Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham ARB & Strategi Trading

Saham-saham yang harganya jatuh dan kena Auto Reject Bawah (ARB) seringkali membuat panik trader, apalagi kalau anda sudah membeli sahamnya. Di sisi lain, saham ARB pun bisa menjadi peluang untuk trader yang belum sempat beli saham tersebut.



Kalau anda belum paham apa itu Auto Reject Bawah (ARB), anda bisa pelajari kembali ulasannya disini: Studi Kasus Saham Auto Reject Bawah dan Arti & Ilustrasi Auto Reject Saham. 

Intinya, saham auto reject bawah (ARB) adalah saham yang mengalami penurunan harga hingga mencapai batas (limit) fraksi harga yang ditetapkan oleh Bursa Efek. 

Saham yang kena ARB berarti harga sahamnya turun drastis hingga tidak ada permintaan beli pada antrian bid offer (hanya orang2 yang antri untuk jual saham tersebut). 

Dari sini sebenarnya kita menyimpulkan bahwa saham yang kena auto reject sebenarnya ada yang "nggak beres" dengan saham tersebut. Karena selama jam trading, saham akan diisi dengan banyak permintaan beli maupun penawaran jual. 

Artinya, saham harusnya nggak akan turun sampai kena ARB. Katakanlah batas ARB suatu saham adalah maksimal turun 7%. 

Bayangkan anda beli saham di hari kemarin dan kemudian saham anda langsung turun 7% keesokan harinya tanpa perlawanan tekanan beli. Kalau saham sudah kena ARB, anda nggak akan bisa jual sahamnya, karena tidak ada permintaan beli.

Satu-satunya cara ya anda harus menunggu ARB-nya mulai reda dan pergerakan sahamnya mulai normal. Baru anda bisa jual saham anda. Penyebab utama saham kena ARB biasanya ada dua:

1. Harga saham digoreng bandar. Saham2 yang paling sering kena ARB biasanya adalah saham2 lapis tiga (gorengan), karena saham gorengan punya likuiditas kecil, sehingga lebih mudah bagi bandar untuk menjatuhkan harganya dengan cara distribusi besar2an.  

2. Selain banyaknya tekanan jual, saham ARB bisa dikarenakan aksi force sell sekuritas pada nasabah (dalam jumlah besar) akibat penggunaan dana margin. 

Hal ini pernah terjadi pada saham-saham ANTM BRIS INAF, di mana saham2 ini naik terus namun setelah mencapai kenaikan drastis sahamnya mengalami ARB 3 hari berturut-turut. Anda bisa lihat contoh chart saham ANTM berikut:   

Saham ARB

Saham2 tersebut kena ARB dikarenakan banyak trader yang ikut-ikutan beli saham tersebut menggunakan dana margin (utang sekuritas), sehingga ketika investor tidak menjual saham sesuai dengan jangka waktu dana pinjaman sekuritas, maka banyak investor kena force sell. Inilah yang menyebabkan saham12 turun secara drastis hingga kena ARB.  

Jadi, apakah saham yang kena ARB adalah saham-saham jelek dan sebaiknya dihindari buat trading? 

Memang mayoritas saham ARB adalah saham yang risikonya tinggi. Tapi dalam praktikknya, memang nggak semua saham ARB adalah saham-saham yang 100% harus dihindari.

Karena ketika suatu saham kena ARB beberapa hari berturut-turut, otomatis saham tersebut menjadi murah (secara teknikal), sehingga ketika saham2 ini sudah mulai murah, kemungkinan besar saham2 tersebut akan diincar lagi oleh trader. 

Anda bisa perhatikan saham ANTM dan BRIS yang berhasil rebound setelah ARB 2-3 hari: 

Saham ANTM

Saham BRIS 

Perhatikan tanda panah. Anda bisa lihat candlestick hijau yang cukup panjang. Hal ini menunjukkan bahwa ada momentum rebound yang kencang dalam sehari, setelah sahamnya kena ARB 3 hari berturut-turut. 

Namun pada hari selanjutnya, saham ANTM dan BRIS kembali turun drastis. Jadi sebenarnya, saham2 ARB pun bisa jadi peluang trading scalping atau harian, dengan cara memanfaatkan momentum rebound setelah ARB. 

