Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisis Saham: Saham BKSL

El Heze
PT Sentul City Tbk (BKSL) merupakan salah satu saham lapis tiga yang seringkali menjadi favorit trader saham untuk mencari keuntungan jangka pendek. Selain harga sahamnya yang rendah (terjangkau untuk trader moda kecil), BKSL juga pernah masuk di anggota indeks LQ45. 

Kalau anda sudah lama mengikuti halaman: Rekomendasi Saham Gratis di web Saham Gain ini, dahulu saya juga sering memberikan watchlist saham BKSL ketika harganya masih diatas Rp100 per saham (tepatnya saat di kisaran 110-150).

Tetapi karena fundamental saham BKSL ini tidak terlalu bagus (Walaupun banyak trader ritel yang trading, BKSL ini banyak bandarnya juga), maka cepat atau lama BKSL turun terus sampai mendekati harga gocap. Anda bisa perhatikan chart BKSL berikut: 

Saham BKSL
BKSL sempat menjadi saham yang cukup likuid saat harganya berada diatas 100 (tanda persegi), dan saya juga sering mentradingkan intraday saham BKSL ini. Tapi setelah patah tren, dan BKSL terus terjun bebas, saya tidak pernah mentradingkan saham BKSL lagi. 

Di satu sisi, kita bisa lihat juga kondisi fundamental BKSL yang tidak terlalu bagus. Perhatikan beberapa ukuran fundamental saham BKSL berikut: 


Idnfinancials BKSL
Klik gambar untuk memperbesar

Perhatikan EPS BKSL hanya sebesar 1 (satu). EPS ini tentu sangat kecil. Hal ini juga menunjukkan bahwa perusahaan tersebut bukanlah perusahaan yang unggul di sektornya. Selain itu, PER BKSL juga sangat mahal, 82 kali dengan kapitalisasi pasar yang sangat keil hanya sekitar 2,8 triliun. Bandingkan dengan saham PWON misalnya yang market cap-nya sebesar 29 triliun. 

Sejak saham BKSL turun terus (sampai mendekati gocap), fluktuatif BKSL tidak sebagus dulu lagi. BKSL sulit untuk rebound, dan pergerakannya lama. Itulah alasan mengapa saya pribadi sudah tidak mentradingkan BKSL seperti dulu. 

Apa yang bisa kita pelajari dari saham BKSL ini? 

Pertama, jangan mencintai satu saham. Kalau ada saham yang dulunya bagus (bisa memberikan profit untuk kita), kemudian pola atau tren sahamnya tiba2 berubah, maka ada baiknya anda tidak bergantung dari satu saham tersebut. 

Jika saham mengalami perubahan tren yang drastis, anda harus memiliki pertimbangan2 yang objektif. Jangan mentradingkan saham hanya karena anda benar-benar suka dengan saham tersebut karena dulunya anda sering profit di saham yang sama. Tren saham bisa berubah. Anda harus menyesuaikan dengan analisa dan kondisi saham tersebut.

Kedua, hindari saham yang mulai mendekati gocap. Berdasarkan pengalaman saya, saham2 yang mulai turun terus dan sudah mendekati Rp50 (level gocap, harga saham terendah), maka saham tersebut akan sangat rentan untuk mencapai level terendahnya tersebut. 

Hal ini sudah terjadi di banyak saham seperti TRAM, MYRX dan lain2.. Jadi kalau suatu saham harganya sudah mulai turun dibawah Rp100, maka ada baiknya anda mulai waspada dan jangan menyimpan saham tersebut terlalu lama. 

Apalagi saham2 yang harganya terlalu murah dan turun terus, biasanya memiliki kinerja fundamental yang tidak terlalu bagus. Harga saham akan kembali ke faktor fundamentalnya. Cepat atau lama, saham2 seperti itu rentan turun ke harga Rp50. Kalau sudah turun ke Rp50, anda tidak bisa menjualnya di pasar reguler.

Catatan: Pos ini bukan bermaksud mengajak anda untuk membeli atau menghindari saham BKSL. Namun saya mengulas BKSL berdasarkan pengamatan dan pengalaman pribadi, sekaligus sebagai tempat sharing saham untuk kita semua. 


Sebagai trader dan investor saham, tentu saja anda harus bisa mengambil keputusan2 yang objektif berdasarkan analisa anda. Pos ini bisa anda jadikan referensi untuk analisa-analisa saham anda yang lain. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.