Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham: Dari Untung Jadi Rugi

Belum lama ini, saya dapat pertanyaan dari rekan trader. Seperti berikut pertanyaannya: "Saya sudah profit di saham EVNY 120%. Tapi setelah itu turun lagi dan saham saya minus banyak. Saya nggak bisa cut loss karena tiap hari sahamnya ARB terus. Bagaimana cara saya jual sahamnya?" 


Pernahkah anda mengalami hal yang sama? Kalau saham yang anda beli adalah saham blue chip, saham anda masih ada peluang naik. Tapi jika sahamnya adalah saham2 gorengan yang chartnya seperti ini: 


Sepertinya potensi saham untuk naik lagi akan sulit. Banyak saham yang chartnya seperti diatas di mana awalnya saham naik tinggi, lalu turun secara berangsur, dan akhirnya jadi saham tidur (Rp50). 

Kalau sahamnya sudah Rp50 dan tidak diperdagangkan, atau saham hampir setiap hari kena Auto Reject Bawah (ARB), anda akan sulit untuk menjual sahamnya di pasar reguler. Jika saham anda sudah minus banyak, kerugiannya tentu besar jika anda cut loss saham di harga bawah. 

Lalu bagaimana solusinya supaya anda bisa tetap menjual yang sudah terlanjur turun banyak? 

1. Anda tetap bisa jual di pasar negosisasi

Untuk saham yang sudah turun sampai Rp50, anda bisa pertimbangkan untuk menjual-nya di pasar negosisasi. Namun untuk transaksi pasar negosiasi tidak bisa dilakukan seperti pasar reguler. 

Anda harus melakukan melalui perantaraan broker anda. Tapi tetap saja anda nggak akan bisa jual saham di harga tinggi alias profit. Karena pasar negosiasi biasanya banyak diperdagangkan dibawah harga pasar reguler. Di pasar negosiasi, harga saham bisa diperdagangkan dibawah Rp50 per saham. 

2. Satu-satunya cara, anda hanya bisa menunggu saham naik

Jika saham anda sudah menjadi saham Rp50, mau nggak mau anda harus menunggu bandar menaikkan sahamnya lagi, supaya anda bisa menjual saham yang anda pegang (kalau anda tidak mau menjual di pasar negosiasi). 

Risikonya, kalau harga saham tiba-tiba naik tinggi dan anda jual, anda harus siap untuk segera cut loss dan kerugian anda karena cut loss kemungkinan cukup besar. Karena saham2 gorengan biasanya sulit kembali ke harga awal. Opsi satu-satunya jika anda ingin cut loss, anda harus melakukannya selagi harga saham sedang bergerak. 

3. Hindari menyimpan saham terlalu lama

Untuk anda yang sudah pernah mengalami saham yang awalnya dibeli untung besar, dan tiba-tiba saham anda berubah jadi rugi besar karena tidak segera anda jual, anda sebaiknya belajar dari pengalaman. 

Semakin cepat harga saham naik, potensi turunnya juga semakin cepat. Kalau anda menyimpan saham gorengan dan sudah naik puluhan bahkan sampai ratusan persen, segeraa realisasi profit (TAKE PROFIT). 

Jangan ditunda. Saham gorengan tidak cocok disimpan untuk jangka waktu yang terlalu panjang. Karena dalam banyak kasus, saham gorengan yang sudah naik tinggi, nggak lama kemudian sahamnya langsung jatuh, dan tidak sedikit yang jadi saham gocap. 

Biasanya kebanyakan trader yang tidak mau menjual saham karena berharap terus harga saham akan naik, sehingga trader bisa dapat profit berlipat ganda. 

Padahal saham2 yang naik sampai puluhan-ratusan persen dalam waktu cepat itu sangat rawan. Rawan untuk jatuh. Rawan terkena suspensi. Rawan terkena auto reject bawah kalau bandar sudah jual sahamnya besar-besaran. 

Saran saya, kalau saham yang anda beli sudah naik tinggi, sebaiknya segera jual (take profit).  Terutama jika anda beli saham2 gorengan yang volatilitasnya sangat cepat denga likuiditas rendah. 

Toh, kalau saham anda katakanlah sudah naik 25% dan anda jual, anda sudah meraih profit besar. Daripada anda menahan saham dan berharap terus profit, kemudian saham anda jatuh dan berubah dari floating loss yang lebih besar. 

Saya pribadi juga sudah pernah mengalami hal-hal diatas, di mana saya membeli saham lapis tiga yang awalnya sudah profit (saya pernah trading di saham TAXI tahun 2015). 

Namun karena saya berharap saham TAXI naik terus, saya nggak mau take profit. Ternyata nggak butuh waktu lama, TAXI turun, dan akhirnya saya harus cut loss. 

Saham-saham gorengan kurang cocok disimpan untuk jangka waktu yang terlalu panjang, karena risiko nya tidak sebanding dengan potensi return. Saham2 seperti ENVY KBAG yang sempat ramai di kalangan trader, ternyata banyak juga yang nyangkut di harga puncak, padahal sebelumnya sudah profit. 

Apakah anda sedang mengalaminya sekarang? 

Kalau anda termasuk trader yang terjebak di saham2 tersebut dan sekarang nggak bisa jual, anggap saja ini sebagai 'biaya investasi' pembelajaran anda di market. Tapi kalau anda sudah mengalami, anda sudah bisa mengevaluasi hasil trading pribadi sehingga analisa dan keputusan anda nantinya akan lebih matang.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.