Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Cara Menilai Valuasi Saham Murah

Menganalisa mahal murahnya harga saham secara fundamental, bisa anda analisa melalui VALUASI-nya. Ada banyak sekali metode valuasi saham yang bisa digunakan oleh investor. Dan metode valuasi yang paling umum dan paling sering digunakan adalah Price to Earning Ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV). 



Rumus PER dan PBV tidak kita bahas di pos ini. Kita sudah pernah mengulas lengkap pada postingan-postingan berikut: Analisis Fundamental Saham: Price Earning Ratio (PER) dan Analisis Fundamental Saham: Price to Book Value. 

Pada umumnya, rumus menentukan valuasi saham murah yang sering kita dengar adalah: 
  • Saham murah jika PER dibawah 10 atau dibawah 7
  • Saham murah jika PBV dibawah 1 kali 
  • Saham murah jika PBV di kisaran 1 kali untuk saham-saham blue chip 
  • Melihat rata-rata valuasi dengan satu sektor industrinya (kalau PER dan PBV suatu saham berada dibawah rata-rata industrinya, berarti murah dan sebaliknya).
Ini semua tidak salah. Bahkan kalau anda adalah tipe value investor, anda disarankan mencari saham-saham dengan PBV dibawah 0,6 kali dan PER dibawah 7 kali. Karena ini menandakan bahwa saham tersebut sudah benar-benar murah secara valuasi harga. 

Tetapi, menemukan saham-saham dengan PER dan PBV yang sangat murah (dibawah 1 kali atau bahkan dibawah 0,7 kali) itu jumlahnya tidak terlalu banyak.

Dan kalau anda menemukan banyak saham dengan PER dan PBV rendah, perhatikan kebanyakan adalah saham-saham yang kinerja fundamentalnya kurang bagus atau kurang menarik, dan market cap-nya sangat kecil, sehingga kalau anda sudah beli sahamnya dan tidak likuid, terkadang susah untuk jual sahamnya. 

Jadi, kalau anda mau lebih selektif lagi: Mencari saham dengan PER dan PBV murah + perusahaan memiliki kinerja fundamental bagus atau prospek, maka jumlahnya biasanya relatif sedikit. 

Perlu anda ingat, bahwa saham dengan PER dan PBV yang sangat rendah, bukanlah jaminan bahwa saham tersebut punya potensi naik dalam jangka panjang. Selain melihat valuasi, anda juga harus melihat kinerjanya. 

Inilah yang seringkali menjadi kendala trader dan investor saham ketika mencari saham-saham dengan valuasi murah: Tidak banyak saham valuasi murah dengan kinerja fundamental bagus.  

Ada satu cara lagi yang LEBIH FLEKSIBEL dalam menganalisa saham-saham valuasi murah: Membandingkan PER atau PBV suatu saham dengan HISTORIS PER atau PBV-nya selama periode waktu tertentu. 

Untuk lebih jelasnya, kita langsung masuk ke salah satu contoh saham TLKM. Saat pos ini ditulis, PBV saham TLKM sebesar 3,02 kali. 

Secara kasat mata, PBV sebesar 3,02 kali pasti sudah mahal. Tetapi, ada baiknya kita lebih objektif dalam menilai valuasi, dengan membandingkan historis PBV TLKM selama 1-5 tahun terakhir. 

Terus, bagaimana caranya membandingkan historis PBV suatu saham dengan PBV saat ini? Anda bisa menggunakan software online trading Stockbit / Stockbit.com (untuk di laptop / PC).

Pada fitur Stockbit, anda bisa masukkan kode saham yang ingin anda analisa valuasinya. Kemudian, pilih menu Key Stats. Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah: 


Perhatikan pada menu Current Valuation. Anda bisa memilih Current PE Ratio atau Current Price to Book Value, atau rasio apapun yang ingin anda analisa. 

Pada pos ini, karena kita ingin menganalisa mahal murahnya valuasi, maka saya pilih Current Price to Book Value, untuk menganalisa PBV saham TLKM. 

Setelah itu, untuk melihat tren historis PBV, anda bisa klik gambar grafik di samping tulisan Current Price to Book Value (untuk lebih jelasnya, lihat tanda lingkaran merah diatas). Kemudian muncullah tampilan seperti berikut:   


PBV TLKM adalah 3,02 kali. Secara kasat mata memang sudah mahal. Tetapi, kalau kita melihat tren historis PBV selama 1 tahun terakhir, ternyata PBV TLKM masih belum terlalu mahal, di mana PBV TLKM pernah mencapai 3,2-3,4 kali. 

Jadi kalau kita lihat tren historis PBV diatas, saham TLKM masih dapat dikatakan dalam harga yang wajar (tidak terlalu undervalue, dan tidak terlalu mahal). 

Kemudian, saya coba memperpanjang lagi historis tren PBV TLKM sampai 3 tahun kebelakang. Perhatikan PBV TLKM berikut:


Dalam tren historis jangka panjang, ternyata PBV TLKM masih relatif murah. PBV TLKM pernah menyentuh 3,5-4,2 kali selama tiga tahun terakhir, dan kalau anda lihat PBV-nya saat ini di 3,02 kali, tren grafik PBV TLKM masih berada dibawah alias masih rendah. 

Sehingga, dapat disimpulkan PBV TLKM sebesar 3,02 kali sebenarnya masih relatif murah kalau dibandingkan dengan tren PBV historisnya selama 1-3 tahun kebelakang. 

Jadi, dengan PBV 3,02 kali, harga saham TLKM masih ada potensi upside. Yap, inilah salah satu cara lain untuk menganalisa mahal murahnya valuasi suatu saham. 

Anda pasti sering menemukan saham-saham bagus dengan PER atau PBV yang sebenarnya terlihat sudah mahal, misalnya 2 kali. Tetapi, sahamnya masih naik terus. 

Hal ini karena secara historis 1-5 tahunan, saham-saham tersebut sebenarnya masih relatif murah jika dibandingkan dengan PBV dan PER historisnya. Maka, harga sahamnya masih ada potensi naik yang besar. 

Yap, jadi dalam menganalisa valuasi saham jangan terlalu kaku. Kalau anda menemukan saham dengan PBV katakanlah 2-3 kali, anda perlu analisa lagi tren historisnya, apakah secara tren historis masih murah atau sudah mahal. 

Apalagi kalau saham tersebut secara fundamental bagus, biasanya ada potensi naik dalam jangka menengah. 

Tentunya, cara analisa di pos ini tidak berlaku untuk value investor, karena value investor cenderung mencari saham-saham dengan PBV dibawah 0,7 kali dan PER dibawah 10 kali, maka PBV diatas 2 kali, biasanya akan dikeluarkan dari screening.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.