Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Trading Saham: Bottom Reversal

Dalam trading saham, bottom reversal adalah istilah yang sering kita dengar khususnya untuk trader / teknikalis saham. Sebenarnya apa itu bottom reversal? Dan bagaimana penerapannya dalam trading saham?

Dalam Bahasa Indonesia, Bottom artinya bawah (dalam istilah saham mengacu pada harga support). Reversal artinya pembalikan. Jadi bottom reversal adalah pembalikan harga support suatu saham. Apa maksudnya? 

Secara mudahnya, bottom reversal merupakan perubahan tren turun menjadi tren naik. Jadi, pada bottom reversal, harga saham akan berbalik menjadi uptrend setelah harga saham berada dalam tren turun (downtrend) yang cukup tajam. 

Kalau boleh saya katakan, bottom reversal merupakan "lanjutan" dari technical rebound. Technical rebound merupakan kenaikan harga saham sementara (jangka pendek) setelah harganya koreksi. Kalau bottom reversal, kenaikan harganya lebih lama dan bersifat rally (panjang). Pelajari juga: Technical Rebound Saham. 

Poin utama bottom reversal adalah anda harus bisa menemukan saham2 yang harganya sudah DISKON secara analisa teknikal. Termasuk memilih saham2 yang mudah naik, rebound dan reversal.

Saham2 yang sudah murah secara analisa teknikal, dan didukung dengan likuiditas saham yang baik, memiliki peluang reversal yang jauh lebih besar dibandingkan saham2 yang masih belum diskon. Pelajari juga cara-cara mencari saham diskon disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Ada beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk menemukan saham-saham yang sudah berada di harga bottom, dan punya potensi untuk reversal. Anda bisa menggunakan analisa-analisa teknikal:  

1. Chart pattern dan support resisten saham 

Chart pattern merupakan pola-pola yang terbentuk di grafik saham, yang dapat menjadi acuan untuk melihat saham-saham yang punya potensi reversal. Sebagai contoh, pola2 double bottom, cup and handle, triple bottom bisa menjadi indikasi bottom reversal suatu saham.

Selain chart pattern, titik support suatu saham bisa menjadi penentu apakah saham sudah masuk dalam kategori saham yang berada di harga bottom (dan mulai siap untuk reversal) atau belum. Analisa support-resisten dapat dikombinasikan juga dengan chart pattern. 

Disini: Belajar Chart Pattern Saham, saya sudah membahas chart pattern dan praktik2nya untuk trading, yaitu untuk menemukan pattern2 yang sering muncul di grafik yang merupakan pattern bottom reversal. 

2. Moving average (MA)

MA bisa menjadi analisa untuk melihat saham-saham yang punya potensi bottom reversal. Ketika suatu saham turun di titik bottom / support, dan kemudian tertahan di moving average, maka ada potensi reversal di saham tersebut. Sebagai salah satu contoh, perhatikan pergerakan chart ACES berikut: 

Bottom reversal
Pada saat ACES turun, dan tertahan di garis moving average (tanda lingkaran), dan setelah ACES berhasil memantul di area support, then ACES berhasil membentuk pola reversal (dari downtrend bergerak menuju uptrend). 

Sehingga, bottom reversal ini bisa digunakan sebagai salah satu strategi untuk hold / swing trading dan meraup potensi profit lebih besar dalam kurun waktu diatasn 1 minggu. Pelajari juga: Praktik Menemukan Saham untuk Swing Trading.  

3. Sektor saham yang bersangkutan 

Harus diakui bahwa kemampuan saham reversal dari titik bottomnya juga dipengaruhi oleh sektor saham dan kondisi market yang terjadi saat itu. 

Saya ambil satu contoh, pada saat sektor komoditas lagi lesu, kita sering menemukan saham2 mining seperti PTBA, INDY, dkk yang harganya sudah di bottom tetapi saham2 tersebut tidak kujung reversal. Yap, karena sektor yang lagi lesu ini membuat banyak saham komoditas belum banyak diminati, sehingga belum ada pola-pola yang bagus yang bisa menunjukkan sinyal2 reversal. 

Bagaimana contoh bottom reversal di dalam chart? Anda bisa lihat beberapa contoh (yang saya pakai disini adalah saham BBRI dan PGAS: 

Saham BBRI
Perhatikan chart BBRI diatas, terutama yang saya beri tanda lingkaran. Setelah berada di titik bottom, BBRI naik, kemudian koreksi sesaat, dan melanjutkan kenaikannya lagi (fase bullish) dalam waktu yang agak panjang / rally. Itulah contoh reversal di grafik saham. 

Untuk BBRI tersebut, yang saya gunakan diatas adalah analisa Elliot Wave menggunakan 5 gelombang (terutama untuk 3 gelombang pertama untuk menentukan reversal suatu saham). Untuk Elliot Wave, nanti akan saya bahas di pos tersendiri. 

Saham PGAS
Saham PGAS diatas juga menunjukkan pola reversal setelah berada di titik bottom. Pada titik bottom kedua (lingkaran kedua), setelah PGAS membentuk matching low candle dan breakout dari support pertama (lingkaran pertama), PGAS kemudian melanjutkan rally dan memulai fase bullish. 

Itulah strategi trading bottom reversal. Bottom reversal cocok untuk anda yang ingin menyimpan saham untuk mendapatkan profit yang maksimal dalam fase rally suatu saham. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.