Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

MEA, PMA = Kesempatan Emas Investasi Saham

El Heze
Seharusnya saya sudah menulis materi ini 2 minggu lalu. Ide dan konsep menulis sudah tertanam di kepala saya. Tapi berhubung saya masih sibuk menyelesaikan new edition ebook pasar modal saya, dengan konten baru: Mengendalikan emosi trader dengan total haaman ebook 293 halaman ukuran kertas A4, maka sekarang baru bisa publish tulisan ini. O iya, untuk mendapatkan ebook versi baru saya, Anda bisa check it out disini: Buku Pasar Modal.. 

Oke sekarang saya akan memaparkan pembahasan MEA dan bagaimana MEA bisa mempengaruhi pergerakan IHSG di pasar modal. Serta, sektor-sektor perusahaan Tbk yang diuntungkan dari adanya MEA.  

Pada tanggal 2 Maret 2016, saya mengikuti sosialisasi Badan Penanaman Modal yang kebetulan banyak membahas tentang tenaga kerja asing dan Penanaman Modal Asing (PMA). Pembahasan dalam sosialisasi tersebut sangat terkait erat dengan apa yang kita hadapi sekarang yaitu, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Memasuki tahun 2016, Indonesia sudah menyongsong MEA. Tentunya sebuah tantangan baru bagi sumber daya manusia Indonesia. Bukan hanya tantangan sumber daya manusia, namun juga tantangan kesiapan infrastruktur. Singkatnya, MEA berarti perdagangan bebas antar anggota-anggota negara Asean dan dengan adanya perdagangan bebas itu berarti tidak ada hambatan/ berkurangnya hambatan tenaga kerja asing dan Penanaman Modal Asing (PMA) untuk masuk dan bekerja di Negara Indonesia. Para PMA yang akan mendirikan usaha di Indonesia juga tidak akan mengalami hambatan-hambatan yang berarti contohnya dalam hal perijinan seperti sebelum adanya MEA.

MEA menimbulkan banyak kontroversi pro dan kontra bagi masyarakat Indonesia. Pro-nya adalah MEA tentu akan memberikan dampak positif bagi perdagangan Indonesia. Negara Indonesia akan menjadi negara yang lebih terbuka dalam hal perdagangan. Singkatnya, dampak positif yang besar akan menguntungkan Indonesia dari sisi eksport. Selain itu, tenaga kerja Indonesia juga bisa mendapat banyak ilmu dengan bekerja di luar negeri. itu salah satunya, dampak yang akan kita rasakan secara mengena. Tentu masih banyak dampak-dampak lainnya yang masih bisa dirasakan. 

Tetapi kalau tenaga asing masuk ke Indonesia dengan mudah, tenaga kerja Indonesia bisa-bisa "tersisih" dari kompetensi. Jangankan harus bersaing dengan luar negeri, bersaing dengan tenaga kerja Indonesia sendiri saja tidak mudah. Dampak yang dapat dirasakan dari adanya persaingan tersebut adalah PENGANGGURAN. 

Di provinsi Jawa Timur, per Agustus 2014, dari 20.149.000 penduduk yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 19.306.510 bekerja dan sisanya sebanyak 843.490 menganggur alias belum mendapatkan pekerjaan. Sedangkan per Agustus 2015, jumlah angkatan kerja Indoenesia sebesar 20.274.680, sebanyak 19.367.780 bekerja dan sisanya sebanyak 906.900 menganggur. Artinya, untuk wilayah Jawa Timur saja, tingkat pengangguran sudah mengalami peningkatan. 

Bayangkan saja jika Indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja luar negeri yang mungkin lebih kompetitif. Apakah negara kita tidak semakin terpuruk? Itulah alasan mengapa masyarakat Indonesia masih saja banyak yang kontra terhadap MEA. MEA seakan menjadi ketakutan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Beberapa negara ASEAN, memiliki perkembangan yang lebih baik dibanding Indonesia dari beberapa aspek.  

Sebagai contoh per 2015, beberapa negara ASEAN, yaitu Malaysia, Siangpura, Thailand dan Filipina memiliki angka inflasi dibawah 5%, sedangkan Indonesia masih diatas 7%. Thailand, memiliki kawasan industri yang baik, sehingga barang-barang produksi lebih mudah untuk masuk ke kawasan2 negara ASEAN. Beberapa aspek negara2 ASEAN yang mampu unggul dibanding Indonesia, menunjukkan bahwa mereka memiliki SDM yang tidak kalah berkualitas. Nah, yang jadi pertanyaan, apakah MEA itu merugikan negara Indonesia atau malah menguntungkan?

