Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part III

Baca pos sebelumnya: Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part II. Pos sebelumnya sudah saya jelaskan mengenai prioritas harga dalam supply dan demand di pasar saham. Di pos ini, saya akan menjelaskan mengenai PRIORITAS WAKTU (TIME PRIORITY)

Price priority merupakan antrian order saham yang didasarkan pada prioritas waktu. Bahasa mudahnya, prioritas waktu artinya antrian saham yang didasarkan pada investor yang melakukan permintaan dan penawaran pada harga yang sama, namun pada waktu yang berbeda.

Berikut tampilan time priority pada software saham

Anggaplah harga 7.025 adalah best bid price dan 7.050 adalah best offer price. Kata Seq pada gambar diatas maksudnya adalah Sequence= menunjukkan urutan order beli dan jual. Perhatikan, terdapat 20 orang yang melakukan antrian bid price pada harga 7.025, dan 20 orang yang mengantri pada harga 7.075 di offer price. 

Cara membaca prioritas waktu adalah sebagai berikut.

Orang pertama yang melakukan antrian pada bid price di harga 7.025, dengan jumlah lot sebanyak 228 lots. Dengan nominal (Value) sebesar Rp160.170.000 (7.025 X 228 lots X 100 lembar). Orang kedua melakukan antrian harga bid 7.025 sebanyak 2 lot dengan nominal 1.405.000. Dan seterusnya. Cara membaca juga berlaku untuk antrian offer price. 

Lalu apa maknanya urutan ini? Inilah yang dinamakan dengan TIME PRIORITY seperti yang telah saya bahas definisinya diatas tadi. Menawar di harga yang sama, tetapi beda WAKTU-nya. Kalau price priority, menawar di HARGA TERBAIK. 

Pada time priority ini, otomatis orang pertama yang melakukan order beli sebanyak 228 lots ordernya akan diproses terlebih dahulu apabila ada penjual yang bersedia menjual INDF di harga 7.025, karena antriannya yang paling pertama.

Jadi, jika di pos sebelumnya:  Permintaan dan Penawaran (Bid-Offer) di Pasar Saham - Part II katakan Anda melakukan order yang didasarkan pada prioritas harga paling baik akan langsung diproses, sebenarnya di dalam prioritas harga yang paling baik masih terdapat sistem antrian lagi, yaitu antrian yang didasarkan pada urutan WAKTU antrian. Jadi, kalau ada 20 orang yang ingin membeli saham pada 7.025, maka order beli yang akan diproses/ match pertama kali adalah orang yang antri pertama kali di harga 7.025.

Sudah paham sampai disini? 

Kalau Anda sudah paham, sekarang saya akan lanjutkan ke contoh yang lebih dalam lagi. 

Seumpama Anda sudah punya saham INDF sebanyak 100 lots, harga saham Anda naik drastis dan Anda memutuskan untuk jual sahamnya. Anda langsung mau menjual pada harga best bid, pada contoh ini adalah 7.025 sebanyak 100 lots. Nah, bagaimana transaksi ini akan diproses? 

Kasus pertama. Jika Anda menjual sebanyak 1o0 lot, maka orang yang nge-bid di urutan pertama ordernya akan diproses terlebih dahulu. Dengan kata lain, order jual Anda akan deal dengan orang yang meminta beli (bid) di urutan pertama (Pada tabel diatas, orang pertama adalah orang yang melakukan bid sebanyak 228 lot). Hanya saja, Anda tidak akan mengetahui dengan siapa transaksi saham Anda deal, karena sistem trading dilakukan secara online. Jika order Anda deal, maka bid lot di urutan pertama akan berkurang menjadi sebesar 128 (228 - 100) dan valuenya akan menjadi 89.920.000 (7.025 x 100 lembar x 128 lot). Hal tersebut juga berlaku sama untuk offer price.

Kasus kedua. Bagaimana Anda memiliki saham INDF sebanyak 260 lot? Apakah order bisa diproses? Karena pembeli di antrian pertama hanya melakukan bid sebanyak 228 lot. Bisa saja.. Jika Anda membeli sebanyak 260 lot dan ingin menjual, maka otomatis order beli pertama sebanyak 228 lot akan langsung habis. Lalu kemana 32 lot sisanya? Sisanya sebanyak 32 lot, akan diproses di order selanjutnya, yaitu orang yang antri kedua, ketiga dan seterusnya. Karena pada contoh diatas orang yang antri kedua hanya meminta sebanyak 2 lot, maka sisanya 30 lot akan diproses di orang ketiga. Karena orang ketiga hanya meminta 25 lot, maka sisa 5 lot akan diproses di urutan keempat. Karena orang keempat hanya meminta 1 lot, maka sisa 4 lot akan diproses pada orang yang meminta order beli di antrian kelima. Orang kelima meminta sebanyak 5 lot. Oleh karena itu, orang yang sebelumnya antri di urutan kelima sebanyak 5 lot akan menjadi antrian pertama dengan permintaan menjadi 1 lot saja (5 lot - 4 lot). Hal tersebut juga berlaku sama untuk offer price.


Itulah bid dan offer berdasarkan prioritas waktu di pasar saham. Bagaimana, apakah Anda sudah paham? Jika Anda belum paham, cermati dan pahami dengan baik kembali. 

ILUSTRASI TIME PRIORITY SAHAM DI PASAR RIIL

Sebenarnya time priority di pasar saham tidak ada bedanya dengan sistem antrian waktu, ketika Anda membeli barang2 di supermarket atau di toko manapun, yang mana mengharuskan Anda untuk mengantri. Saya berikan contoh konkritnya. 

Anda sedang memasuki supermarket karena Anda ingin belanja untuk kebutuhan Anda. Anda membeli telor 1/4 kg, harganya 5.500. Ketika selesai berbelanja, Anda pergi ke kasir untuk membayar. Pada saat di kasir, ternyata ada 5 orang yang sudah antri didepan Anda terlebih dahulu. Artinya, jika Anda antri maka Anda ada di antrian keenam. Katakanlah 5 orang tersebut ternyata juga membeli telor 1/4 kg, harganya 5.500. Kapan order Anda akan dilayani kasir?

Tentunya order Anda hanya akan dilayani ketika orang yang ada di antrian pertama sudah dilayani oleh kasir, demikian juga sampai dengan orang kelima. Ketika 5 orang sudah dilayani kasir, Anda orang keenam akan menjadi orang pertama, dan jadilah Anda dilayani oleh kasir.. Anda tidak mungkin nyelonong gitu aja untuk meminta dilayani lebih dulu. Itulah yang dinamakan dengan TIME PRIORITY. 

Jadi, sesungguhnya transaksi di pasar saham bisa terjadi karena murni adanya PERMINTAAN dan PENAWARAN. Ada pihak yang mau beli, ada pihak yang mau jual.

2 komentar:

  1. penjelasan-penjelasan ini sangat membantu pemain saham pemula. Terima kasih banyak, Gan

    ReplyDelete

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.