

Kalau anda belajar analisa laporan keuangan (Analisa fundamental), anda juga harus mendalami dan memahami analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan analisa pelengkap laporan keuangan. 


Dengan analisis rasio keuangan, anda bisa melakukan analisa laporan keuangan yang lebih luas dan detail, karena analisa rasio keuangan membandingkan akun-akun antar pos dalam laporan keuangan, sehingga dari rasio keuangan, anda bisa melakukan analisa efektifitas kinerja perusahaan di bagian-bagian tertentu.

Beberapa analisa rasio keuangan juga menjadi tolok ukur investor untuk menilai kinerja dan prospek perusahaan dari segi kuantitatif. 

Namun, jumlah analisa rasio keuangan ada puluhan. Untuk pemula yang baru mempelajari analisis laporan keuangan, anda mungkin masih bingung cara menginterpretasikan rasio keuangan yang jumlahnya cukup banyak. 

Oleh karena itu, di pos ini kita akan membahas jenis-jenis analisis rasio keuangan. Karena ini adalah web tentang saham (trading & investasi), tentu saja kita juga akan membahas analisa-analisa rasio keuangan apa saja yang paling penting dan sering digunakan oleh investor saham. 

Dalam analisis fundamental, terdapat 5 jenis analisis rasio keuangan, yaitu sebagai berikut:  

1. Rasio Likuiditas 

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancar (utang jangka pendek / utang dengan jatuh tempo dibawah 1 tahun), dan mengukur kesehatan aset lancar yang dimiliki.

Rasio likuiditas bisa dilihat dengan cara membandingkan jumlah aset lancar dengan kewajiban lancar atau disebut dengan CURRENT RATIO. Selain current ratio, ada beberapa analisa rasio likuiditas yang lain. Beberapa analisis rasio likuiditas bisa anda pelajari disini: 
Rasio likuiditas sangat penting karena likuiditas melihat seberapa besar kecukupan aset lancar yang dimiliki perusahaan untuk melunasi seluruh kewajiban lancar yang akan jatuh tempo. 

Seperti kita ketahui, aset lancar perusahaan antara lain adalah kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, persediaan, dan lain-lain. Aset lancar merupakan aset yang siap digunakan sewaktu-waktu untuk kebutuhan operasional. 

Kalau perusahaan yang memiliki kecukupan aset lancar untuk membayar utang-utangnya, perusahaan berpotensi terkena risiko pailit. Umumnya, rasio likuiditas yang bagus yaitu current ratio, quick ratio dan cash ratio yang bagus adalah rasio yang nilainya diatas 1. 

Rasio likuiditas dengan nilai diatas 1 artinya perusahaan memiliki nilai aset lancar lebih besar dibandingkan kewajiban lancar, sehingga perusahaan memiliki aset yang cukup untuk melunasi seluruh utang-utang jangka pendeknya.

Analisis rasio likuiditas yang sering digunakan atau menjadi tolok ukur investor saham adalah CURRENT RATIO, yaitu rasio likuiditas yang membandingkan aset lancar total dengan kewajiban lancar total. 

2. Rasio Solvabilitas / Leverage 

Rasio solvabilitas merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban-nya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. 

Rasio solvabilitas juga menunjukkan analisa penggunaan struktur modal: Apakah perusahaan lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas (Modal sendiri). 

Jangan sampai perusahaan memililiki utang yang terlalu besar, sehingga perusahaan kesulitan untuk melunasi utang-utangnya. Utang yang besar juga menunjukkan manajemen solvabilitas yang buruk. Utang terlalu besar juga menimbulkan risiko membengaknya beban bunga yang dapat menggerus profitabilitas. 

Rasio utang yang terlalu besar, bisa menimbulkan risiko pailit bagi perusahaan. Berikut beberapa analisis rasio solvabilitas dalam rasio keuangan: 
Rasio solvabilitas yang bagus adalah rasio solvabilitas yang semakin besar. Semakin besar solvabilitas, berarti perusahaan memiliki aset yang semakin besar, atau utang perusahaan kecil (Lebih banyak menggunakan ekuitas), sehingga perusahaan dapat dikatakan SOLVABEL. 

Dalam analisis rasio keuangan, anda harus menganalisa solvabilitas dan likuiditas. Karena perusahaan yang solvabel, belum tentu likuid. Demikian juga sebaliknya. Perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang solvabel dan likuid, karena ini artinya perusahaan memiliki keuangan yang sehat. 

Analisa rasio solvabilitas yang banyak digunakan investor sebagai tolok ukur solvabilitas perusahaan adalah DEBT TO EQUITY RATIO (DER). DER yang terlalu besar seringkali membuat investor menjual saham tersebut, karena DER besar meningkatkan risiko pailit.  