Sebenarnya apa sih tujuan MEA? Mengapa MEA harus ada? Dan mengapa Indonesia harus ikut terlibat dalam MEA?

Masyarakat Ekonomi Asean berarti perdagangan bebas. Jadi, kata kuncinya adalah perdagangan bebas. Dengan perdagangan bebas, artinya arus perdagangan barang dan jasa antar kawasan ASEAN akan lebih mudah untuk masuk. Indonesia akan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas produknya agar lebih bernilai. Antar negara ASEAN diharapkan akan memiliki wilayah pembangunan ekonomi yang merata, adanya kawasan industri yang kompetitif dan sebagainya.

Namun, barangkali yang ingin saya tekankan disini, bukan manfaat MEA secara global seperti yang saya tulis pada paragraf sebelumnya. Kalau manfaat MEA secara global, saya yakin Anda pasti lebih pintar searching di mbah google. Yang ingin saya bahas disini untuk kita kritisi adalah bagaimana pengaruh PMA terkait MEA di Indonesia dan pada pasar modal itu sendiri, serta sektor2 usaha yang banyak terpengaruh dari adanya MEA. Tentu saya bahas ke arah pasar modal-nya karena web ini adalah web  berbasis pasar modal.   

Kita mulai saja dengan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan adanya MEA, berarti para PMA akan lebih mudah mendirikan usaha di Indonesia. Katakanlah ada PMA yang ingin mendirikan pabrik di salah satu kawasan Jawa Timur yang "kurang tersentuh". Dengan berdirinya pabrik PMA, potensi terbukanya lapangan pekerjaan semakin besar. Angkatan kerja Indonesia punya kesempatan yang besar untuk bekerja di PMA. Otomatis akan mengurangi tingkat pengangguran, bukan semakin menambah pengangguran.

Dampak yang dirasakan tidak hanya sampai disitu saja. Ketika PMA baru hadir, masyarakat setempat akan menjadi lebih hidup. Pabrik baru (PMA) berpotensi membuka beragam usaha bisnis di masyarakat setempat. Sebagai contoh, dengan PMA baru, maka warga setempat berpotensi untuk membuka rumah kos-kosan. Toko-toko alat tulis akan mulai hadir di sektiar lokasi pabrik. Orang-orang juga akan mulai berpikir untuk membuka usaha makanan, makanan ringan di sekitar lokasi pabrik.  Mungkin juga akan berdiri apotik dan lain-lain. Intinya, dengan PMA baru, semakin berpotensi menghidupkan masyarakat setempat. 

Pada akhritnya, taraf hidup masyarakat setempat akan naik. Yang pada awalnya belum ada usaha rumah kos-kosan, usaha makanan atau mungkin ada tapi belum sebanyak ketika PMA hadir, tenaga kerja Indonesia bisa bekerja di pabrik2 PMA kini semuanya bisa terwujud. Ini adalah efek multiplier yang akan dirasakan oleh masyarakat Indonesia

Di satu sisi, hadirnya PMA-PMA baru, berpotensi meningkatkan penggunaan infarstuktur di Indonesia. Jalan tol, listrik, fasilitas air bersih dan lain-lain. Dengan kata lain, penggunaan infrastruktur di Indonesia akan semakin didayagunakan. Akhinya, semua pihak pun diuntungkan dengan hadirnya PMA tersebut. Sebagai contoh, Gresik saat ini disukai PMA untuk mendirikan usahanya. Hal ini dikarenakan Gresik kuat dalam hal jalur distribusinya. Gresik memiliki akses infrastruktur, seperti jalan tol yang memadai. Dengan akses infrastruktur yang memadai, PMA akan lebih mudah untuk mendistribusikan produk-produknya.

Hubungannya dengan Pasar Modal

Lalu apa hubungannya dengan pasar modal, dengan IHSG? Anda tidak bisa memberi kesimpulan secara langsung. Artinya, ketika pemerintah mengumumkan: Tahun 2016 Indonesia sudah menyongsong MEA. Atau, Anda membaca berita: PMA-PMA PT X, PT Y PT Z akan beroperasi di wilayah Surabaya dan Gresik. Tidak serta merta IHSG akan langsung naik. Dampak yang akan dirasakan adalah dampak jangka panjang. Lalu, dalam hal apa MEA ini bisa meningkatkan IHSG?

Dalam hal: Pertumbuhan ekonomi. Kalau Anda rajin membaca berita2 ekonomi, ketika Indonesia mampu mengalami pertumbuhan ekonomi dibandingkan periode sebelumnya, IHSG akan bergerak naik. Demikian pula sebaliknya. Penurunan pertumbuhan ekonomi seperti pada tahun 2015, tepatnya kuartal I, II dan III yang anjlok menyebabkan IHSG jatuh. 

