Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Fundamental: Analisis Rasio Cepat (Quick Ratio)

Dalam analisis fundamental saham, terdapat banyak sekali analisis likuiditas yang dapat digunakan untuk menilai kondisi sehat tidaknya perusahaan. Salah satu analisis likuiditas yang sering digunakan dan menjadi acuan investor adalah rasio lancar (current ratio). Saya pernah membahasnya di pos ini: Analisis Fundamental: Analisis Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar selama ini dianggap sebagai rasio likuiditas yang paling mampu memberikan gambaran ukuran sehat tidaknya perusahaan. Namun, ada satu rasio likuiditas lain yang bisa memberikan gambaran yang tidak kalah akurat, yaitu rasio cepat (quick ratio). 

Rumus rasio cepat sebenarnya hampir sama dengan rasio lancar. Hanya bedanya, rasio cepat tidak memasukkan persediaan dalam perhitungan rasio cepat. Mengapa persediaan tidak dimasukkan? Persediaan memang termasuk dalam aset lancar, tetapi persediaan adalah aset lancar yang paling sulit untuk dicarikan atau dijadikan kas segera. 

Berbeda dengan kas dan setara kas atau piutang jangka pendek yang dapat dengan mudah digunakan dengan segera untuk membayar kewajiban jangka pendek. Perhatikan rumus rasio cepat dibawah ini. 


Oke, sekarang anda sudah mengerti gambaran rasio cepat. Kita masuk pada perhitungan rumus rasio cepat. Untuk perhitungan rasio cepat, saya menggunakan laporan keuangan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) untuk tahun berakhir 31 Desember 2015. Perhatikan tabel rasio cepat ULTJ dibawah ini. 


Dari perhitungan rasio cepat, dapat anda lihat bahwa rasio cepat ULTJ tahun 2015 sebesar 2,43 kali, tahun 2014 sebesar 1,89 kali dan tahun 2013 sebesar 1,63 kali. Rasio cepat ULTJ menunjukkan bahwa kondisi likuiditas ULTJ berada dalam kondisi yang sehat. 

Hal ini dikarenakan rasio cepat ULTJ selalu berada diatas 1 untuk setiap tahun dan mengalami peningkatan setiap tahun. Jika rasio cepat berada diatas 1, artinya aset lancar lebih besar daripada kewajiban lancar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki jumlah aset lancar yang lebih dari cukup untuk melunasi seluruh kewajiban lancar (jangka pendek) yang akan jatuh tempo dengan segera. 

Jika anda menemukan rasio cepat yang berada jauh dibawah 1, anda harus waspadai. Hal ini menunjukkan kemampuan likuiditas perusahaan jelek. Perusahaan yang memiliki kemampuan likuiditas rendah, dapat mengganggu siklus operasional perusahaan. 

Mana yang lebih baik, rasio lancar atau rasio cepat?

Rasio lancar dan rasio cepat memiliki kelebihan dan kekurangan masing2. Rasio lancar bisa menggambarkan kondisi seluruh aset lancar perusahaan. Itulah mengapa rasio lancar sering digunakan. Tetapi rasio cepat memberikan gambaran mengenai "aset lancar perusahaan yang sesungguhnya" karena unsur persediaan dikeluarkan dari perhitungan. 

Ada perusahaan yang memiliki rasio lancar diatas 1, tetapi rasio cepat dibawah 1 karena jumlah persediaan yang menumpuk terlalu banyak. Hal ini tidak baik untuk perusahaan. Saya pribadi dalam menganalisis kondisi kesehatan perusahaan lebih suka menggabungkan kombinasi kedua rasio lancar dan cepat.

Apabila rasio lancar dan rasio cepat berada diatas 1, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki likuiditas yang sehat. Sebaliknya, jika rasio lancar diatas 1, tetapi rasio cepat jauh dibawah 1, hal tersebut bisa mengindikasikan manajemen persediaan perusahaan kurang baik (persediaan terlalu banyak menumpuk).   

4 komentar:

  1. Pak, mau tanya, diartikel di sebutkan kalau QR < 1 sementara CR > 1, berarti perusahaan memiliki persediaan yang menumpuk, apabila ditemukan CR < 1 tetapi QR > 1 , menurut bapak bagaimana ?

    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kayaknya nggak mungkin kalo CR < 1 tapi QR > 1. Kalau CR dibawah 1, pasti QR-nya juga dibawah 1. Logikanya dengan memasukkan persediaan saja CR-nya sudah dibawah 1. Apalagi ketika persediaan dikeluarkan dari perhitungan, pasti QR-nya akan lebih kecil lagi

      Delete
  2. Saya coba menghitung dari LK HEXA Q1 2021 pak, dimana
    Cash Ratio = 53,586,197/72,419,622 = 0.73

    Quick Ratio = (224,983,260 - 110,084,550)/72,419,622 = 1,86

    Didapatkan CR < 1 sedangkan QR > 1 pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh maah, CR yang anda maksud ternyata Cash Ratio. Interpretasi saya tadi Current Ratio (CR).

      Dari kesimpulan likuiditas, bisa dikatakan masih bagus dengan rasio seperti itu, karena meskipun CR<1, tapi QR-nya masih bisa menutup kewajiban jangka pendek secara keseluruhan. Artinya, kalaupun cash perusahaan secara keseluruhan nggak cukup untuk melunasi kewajiban, perusahaan masih punya aset2 lainnya yang bisa dicairkan dalam jangka pendek seperti piutang, investasi jangka pendek dan lain2

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.