3. Rasio Profitabilitas (Rentabilitas)

Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan / profit. Hidup perusahaan sangat tergantung dari PROFIT, karena tanpa perusahaan perusahaan tidak akan bisa melanjutkan operasional usaha. 

Oleh karena itu, rasio profitabilitas adalah rasio yang harus menjadi perhatian investor. Apalagi tipe investor saham di Indonesia sering menggunakan ukuran bottom line alias laba bersih sebagai tolok ukur kinerja perusahaan. Ada beberapa analisis rasio keuangan profitabilitas yang sering digunakan yaitu:  
Rasio profitabilitas yang sering digunakan investor sebagai tolok ukur kinerja profitabilitas umumnya adalah rasio Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS). Rasio-rasio tersebut selain menunjukkan kemampuan profitabilitas, juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham. 

Sehingga perusahaan dengan ROE dan EPS yang besar dibandingkan rata-rata sektor jauh lebih menarik untuk investor. 

4. Rasio Aktivitas / Efisiensi 

Rasio aktivitas atau rasio efisiensi adalah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-aset yang dimiliki. Atau mengukur efektifitas penggunaan sumber daya perusahaan.

Rasio aktivitas penting untuk investor, karena tentu saja anda tidak mungkin mau berinvestasi pada perusahaan yang tidak mampu mengelola sumber dayanya dengan baik. 

Jadi dalam operasional, perusahaan harus bisa memutar aset, piutang, persediaan dan utang-nya dengan baik. Hal ini nantinya juga mempengaruhi kinerja fundamental perusahaan. 

Berikut beberapa rasio aktivitas / rasio efisiensi yang sering digunakan dalam rasio keuangan: 
Beberapa rasio aktivitas yang sering digunakan sebagai tolok ukur investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah perputaran piutang usaha dan perputaran utang usaha, karena kedua rasio ini juga menunjukkan kemampuan likuiditas dan solvabilitas perusahaan. 

5. Rasio Pasar 

Rasio pasar adalah analisa rasio yang menunjukkan kinerja saham dan analisa valuasi harga saham. Dengan kata lain, rasio pasar adalah rasio yang digunakan investor untuk menilai layak tidaknya harga saham perusahaan untuk dibeli berdasarkan kinerja sahamnya di pasar modal. 

Rasio penting sangat berguna bagi investor sebagai dasar buat melihat valuasi harga saham. Hal ini karena ada saham-saham yang harganya murah dan saham2 yang harganya sudah mahal. 

Untuk mengetahui murah mahalnya harga saham secara fundamental, anda bisa menilainya dengan analisis rasio pasar tersebut. Perusahaan dengan fundamental bagus dan valuasinya murah, saham tersebut pasti akan lebih menarik di market. 

Sebaliknya, perusahaan yang valuasinya sudah terlalu mahal risikonya besar, karena harga sahamnya dalam jangka panjang berpotensi bergerak stagnan atau turun. Rasio pasar adalah analisa pelengkap dari keempat analisa rasio sebelumnya. 

Jika anda menemukan perusahaan dengan kinerja bagus, anda bisa melihat bagaimana valuasinya: Apakah secara valuasi sudah layak dibeli atau belum? Apakah harga sahamnya sudah murah atau masih mahal secara fundamental? 

Berikut beberapa analisis rasio pasar yang sering digunakan untuk analisa rasio keuangan: 
Analisa rasio pasar yang paling banyak digunakan investor saham adalah Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). Yap, rasio-rasio ini adalah rasio paling umum dan perhitungannya juga sederhana, sehingga seringkali menjadi tolok ukur valuasi saham perusahaan. 

Itulah penjelasan tentang analisis rasio keuangan dalam analisa fundamental (Analisa laporan keuangan) beserta jenis-jenis analisis rasio keuangan. Faktanya, rasio keuangan itu jumlah ada puluhan, seperti yang anda lihat pada contoh-contoh diatas, dan masih ada lagi analisa rasio keuangan lainnya. 

Tetapi pada dasarnya, analisa rasio keuangan hanya dibagi menjadi 5 rasio keuangan tersebut. Supaya anda tidak bingung memilih analisa rasio keuangan, anda bisa fokuskan pada beberapa analisa rasio keuangan yang paling sering digunakan sebagai patokan investor untuk menilai kinerja perusahaan. 

Analisa-analisa rasio yang kita bahas diatas tadi yaitu current ratio, Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), perputaran piutang dan utang, Price Earning Ratio (PER) atau Price to Book Value (PBV) adalah rasio-rasio keuangan yang sering digunakan investor sebagai dasar untuk menilai sehat tidak kinerja perusahaan dan valuasi saham. 

Jika kita rangkum, berikut 5 jenis analisis rasio keuangan dalam analisa fundamental saham: 
Analisis Rasio Keuangan

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.