Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Rasio Keuangan: Rumus Fixed Charge Coverage Ratio

Dalam analisa fundamental, khususnya rasio keuangan, kita mengenal adanya Fixed Charge Coverage Ratio. Atau dalam Bahasa Indonesia adalah rasio cakupan biaya tetap. 


Fixed charge coverage ratio atau rasio cakupan biaya tetap adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh beban tetap dibandingkan dengan laba operasi (laba sebelum pajak & bunga / EBIT). 

Yang termasuk  biaya tetap di laporan keuangan perusahaan antara lain adalah: Beban sewa, beban asuransi, biaya dividen saham preferen, beban penyusutan & amortisasi dan lain-lain. 

Pada pos sebelumnya: Analisis Fundamental: Apa Itu Interest Coverage Ratio? Kita sudah membahas tentang rasio cakupan bunga. Fixed charge coverage ratio ini sebenarnya merupakan pengembangan dari rasio cakupan bunga. 

Kalau rasio cakupan bunga melihat kemampuan perusahaan dalam membayar beban bunga, maka rasio cakupan biaya tetap melihat kemampuan perusahaan untuk membayar biaya-biaya tetapnya selain beban bunga dan pajak. 

RUMUS FIXED CHARGE COVERAGE RATIO 

Rumus fixed charfe coverage ratio (Ratio cakupan biaya tetap) adalah sebagai berikut: 

Rumus Fixed Charge Coverage Ratio

Biaya tetap adalah beban sewa, beban depresiasi, beban asuransi dan lain-lain sebelum pajak. Sedangkan EBIT adalah Earnig Before Interest and Tax alias laba sebelum pajak dan bunga. Angka-angka ini semuanya bisa dilihat pada laporan laba rugi perusahaan. Nanti kita akan bahas studi kasusnya.

KEGUNAAN RASIO CAKUPAN BIAYA TETAP 

Biaya tetap adalah komponen biaya yang tentu saja akan mengurangi laba bersih perusahaan. Semakin besar biaya tetap, maka perusahaan harus menyisihkan laba bersih untuk membayar seluruh biayanya. 

Kegunaan rasio ini adalah untuk menganalisa: Jangan sampai beban tetap perusahaan tinggi, misalnya perusahaan memiliki beban sewa yang sangat besar, sehingga mengganggu kelancaran keuangan perusahaan. Biaya tetap yang terlalu besar juga menunjukkkan bahwa perusahaan tidak bisa mengelola beban-bebannya dengan baik. 

Perusahaan memang perlu melakukan analisa kesehatan beban bunga, analisa beban operasional. Namun perusahaan juga tidak boleh mengabaikan analisa beban tetap, supaya perusahaan dapat mengontrol efisiensi seluruh biaya. 

INTERPRETASI FIXED CHARGE COVERAGE RATIO 

Fixed charge coverage ratio memberikan informasi pada perusahaan, investor dan kreditor mengenai kemampuan perusahaan dalam membayar biaya tetap. Semakin tinggi angka rasio cakupan biaya tetap, berarti semakin bagus rasio tersebut. 

Artinya semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar beban-beban tetap-nya menggunakan laba yang dihasilkan. Dengan kata lain, biaya tetap bukan menjadi masalah bagi perusahaan. 

Sebaliknya, semakin kecil fixed charge coverage ratio, artinya semakin kecil kemampuan perusahaan dalam membayar beban tetapnya. Jika beban tetap sampai menggerus laba bersih, berarti perusahaan memiliki manajemen biaya yang kurang baik. 

Fixed charge coverage ratio yang tinggi juga meningkatkan salah satu ukuran kepercayaan kreditur untuk memberikan kredit (pinjaman) pada perusahaan, karena tingginya rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan manajemen biaya, sehingga terhindar dari risiko keuangan.   

