Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Studi Kasus: Saham Auto Reject Bawah (ARB)

El Heze
Auto Reject Bawah (ARB) merupakan kondisi di mana suatu saham mengalami penurunan secara signifikan dalam satu hari trading Bursa saham, sampai mentok di harga penurunan (persentase) saham maksimal yang ditetapkan Bursa Efek. 

Mengenai mekanisme2 perdagangan saham, anda bisa pelajari disini: Ebook Saham Pemula - Expert. Di pos ini, kita akan pelajari salah satu contoh pergerakan saham yang sudah terlanjur kena ARB di hari itu. 

Bagaimana prediksi / potensi pergerakan suatu saham keesokan harinya yang terkena ARB? Apakah sahamnya besok turun lebih dalam? Atau langsung rebound karena harganya sudah turun banyak? Saham yang kena ARB bisa dikarenakan beberapa faktor utama: 

1. Ada berita negatif yang membuat trader dan terutama bandar menjual sahamnya secara masif dalam waktu singkat. 

2. Saham gorengan. Saham yang kena ARB di pasar saham kita 95% lebih adalah saham2 gorengan, dan banyak diantaranya memiliki volume kecil.   

Kita bahas saham FREN yang pernah kena ARB. Coba lihat grafik FREN dibawah ini: 

Saham FREN
Perhatikan yang saya beri tanda panah merah, di mana FREN terkena ARB. Pada praktik2 saham ARB yang sering saya temui, saham2 yang terkena ARB pada UMUMNYA harganya keesokan hari di sesi opening akan turun 5-7%. Hal ini karena ARB menunjukkan minat pelaku pasar yang sangat tinggi untuk menjual saham. 

Jadi kalau saham kena ARB, kemungkinan besar besok di sesi pembukaan market akan lanjut turun. 

Ingat kata kuncinya: Umumnya. Artinya tidak semua seperti itu. Ada juga saham yang besoknya tiba2 langsung melesat saat dibuka pukul 09:00. Namun seperti yang saya tuliskan, dalam praktiknya sering terjadi saham yang ARB besoknya turun lagi cukup dalam. 

Sekarang kita lihat lagi bagaimana pergerakan FREN keesokan harinya. Lihat candle yang saya kasih tanda lingkaran:

Grafik FREN
Sesi pembukaan, FREN ini langsung turun 6%-an. Memang untuk saham2 ARB, banyak para scalper yang memanfaatkan momen 'nyopet' ini, karena di dalam penurunan saham2 ARB, ada volatilitas yang tinggu. 

Misalnya pada harga saham FREN diatas (lihat kiri atas). FREN dibuka di harga 226. Harga tertingginya 230. Harga terendah 214, dan harga closing (harga sementara di jam itu) adalah 222. 

FREN sempat naik ke harga 230, namun hanya sesaat, setelah itu FREN langsung jatuh ke 214. Tapi tidak lama kemudian, FREN diangkat lagi sampai ke harga 222. Sehingga kita bisa lihat candle FREN terbentuk lower shadow yang

Nah, inilah yang biasanya diincar oleh para scalper. Scalper memanfaatkan membeli saham FREN ketika ada fluktuatif tersebut, yaitu fluktuatif ketika FREN tiba2 mulai naik lagi dari harga 214, 215, 216, dan jual 2-3 poin diatas itu misalnya jual di 220 atau 221. Maka dalam hitungan menit, anda sudah profit. 

Tapi ingat, praktiknya juga tidak semudah itu, karena dalam banyak kasus saham sehari setelah ARB, juga sering terjadi saham yang lagi turun dan mulai naik dari titik bottom-nya, ternyata cuma naik 1-2 poin, dan tidak lama kemudian sahamnya langsung turun lagi lebih banyak. 

Perhatikan pergerakan FREN satu jam kemudian: 


FREN masih melanjutkan penurunannya lagi hingga -13%. Jadi di pos ini, anda sudah mendapatkan gambaran tentang pergerakan saham2 sehari setelah ARB (untuk saham2 yang kena ARB). Untuk anda yang sering bertanya: 

"Pak Heze, saham A hari ini kena ARB. Apakah besok sudah waktunya beli?"
"Pak Heze apa saham B besok masih turun lagi? Apa sudah waktunya 'serok'?"

Saran saya, untuk anda yang tipikalnya lebih suka buy dan tunggu (hold), saham2 ARB tidak saya rekomendasikan untuk anda. Kalau anda menilai saham2 ARB ini sepertinya menarik untuk, anda lebih baik tunggu fluktuatif saham mulai reda dan anda bisa buy. 

Kalau anda tipe SPEKULAN, anda bisa manfaatkan momen 'nyopet' itu tadi. Tapi ingat, anda juga harus disiplin take profit dan cut loss, karena saham2 setelah kena ARB, masih ada potensi jatuh lagi. 

Buat pemula, saya tidak menyarankan untuk coba-coba di saham2 seperti ini karena risikonya sangat besar. Tapi kalau anda punya niat kuat untuk coba beli, belilah dengan modal sekecil mungkin (maksimal 5-10% modal anda), dan batasi take profit serta cut loss. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.