Di pos yang sudah kita bahas sebelumnya disini: 4 Momen yang Bagus untuk Beli Saham, saya sudah membahas kapan waktu2 yang bagus untuk anda membeli saham. Nah, di pos ini saya akan menjelaskan beberapa momentum yang tepat untuk menjual saham.
Setelah anda membeli saham, anda harus tahu kapan anda menjual saham atau merealisasikan take profit anda. Berdasarkan pengalaman saya, ada 3 waktu yang tepat bagi anda untuk menjual / ambil untung saham yang sudah anda beli sebelumnya:
1. Saat target untung anda sudah tercapai
Katakanlah anda beli saham CPIN di harga 7.100. Anda mau jual di harga 7.300. Kemudian CPIN anda menyentuh 7.300. Maka, anda harus eksekusi sesuai dengan apa yang sudah anda tetapkan sebelumnya, yaitu jual di harga 7.300 tersebut.
Jadi tidak peduli target jual anda ternyata sudah tersentuh hanya dalam 1 hari, atau besoknya atau seminggu kemudian, kalau anda sudah menetapkan jual di 7.300 dan target anda sudah tercapai, maka anda harus jual. Baca juga: Cara Menentukan Take Profit dan Stop Loss yang Tepat.
Ini yang seringkali diabaikan oleh trader. Banyak trader yang tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham. Padahal setelah membeli saham, anda harus sudah menentukan target jual anda.
Menentukan target jual adalah bagian dari trading plan yang tidak boleh anda abaikan. Kalau anda tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah beli saham. Anda tidak tahu target jual anda, anda bisa berpotensi menjual saham di harga yang salah. Anda mudah terpengaruh dengan saran-saran dari luar yang belum tentu benar. Baca: Panduan Menyusun Trading Plan Saham.
2. Saat saham anda sudah berada di harga puncak / membentuk pola2 koreksi di harga puncak
Jika saham anda sedang naik, kemudian anda melihat bahwa saham anda berpotensi untuk koreksi, saham anda sudah di harga puncak, anda bisa memutuskan untuk take profit dulu, dan beli lagi sahamnya saat sudah koreksi.
Ada banyak pola yang bisa anda gunakan untuk melihat saham2 yang punya potensi turun di ujung tren naik. Saya pernah menuliskan update praktik2nya disini: Praktik Menemukan Saham Naik dan Turun dengan Variasi Support-Resisten.
Jadi khusus untuk anda para trader, anda harus melihat dan mempelajari momentum trading ini. Jangan hold saham terus kalau saham anda sudah naik terlalu tinggi. Jual saham anda saat sudah naik, dan belilah kembali ketika saham anda sudah di harga bawah. Baca juga: Konsep Trading Saham: Beli Saat Mau Naik, Jual Saat Mau Turun.
3. Saat IHSG sudah naik tinggi
Pada saat IHSG sudah naik, IHSG ada potensi untuk koreksi, atau IHSG lagi banyak sentimen2 negatif, maka anda bisa pertimbangkan untuk menjual saham2 anda yang sudah naik sebelumnya. Hal ini sangat berguna ketika anda punya saham2 LQ45, karena mayoritas LQ45 biasanya mengikut pergerakan IHSG.
Semakin pengalaman anda mengamati market, anda akan tahu kondisi2 di mana IHSG sudah naik tinggi. Salah satunya, saat IHSG sudah naik berhari-hari dan mulai ada sentimen negatif, maka biasanya IHSG akan rawan untuk down, walaupun mungkin sentimennya bukanlah sentimen2 yang dampaknya terlalu besar terhadap pasar saham.
3 momen inilah adalah momen yang tepat untuk menjual saham anda. Setidaknya, apa yang saya tulis ini, mengacu pada pengalaman pribadi saya dalam menjalankan trading.
Lalu bagaimana dengan penerapan cut loss? Tentang penerapan cut loss, anda bisa baca pos saya disini: Saham Turun: Pilih Hold atau Cut Loss?
Anda pembaca cerdas kemudian bertanya lebih kritis: "Pak Heze, kalau kita merubah target take profit apa boleh?"
Boleh saja anda merubah target take profit yang anda sudah tetapkan. Tetapi dengan catatan, anda harus punya pertimbangan yang benar2 matang, anda harus punya analisa kenapa anda memutuskan untuk merubah target take profit anda.
Baik anda mau menaikkan ataupun menurunkan target take profit, anda harus punya analisa yang sudah anda lakukan sebelumnya.
Karena mayoritas trader yang suka merubah target take profit, biasanya dikarenakan mereka hanya lebih mengandalkan faktor emosi daripada rasionalitas.
Misalnya, trader yang sering merubah target take profit, dengan menaikkan target keuntungan dikarenakan trader ingin dapat profit lebih, dan lebih. Sebagai contoh, anda beli CPIN di 7.100, dan anda sudah menetapkan jual di 7.300.
Tapi karena CPIN naik cepat ke 7.300, anda mau untung lebih besar. Akhirnya anda menaikkan target untung ke 7.500 tanpa melakukan analisis lebih lanjut (hanya karena terbawa emosi).
Alih-alih untung, saham CPIN anda justru turun lagi dibawah 7.100. Padahal, harusnya tadi anda sudah untung kalau anda jual sesuai target anda. Di pasar saham, hal2 seperti ini sering sekali terjadi.
Jadi dalam take profit, selain anda harus melihat 3 waktu yang tepat ini, perlu juga anda untuk mengatur psikologis trading anda dengan benar.
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.