CONTOH RASIO CAKUPAN BIAYA TETAP DI LAPORAN KEUANGAN 

Sekarang kita akan masuk ke contoh cara menghitung rasio biaya cakupan tetap di laporan keuangan perusahaan secara riil. Kita akan menggunakan contoh laporan keuangan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Perhatikan laporan laba rugi ICBP berikut: 

***Angka laporan keuangan disajikan dalam Jutaan Rupiah

Angka-angka untuk menghitung fixed charge coverage ratio bisa kita lihat pada laporan laba rugi. Untuk angka EBIT, bisa anda lihat pada Laba Usaha (Laba sebelum pajak dan bunga). Lihat pada tanda persegi hijau, yaitu sebesar Rp9.201.012 dan Rp7.400.117.

Sedangkan buat beban bunga, bisa anda lihat pada tanda persegi kuning. Beban bunga di laporan keuangan terkadang ditulis sebagai beban keuangan. Maknanya sama saja. Pada laporan keuangan jumlahnya sebesar Rp670.545 dan Rp161.444. 

Lalu untuk melihat angka-angkga beban tetap, anda bisa melihatnya pada: Beban Penjualan & Distribusi, Beban Umum & Administasi dan Beban Operasi Lain (tanda persegi biru). 

Namun tidak semua angka-angka tersebut adalah beban tetap. Jadi kita harus melihatnya lagi pada Catatan Atas Laporan Keuangan. Baca juga: Pengertian dan Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan. 

Mengacu laporan keuangan ICBP diatas, kita bisa masuk ke CALK nomor 26 dan 28 untuk melihat komponen-komponen dalam beban-beban tersebut, supaya kita bisa memilah mana saja angka-angka yang termasuk dalam Beban Tetap: 

Klik gambar untuk memperbesar

Pada Beban Umum dan Administrasi, yang termasuk beban tetap adalah Beban Penyusutan atas Aset Tetap, Beban Sewa, dan Penyusutan Atas Aset Hak Guna. 

Klik gambar untuk memperbesar

Pada Beban Penjualan dan Distribusi, yang termasuk beban tetap adalah Penyusutan Atas Aset Tetap, Sewa, Penyusutan Atas Aset Hak Guna. 

Klik gambar untuk memperbesar

Pada Beban Operasi Lain, yang termasuk dalam beban tetap adalah Beban Amortisasi Aset Tak Berwujud, Penyisihan Penurunan Nilai Aset Tetap. 

Oke, berdasarkan angka-angka yang sudah kita temukan diatas, sekarang kita akan masukkan rumus fixed coverage ratio-nya berikut: 


Rasio Cakupan Biaya Tetap

Dengan demikian, didapatkanlah nilai rasio cakupan biaya tetap ICBP tahun ini adalah sebesar 7,6 kali dan 13,4 kali di tahun sebelumnya. Artinya pada periode sebelumnya, laba perusahaan adalah sebesar 13,4 kali dari beban tetap-nya. Perusahaan memiliki kemampuan laba 13,4 kali lebih banyak buat membayar beban-beban tetapnya. 

Angka ini menurun menjadi 7,6 kali, yang berarti terjadi penurunan kemampuan untuk membayar beban tetapnya. 

Pada umumya, nilai rasio diatas 2 kali adalah rasio yang baik, karena itu artinya perusahaan punya pendapatan yang lebih besar untuk melunasi beban-beban tetapnya. Tetapi tetap saja tidak ada angka pasti untuk menilai bagus tidaknya rasio ini. 

Anda harus membandingkannya dengan perusahaan di sektor sejenis. Jika rasio cakupan beban tetap perusahaan lebih tinggi dibandingkan rata2 sektor industri, maka semakin bagus rasionya dan sebaliknya.  

Di satu sisi, Fixed Charge Coverage Ratio bukanlah rasio fundamental yang bisa berdiri sendiri. Anda harus melihat ukuran2 lainnya seperti interest coverage ratio, tren profitabilitas, EPS, ROE, DER, analisa sektor industri sebagai analisa pelengkap untuk melihat kesehatan kinerja perusahaan. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.