Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Trading: Trend Follower Vs Trader Follower

Dalam trading saham, kita mengenal strategi trader pengikut harga (follower). Sebenarnya apa itu trader pengikut harga? Apakah anda termasuk dalam trader yang menerapkan strategi ini? 



Sebelum kita bahas, saya ingin agar anda tidak salah dalam menginterpretasikan strategi FOLLOWER di pasar saham. Memang kebanyakan trader trading dengan cara mengikuti tren. 

Ketika saham berpotensi naik, trader akan membeli saham tersebut. Ketika tren saham (teknikal) tersebut bagus, trader akan cenderung banyak akumulasi. 

Sebaliknya, pada saat tren saham mulai turun, saham2 mulai bearish, trader akan cenderung menjual saham, karena terjadi penurunan tren saham.

Namun dalam trading, anda harus bisa membedakan "follower" yang baik dan tidak. Hal ini karena tidak semua "FOLLOWER" itu bagus dan efektif dalam menghasilkan profit. 

Dalam trading, ada yang namanya trend follower trader. Ada pula yang namanya trader follower. Walaupun sama-sama "follower", namun keduanya tentu berbeda. 

TREND FOLLOWER TRADER 

Trend follower merupakan strategi trading yang digunakan trader dengan cara MENGIKUTI (follow) arah tren saham yang sedang berlangsung saat itu. Ketika tren saham memberikan sinyal naik atau bullish reversal, trader akan membeli sahamnya. 

Karena trader mengikuti tren saham, maka trader follower biasanya menerapkan strategi buy and hold. Artinya, trader akan hold saham ketika tren saham masih naik.  

Trader akan menjual saham ketika saham sudah menunjukkan pola2 bearish reversal atau tren market (IHSG) juga sudah overbought, sehingga ada tanda-tanda tren bullish suatu saham akan berakhir.  

Jadi trader memang membeli saham berdasarkan pertimbangan2 dan analisa yang matang. Trend follower mengandalkan ANALISA TEKNIKAL dan kombinasi analisa market untuk melihat momentum trading. 

Analisa teknikal yang digunakan trend follower trader terutama analisa tren, support resisten dan kombinasi indikator terutama indikator2  trend following seperti Moving Average atau MACD. Pelajari juga analisa2 teknikal yang digunakan untuk trend following disini: 
Pada strategi trading trend follower, trader mengandalkan pola2 bullish reversal seperti hammer, bullish engulfing. Atau pola2 reversal chart pattern seperti bullish double bottom, inverted head and shoulder dan lain2 sebagai dasar mengambil keputusan buy. 

Trend follower biasanya banyak diterapkan oleh SWING TRADER. Karena swing trading menggunakan strategi trading buy and hold dengan jangka waktu paling tidak 1 minggu, di mana swing trading cenderung mengincar saham2 yang punya tren bagus atau ada pola2 bullish reversal.  

Anda bisa pelajari juga strategi2 trend following dan full praktik trading saham disini: Panduan Simpel & Efektif Memilih Saham Bagus + Swing Trading.   

Dalam mengambil keputusan trading, seorang trend follower bukan hanya "mengikuti arah angin" yang ada di market. Maksudnya adalah, trader tidak hanya  membeli saham hanya dengan mengandalkan rumor, kata2 trader lain atau hanya melihat saham yang running trade-nya terlihat ramai. 

Walaupun anda seorang "follower", namun anda menggunakan analisa2 teknikal sebagai dasar untuk mengikut tren saham. 

TRADER FOLLOWER 

Trader follower berbeda dengan trend follower. Trader follower merupakan trader yang mengambil keputusan trading berdasarkan "arah angin" yang ada di market. 

Dengan kata lain, rata-rata trader follower hanya membeli saham karena melihat rumor, running trade yang terlihat ramai, mencoba mengikuti bandar, mengikuti saran2 trader lain, tetapi tidak didasarkan atas pertimbangan analisa teknikal dan tren market. 

Ibaratnya, seorang trader follower ini lebih ke arah SPEKULASI, bukan ANALISIS. Karena trader membeli saham tanpa mengetahui kualitas saham tersebut. 

Kalau "pakar saham" mengajak beli saham A, trader akan langsung membeli tanpa pikir panjang (padahal sahamnya adalah saham gorengan). Kalau ada rumor di saham B sahamnya jadi ramai, trader ikut beli.

Apakah anda pernah mengalami beli saham yang likuiditasnya jelek karena mengikuti anjuran trader lain? Dan setelah anda beli sahamnya, saham anda langsung turun dan nyangkut.. 

Kalau anda pernah mengalami hal2 seperti ini, itu adalah contoh bahwa anda merupakan trader follower (hanya mengikuti kata orang, rumor, bandar), bukan berdasarkan pertimbangan analisa teknikal yang benar.  

Seringkali trader follower merasa kalau eksekusi tradingnya berdasarkan pada analisa trend saham saat itu. Padahal keputusan trading yang diambil hanya karena ikut kata-kata trader lain, "mencontek" saham-saham yang dibeli trader lain.  

JADILAH TREND FOLLOWER, BUKAN TRADER FOLLOWER 

Trend follower be like: 

"Kita harus analisa sahamnya dulu. Kalau sahamnya sudah mahal, tunggu buy on weakness. Kalau sahamnya sudah murah dan mulai ada tanda2 reversal, baru kita ambil posisi. Pilih saham2 yang likuid."

Trader follower be like: 

"Kemarin ada yang rekom beli saham A. Nanti coba beli semoga untung. Saham B sepertinya bakal diangkat bandar lagi besok, waktunya beli. Saham C lagi naik tinggi, kalau nggak dibeli ntar takut ketinggalan kereta, trader lain dah banyak yang untung".     

Perhatikan perbedaan mindset kedua tipe trader.... 

Dalam praktikknya, trader follower seringkali mengalami kerugian di market, karena tidak paham saham apa yang dibeli dan kualitas saham tersebut. 

Maka dari itu, saran saya jadilah trend follower yang membeli saham berdasarkan analisa. Jangan menjadi trader follower yang beli saham hanya karena ikut trader lain, karena "nggak mau ketinggalan kereta" padahal saham2 sudah naik tinggi. 

Jika anda menjadi trend follower, anda bisa membeli saham berdasarkan pertimbangan dan rasionalitas trading yang baik, bisa membedakan saham2 yang layak dibeli, saham2 yang sudah murah atau masih mahal. Sehingga, keputusan trading anda lebih berkualitas. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.