Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Saham Turun, Kapan Waktu Terbaik untuk Dibeli?

El Heze

Saham yang berpotensi besar memberikan profit adalah saham-saham dengan tren naik (uptrend). Hal ini karena saham uptrend berarti saham tersebut memiliki permintaan (beli) yang lebih besar daripada penawaran (jual). Kalau lebih banyak pembeli mendominasi di suatu saham, artinya risiko penurunan di saham tersebut lebih kecil. 


Sebaliknya, saham-saham yang sedang turun tajam (downtrend), berarti banyak orang yang mau jualan di saham tersebut. Kalau banyak orang berbondong-bondong ingin menjual saham tersebut, maka saham tersebut berpotensi turun atau lebih susah untuk naik. 

Kalau rekan-rekan sering mengikut postingan2 di web Saham Gain, saya sering memberikan contoh-contoh studi kasus saham-saham downtrend dan saham-saham yang uptrend. 

Saham-saham downtrend pada umumnya lebih berisiko untuk dibeli. Saham yang sedang turun tajam, kita tidak pernah tahu sampai dimana penurunan maksimalnya. 

Saham downtrend tanpa adanya reversal pattern, sangat berisiko. Seringkali kita beranggapan saham yang sudah turun banyak sudah murah, ternyata masih bisa turun lebih dalam. Contohnya perhatikan saham ESSA berikut: 


Setelah ESSA patah tren (tanda lingkaran), saham ESSA terus mengalami penurunan. Masalahnya, di dalam tren turunnya, masih belum ada tanda-tanda reversal, sehingga kalau anda masuk di saham ESSA katakanlah pada harga 700-an karena anda menganggap harganya sudah murah, saham ESSA ternyata masih turun lagi sampai 540-an.

Oleh karena itu, saham yang sedang berada dalam tren turun (downtrend), sebaiknya dihindari. 

Tetapi masalahnya...... 

Kita juga sering menemukan saham yang sedang dalam posisi strong downtrend, akhirnya berbalik naik. Salah satu contohnya, anda bisa lihat saham BBCA berikut: 


Setelah mengalami periode downtrend yang panjang, tren saham BBCA mulai berbalik naik dari harga 7.000-an sampai saat ini di harga 9.000. Kalau anda melewatkan saham-saham downtrend yang berpotensi balik arah, maka anda kehilangan peluang di market.   

Jadi sebenarnya tidak 100% saham yang strong downtrend / turun harus anda hindari. Namun, kalau anda ingin membeli saham yang turun, anda harus menganalisa hal-hal penting ini: 

1. Analisa fundamental saham tersebut (analisa paling penting) 

Jika anda menemukan saham downtrend dan ingin membeli saham tersebut, mau tidak mau anda harus melihat kondisi fundamental alias kinerja perusahaan tersebut. Karena saham yang turun banyak itu biasanya ada dua penyebabnya. 

Pertama, karena memang kinerjanya tidak terlalu bagus, sehingga sahamnya tidak diapresisasi market. Kedua, karena memang faktor koreksi pasar saja. Jadi kalau IHSG sudah kembali naik, maka saham yang turun akan ikut berbalik naik. 

Saham downtrend dengan fundamental yang bagus, biasanya harga sahamnya tidak butuh waktu lama untuk naik kembali. Analisa fundamental bisa anda lihat melalui analisa laporan keuangan maupun analisa sektoral. 

Analisa sektoral juga perlu anda analisa. Banyak saham downtrend karena siklus di sektor tersebut memang sudah selesai. Hal ini biasanya terjadi pada saham-saham siklikal komoditas seperti batu bara, CPO. 

Kalau ada saham downtrend yang terjadi karena siklus sektor tersebut sudah selesai, sebaiknya hindari terlebih dahulu. Sebagai contoh, ASII adalah salah satu saham favorit penulis. 

Saya sering membeli ASII ketika harganya sedang turun banyak yang masih dalam kondisi downtrend. Saya tidak takut membeli saham ASII yang sedang downtrend, karena fundamental ASII tetap solid di saat harganya turun. 


Dan terbukti, setiap kali saham ASII turun drastis, tidak lama kemudian harganya selalu naik. Beberapa kali membeli ASII, dan ketika saham yang saya beli masih nyangkut (turun), tidak butuh waktu lama untuk kembali naik jauh diatas harga beli.

Jadi, jika ingin membeli saham downtrend, pilihlah saham-saham downtrend yang fundamentalnya terbukti sudah bagus di market.  

2. Analisa price action

Melihat saham downtrend seolah kita melihat dalam keadaan gelap, karena banyak saham downtrend yang turun terus tanpa ada tanda-tanda pembalikan arah. Jadi, salah satu cara untuk menentukan kapan entry buy di saham downtrend, anda bisa menambahkan analisa price action.

Yap, dalam hal ini anda menggabungkan analisa teknikal dengan fundamental. Pilih saham downtrend berfundamental bagus dengan price action yang tepat. Price action adalah bagian dari analisa trend dan reversal. 

Jadi, price action tentu berbeda dengan analisa untuk trading harian / scalping. Kita sudah pernah membahas cara menganalisa price action disini: Price Action Saham.

3. Analisa valuasi (tambahan)

Sebagai tambahan, anda bisa melihat valuasi saham yang sedang downtrend. Saham-saham berfundamental bagus, dengan valuasi murah, sangat menarik untuk dibeli dan disimpan, setidaknya untuk mid term. 

Valuasi umum yang bisa anda gunakan adalah PER dan PBV. Pelajari juga: Analisa Valuasi Saham PER dan PBV. Contohnya, saham BIRD (blue bird) yang valuasi PBV-nya pernah mencapai 0,7x dan sahamnya sedang turun banyak. 

Namun kinerja keuangannya sedang turnaround. Tidak butuh waktu lama, saham BIRD berhasil naik dari 1.400-an hingga 1.800. Saham-saham dengan valuasi saham yang murah didukung fundamental yang baik memiliki potensi bullish reversal yang lebih pasti. 

4. Conviction dalam membeli saham

Kebanyakan trader / investor yang membeli saham downtrend, tidak memiliki keyakinan (conviction) dalam membeli saham. Membeli saham membutuhkan keyakinan. 

Hal ini menyebabkan saham yang dibeli investor sering terkena cut loss. Kalau anda punya keyakinan kuat terhadap suatu saham, anda akan lebih tenang menghadapi gejolak fluktuatif pasar. 

Nah, cara supaya anda memiliki conviction dalam membeli saham, adalah dengan membeli saham-saham yang fundamentalnya bagus, dengan valuasi murah dan price action. Selain itu, jangan pernah langsung memasukkan 100% modal alias all in di saham downtrend. 

Dengan memilih saham bagus dan manajemen modal yang benar, anda bisa meningkatkan conviction dalam membeli saham, sehingga anda bisa lebih tenang saat menghadapi fluktuatif harga. Inilah yang penulis terapkan sebelum memutuskan untuk membeli saham downtrend.

Terapkan cara-cara ini supaya anda bisa membeli saham downtrend dan memperoleh return lebih maksimal. Ingat, saham downtrend bukanlah saham yang harus dihindari. 

Justru saham yang sedang turun banyak akan memberikan potensi return lebih maksimal. Asalkan anda membeli saham downtrend dengan fundamental dan price action yang benar. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.