Tadi saya paparkan diatas bahwa dengan hadirnya PMA baru (pabrik) di lokasi tertentu akan menghidupkan warga setempat. Dengan pabrik baru, maka potensi usaha makanan, rumah kos-kosan, toko alat tulis dan usaha-usaha lainnya  akan semakin berkembang di wilayah pabrik. Pengangguran pun dapat ditekan. Sisi positif ini pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Indikator pertumbuhan ekonomi beberapa diantaranya dihitung dari bertambahnya/ berkurangnya tingkat pengangguran, pendapatan per kapita, konsumsi, saving. So, dengan meningkatnya standar hidup masyarakat karena usaha-usaha tersebut, yang sebelumnya mungkin tidak ada atau tidak sebanyak ketika pabrik PMA tersebut hadir karena efek MEA itu tadi, maka peningkatkan kesejahteraan hidup itu akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jadi, kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik, pengangguran semakin bisa ditekan karena peluang lapangan kerja yang semakin terbuka, dampaknya juga akan ke IHSG (IHSG akan naik). Memang, Anda tidak akan menyadari secara langsung. Tapi, itulah efek positif yang akan dirasakan juga oleh pasar modal Indonesia. Bukan karena ada PMA, IHSG langsung naik. Bukan karena pemerintah mengumumkan MEA, IHSG langsung naik. Tetapi, hasil akhirnya itulah yang mampu mendongkrak IHSG.

------$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$-------

Lalu, kalau PMA mendirikan usaha di Indonesia, mau tidak mau mereka pasti menggunakan infrastruktur, misalnya untuk jalur distribusinya (tadi saya contohkan Kota Gresik). Artinya, kehadiran PMA secara tidak langsung akan memberikan keuntungan pendapatan bagi emiten2 di sektor infrastruktur, contohnya seperti Jasa Marga. Kehadiran PMA juga berpotensi meningkatkan garapan proyek2 infrastruktur yang baru, properti untuk hunian. Akhirnya, sektor properti, kontruksi, semen, akan kecipratan efek multipliernya. 

Pada akhirnya, emiten2 ini akan mampu mendongkrak pendapatannya yang berpengaruh pada peningkatakan laba mereka. Mereka akan mendapatkan proyek yang besar. Lagi-lagi efeknya ke pertumbuhan ekonomi. 

Peningkatan laba pada sektor2 usaha yang berpengaruh inilah pada akhirnya akan meningkatkan harga saham emiten2 di pasar modal. Terutama investor2 cerdas, mereka pasti membeli saham berdasarkan kinerja emiten tersebut. 

Prediksi IHSG Kedepan

So, adanya MEA, yang salah satunya adalah kemudahan PMA mendirikan usaha di Indonesia, akan berpotensi menghidupkan masyarakat setempat --> meningkatkan pertumbuhan ekonomi --> meningkatkan IHSG. DENGAN CATATAN: Pemerintah juga harus bekerja keras untuk tetap memfasilitasi PMDN.. Dan tentunya, usaha2 di Indonesia juga harus meningkatkan daya jualnya supaya mampu meningkatkan keunggulan kompetitifnya. 

Saat ini sudah ada sinyal dari pemerintah, salah satunya adalah anggaran APBN untuk infrastruktur yang akan segera terealiasi di tahun 2016. Dengan adanya dampak positif MEA ini, IHSG beberapa tahun kedepan tentu akan lebih baik. Saya memprediksi untuk sampai akhir tahun 2016, IHSG paling tidak bisa mencapai angka 5.500 untuk nilai tertingginya, mengacu pada resisten IHSG 2015. Tekanan2 asing, seperti pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan lain-lain tentu pasti ada.  Namun, jika negara kita mampu mencetak pertumbuhan ekonomi yang fantastis, bukan tidak mungkin dalam jangka panjang IHSG bisa menembus 6.000.

Jadi, apakah masyarakat Indonesia masih takut dengan MEA, masih was-was dengan kehadiran PMA yang dikhawatirkan akan menggeser industri dalam negeri? Jika Anda investor yang mampu melihat peluang emas, sesungguhnya inilah kesempatan emas untuk investasi di pasar modal Indonesia.... Sejak tulisan ini ditulis tanggal 19 Maret 2016, banyak saham2 yang harganya masih terdiskon. Katakanlah WIKA yang harganya masih Rp2.600, padahal tahun 2015, WIKA sempat menyentuh 3.400..

Peluang emas terbuka lebar bagi Anda yang ingin berinvestasi di pasar modal. Kedepan, peluang fundamental Indonesia akan semakin bagus. Mulailah membeli saham2 yang sudah terdiskon... 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.