Tapi tunggu dulu, nggak semua saham yang kena ARB dapat dikatakan sebagai saham diskon dan bagus buat trading, karena sebenarnya banyak saham ARB yang risikonya besar. Kenaikan / rebound setelah saham kena ARB biasanya juga tidak bertahan lama.  

STRATEGI TRADING SAHAM ARB 

1. Perhatikan kualitas saham yang kena ARB 

Kebanyakan saham yang kena ARB adalah saham2 yang kualitasnya jelek (tidak likuid, saham2 gorengan). Jadi kalau anda ingin memanfaatkan rebound di saham2 ARB, saran saya hindari saham2 gorengan. Banyak saham gorengan yang kena ARB harganya sulit rebound dan tidak se-atraktif sebelumnya.

Namun kalau saham yang kena ARB adalah saham2 likuid, saham2 LQ45, maka biasanya setelah 1-3 hari ARB, akan ada momentum rebound yang tinggi. 

Seperti pada saham ANTM dan BRIS contohnya, di mana setelah 3 hari kena ARB, ada momentum rebound cepat. 

Walaupun ada kemungkinan saham gorengan yang kena ARB sahamnya bisa rebound juga, tetapi risikonya lebih besar. Lebih baik memilih saham yang likuid, karena pergerakan dan pola2nya lebih pasti.

2. Manfaatkan trading ketika tekanan jual mulai reda 

Biasanya saham yang kena ARB (saham-saham likuid), bisa terjadi antara 1-3 hari. Anda bisa manfaatkan trading di saham2 ARB ketika tekanan jual mulai reda. 

Ketika saham kena ARB otomatis sahamnya akan turun drastis di hari itu. Jika keesokan hari penurunan sahamnya sudah tidak se-drastis sebelumnya, atau bahkan mulai naik atau permintaan beli (bid) banyak, biasanya itu adalah pertanda saham akan mulai rebound.

Anda bisa manfaatkan untuk trading pada saat tekanan jual saham sudah mulai reda / tidak sebanyak sebelumnya. 

3. Trading jangka pendek  

Ketahui bahwa di periode2 ARB maupun beberapa hari setelah ARB, suatu saham umumnya memiliki fluktuatif (naik turun) yang lebih cepat. Karena banyak trader yang memanfaatkan juga untuk trading cepat. 

Sehingga, saham2 yang sudah kena ARB (Apalagi kalau harga sahamnya secara chart memang sudah naik tinggi), lebih bagus digunakan sebagai sarana untuk trading jangka pendek (Harian). 

Contohnya pada saham ANTM dan BRIS diatas, di mana setelah rebound keesokan harinya saham mulai turun drastis lagi. Karena di masa2 ARB dan beberapa hari setelah ARB disitu banyak trader yang memanfaatkan momen trading cepat. 

Bagaimanapun juga, saham2 yang kena ARB apalagi kalau secara grafik sahamnya udah naik tinggi (contohnya seperti ANTM dan BRIS), sahamnya akan rentan koreksi.

4. Hindari saham ARB yang tidak likuid 

Saham2 gorengan yang kena ARB sangat berisiko. Ketika ARB terjadi selama beberapa hari berturut-turut, maka saham tersebut bisa kena suspend, sehingga anda tidak bisa menjual sahamnya. 

Jadi hindarilah saham2 gorengan. Jika anda sudah membeli saham dan saham anda kena ARB, anda bisa tunggu sampai saham tersebut tidak ARB, baru anda bisa menjual sahamnya. 

Nah, buat anda yang pernah terjebak membeli saham2 yang kena ARB, hal ini harus anda jadikan sebagai bahan pembelajaran juga. Dalam trading, hindari saham2 yang harganya sudah naik sangat tinggi dalam waktu singkat. 

Saham2 seperti itu sangat berpotensi terkena ARB, dan tentu ketika saham2 sudah kena ARB, anda tidak akan bisa menjual sahamnya sampai pergerakan saham mulai stabil.  

Itulah beberapa tips trading di saham ARB. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.