Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Murah, Profit Lebih Cepat?

Benarkah saham yang harganya murah, profitnya lebih besar? Sebelum kita bahas lebih detail, kita samakan persepsi terlebih dahulu. Yang disebut saham murah di pos ini bukan saham yang lagi turun banyak, atau saham2 valuasi murah (PER dan PBV).

  

Namun saham murah yang kita akan bahas adalah saham yang harganya rendah secara nominal, khususnya saham-saham yang harganya dibawah Rp400 per saham. 

Faktanya di market banyak trader saham yang memilih saham-saham nominal rendah, karena mayoritas trader (sekarang banyak juga trader pemula yang baru buka rekening efek) memulai trading dengan modal kecil. 

Jadi tidak heran kalau banyak trader yang akhirnya memilih saham-saham yang nominalnya rendah untuk ditradingkan. 

Disini kita akan bahas: Benarkah saham yang harganya murah secara nominal rendah, berarti profit yang didapatkan lebih cepat? 

Jawaban saya: Ada benarnya tapi tidak 100%. Berdasarkan pengalaman trading yang saya jalankan, memang benar dengan saham murah, anda bisa dapat profit lebih cepat. Mengapa?

1. Anda tidak butuh menjual saham di harga tinggi untuk bisa profit 

Semakin kecil harga saham, anda tidak perlu menjual saham pada harga tinggi untuk dapat meraih profit. Hal ini pernah coba saya buktikan pada trading saham APLN, di mana saya menganalisa chart dan mencoba buy pada harga 118 dan jual saat naik 1 fraksi di harga 119. Berikut rincian trading APLN saya: 

Saham Murah


Pelajari juga cara-cara memilih saham yang bagus dan berpeluang naik cepat jangka pendek (harian) disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham + Tape Reading. 

Ketika membeli dan menjual APLN di harga 118 dan 119, termasuk sudah ditambah fee beli dan dikurangi fee jual (Fee beli dan jual sekuritas yang saya pakai masing2 adalah 0,17% dan 0,27%), maka net profit yang saya dapatkan masih +0,40%. 

Jadi untuk saham2 yang fraksi harganya rendah yaitu saham2 dibawah Rp500, ketika anda jual saham 1 fraksi diatas harga beli anda, anda sudah profit. Anda nggak perlu jual saham di harga tinggi untuk bisa meraih keuntungan.

Sekarang kita coba bandingkan saham yang harganya Rp7.000. Saham yang harganya Rp7.000, fraksi harganya bukan Rp1, melainkan Rp25. Namun kalau anda beli saham di harga Rp7.000 dan jual di Rp7.025, dengan asumsi fee beli dan jual 0,17% dan 0,27%, anda masih belum dapat profit. 

At least anda harus tunggu saham anda naik Rp50 baru anda dapat profit. Perhatikan ilustrasi berikut ini: 

Klik gambar untuk memperbesar

Ketika anda menjual saham di harga 7.025, anda masih rugi sebesar -0,08%. Namun kalau anda jual di 7.050, baru anda mendapatkan batas untung minimal yaitu +0,27%.  

Jadi saat anda beli saham yang harganya Rp100-200-an, saham anda naik 1-2 fraksi, anda sudah bisa jual untung. Namun semakin tinggi nominal harga saham, anda tidak akan bisa menjual untuk 1-2 fraksi, apalagi semakin tinggi harga saham, aturan fraksi harganya juga semakin renggang.  

Artinya, saham yang harganya murah, potensi profitnya memang lebih cepat, karena anda hanya butuh saham anda naik minimal 1-2 fraksi, dan anda sudah bisa meraih profit. 

2. Anda bisa dapat lot lebih banyak, sehingga profitnya lebih terasa 

Selain bisa meraih profit lebih cepat, jika anda membeli saham murah, anda bisa dapat jumlah lot lebih banyak. Contohnya seperti ini: 

Katakanlah anda punya uang sebesar Rp1 juta. Jika anda membeli saham yang harganya Rp200 per saham, maka anda bisa mendapatkan saham sebanyak sekitar 45-50 lot (Rp200 x 50 lot x 100 lembar saham).

Tetapi dengan modal yang sama, jika anda beli saham yang harganya Rp2.000, maka anda hanya dapat saham paling banyak cuma 4-5 lot saja. 

Semakin banyak jumlah lot yang anda pegang, profit yang anda dapatkan (nominal) juga akan semakin besar. Itulah keuntungan membeli saham yang harganya rendah. Dan atas dasar inilah, banyak pemula dengan modal terbatas yang prefer membeli saham yang harganya rendah. 

SAHAM MURAH TIDAK SELALU CEPAT PROFIT 

Namun seperti yang kita ulas, saya mengatakan bahwa tidak 100% saham yang harganya murah pasti profitnya lebih cepat. Alasan utama mengapa saham murah tidak selalu menguntungkan karena mayoritas saham murah seringkali tidak likuid. 

Justru saham2 yang harganya diatas Rp2.000 adalah saham2 yang lebih likuid, ramai ditradingkan dan atraktif. Mayoritas saham blue chip harganya diatas Rp2.000 per saham. 

Apalagi nggak sedikit saham2 harga murah yang di-pompom oleh bandar, sehingga saham2 ini justru jadi 'jebakan batman'. Contoh seperti saham KBAG yang pernah kita ulas disini: Pola Saham Gorengan: Saham KBAG. 

Jadi sebagai trader saham, jangan gegabah membeli saham hanya karena sahamnya murah secara nominal, karena anda berpikir dengan saham yang murah, anda bisa profit lebih cepat serta dapat lot lebih banyak.

Boleh saja anda membeli saham yang nominalnya rendah. Namun pilihlah saham2 yang pergerakannya bagus seperti PWON APLN, CLEO. 

Di market, masih banyak saham yang bagus dan likuid yang bisa anda dapatkan dengan modal Rp1-3 juta. Sebaiknya anda juga diversifikasi pada saham-saham tersebut.  

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.