Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Fundamental Saham: Return to Equity (ROE) - Part II


ROE dan Dividen

Di Part I, sudah saya jelaskan bahwa ROE yang besar (meningkat) berarti perusahaan mampu memberikan imbal hasil kepada para pemegang saham. Artinya, bisa jadi ROE yang besar berarti perusahaan bisa memberikan DIVIDEN yang besar kepada pemegang saham.

Lho kok bisa begitu Bung Heze? Memangnya apa hubungannya?

Sabar bro.. Saya jelaskan pelan2. Kita mulai membedah sedikit laporan keuangan perusahaan. 

Kalau Anda membuka laporan keuangan perusahaan, tepatnya pada bagian laporan perubahan ekuitas, salah satu komponen ekuitas adalah DIVIDEN. Dividen ini akan dikurangkan dari Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan alias Laba Bersih. Salah satu komponen total saldo laba dalam ekuitas peusahaan adalah laba bersih. Kalau laba bersih perusahaan semakin besar, maka saldo laba perusahaan juga turut mengalami peningkatan. Kalau saldo laba perusahaan naik, maka perusahaan berpeluang membagikan dividen yang besar. 

Silahkan lihat laporan perubahan ekuitas perusahaan ADHI tahun 2011 (terutama yang saya beri stabilo kuning). 
(Klik gambar untuk memperbesar)

Pada laporan perubahan ekuitas diatas, tampak jelas bahwa salah satu pengurang saldo laba (Saldo Laba per 31 Desember 2011) adalah pembayaran dividen itu sendiri. 

[Catatan: Laba bersih yang besar belum tentu diikuti pembgian dividen yang besar. Tidak ada rumus untuk itu, semua tergantung pada kebijakan masing2 perusahaan. Bisa saja, laba besar tetapi dividen yang dibagikan kecil. Pada umumnya, perusahaan yang mengalami kenaikan laba, juga membagikan dividen yang lebih besar pada pemegang saham].

Dividen besar means perusahaan dapat memuaskan kepentingan pemegang saham. Logikanya, semakin besar dividen, maka semakin besar kekayaan pemegang saham. Jika Anda belum mengetahui tentang pengumuman dividen, silahkan baca: Membaca Pengumuman Dividen. 

Lalu apa hubungannya dengan ROE?

Tadi sudah saya tuliskan: "Bisa jadi ROE yang besar berarti perusahaan bisa memberikan DIVIDEN yang besar kepada pemegang saham". Artinya, kalau ROE meningkat karena perusahaan membayar dividen yang besar (membayar kenaikan dividen), sehingga mengurangi komponen ekuitas, maka ROE perusahaan otomatis akan naik. Ingat, jika ekuitas berkurang dan laba naik maka dapat meningkatkan ROE perusahaan. 

Bagaimana jika ekuitas perusahaan besar sekali, tetapi laba perusahaan juga meningkat, tetapi menurunkan nilai ROE? 

Tadi sudah saya jelaskan bahwa salah satu komponen pengurang ekuitas perusahaan adalah dividen itu sendiri. Kalau Anda perhatikan lagi komponen laporan keuangan ADHI diatas, atau kalau Anda perhatikan laporan keuangan emiten, rata2 pengurang dalam komponen ekuitas (saldo laba) adalah pembayaran dividen. 

Jadi, kalau ekuitas besar sekali dan laba perusahaan meningkat tetapi ROE turun, bisa jadi hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak memaksimalkan sumber dayanya untuk membagi dividen yang besar pada investor. Mungkin secara kasat mata dividen yang dibagikan naik, tetapi kalau ekuitas perusahaan besar sekali, perusahaan harusnya mampu membagikan dividen lebih tinggi. 

Tetapi sekali lagi, Anda tidak bisa langsung buru2 menyimpulkan bahwa perusahaan yang nggak mau bagi dividen besar adalah perusahaan yang tidak layak investasi. Perusahaan memiliki hak untuk tidak membagi dividen / membagi dividen kecil, karena perusahaan sedang ekspansi. So, perusahaan yang tidak membagi dividen besar, yang menyebabkan ROE turun, mungkin tidak 100% bisa Anda simpulkan sebagai perusahaan yang buruk. Anda harus tahu motif perusahaan tidak membagi dividen melalui catatan atas laporan keuangan.

Di satu sisi, ekuitas yang besar bisa jadi karena perusahaan melakukan aksi korporasi seperti right issue. Right issue menambah modal perusahaan, sehingga meningkatkan ekuitas. Contoh perusahaan yang melakukan right issue, adalah PT Nippon Indosari Corpindo (ROTI). Sehingga, bisa jadi ROE perusahaan turun karena adanya right issue yang menambah modal perusahaan secara signifikan. Berikut laporan keuangannya (lihat tanda stabilo kuning).  

Klik gambar untuk memperbesar

Jadi itulah pentingnya ROE dalam analisis rasio keuangan, analisis rasio profitabilitas, dan lebih2 analisis fundamental saham (kalau Anda mau investasi saham di perusahaan). ROE begitu penting karena salah satunya menunjukkan sejauh mana ukuran perusahaan mampu memuaskan pemegang saham. Lah kalau perusahaan aja nggak mampu memuaskan Anda sebagai pemegang saham, lebih baik jual saja sahamnya. Iya kan?

2 komentar:

  1. saya mau tanya, kenapa roe turun tetapi harga saham bisa naik?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Harga saham naik yang anda maksud untuk jangka pendek atau jangka panjang?

      Jika untuk jangka pendek, maka ROE sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada harga saham,

      Karena kenaikan harga saham jangka pendek lebih dipengaruhi faktor momentum (teknikal). Sedangkan ROE adalah fundamental.

      Tapi bisa jadi dalam waktu satu tahun meskipun ROE turun harga saham tetap naik. Kenapa demikian? Karena ROE bukanlah satu2nya analisis fundamental.

      ROE memang sangat penting untuk investor tapi ada banyak analisis lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan investor untuk membeli saham. Dua analisis yang sangat populer adalah PER dan PBV.

      Kalau PER perusahaan secara valuasi masih murah dan prospek usaha bagus, meskipun ROE turun, sangat mungkin harga saham naik.

      Selain itu, harga saham naik juga dipengaruhi faktor kualitatif misalnya prospek perusahaan, program pemerintah di sektor tersebut, dan produk perusahaan.

      Jadi ROE bukanlah ukuran yang baku untuk menentukan harga saham perusahaan di masa mendatang.

      Delete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.