Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Belajar Chart Pattern - Cara Analisa Chart Pattern

Dalam analisis teknikal, chart pattern merupakan salah satu analisis paling penting yang harus dikuasai trader. Chart pattern adalah analisa price action yang berguna untuk melihat potensi pola pembalikan arah (reversal), maupun potensi harga saham dalam melanjutkan tren yang sedang berlangsung (continuation). 


Chart pattern dilakukan dengan cara menganalisa pola-pola (pattern) yang terbentuk pada grafik saham. Pattern yang terbentuk, bukan sekedar pola. Namun pola grafik adalah cerminan dari psikologis pasar. 

Hal ini karena grafik sendiri dibentuk dari adanya transaksi saham yang terjadi di market, sehingga dengan chart pattern anda bisa mempelajari potensi kecenderungan arah harga saham, melalui pola-pola psikologis market tersebut. Baca juga: Belajar Chart Pattern & Praktik Trading.

Dalam mempelajari chart pattern, ada beberapa poin penting yang harus anda perhatikan: 

1. Chart pattern terdiri dari pola continuation dan reversal 

Reversal pattern merupakan pola pembalikan arah, bisa pembalikan arah dari tren bearish menuju bullish (bullish reversal), atau tren bullis menuju bearish (bearish reversal). 

Contoh pola bullish reversal pattern seperti rounding bottom, double bottom, triple bottom, inverse head and shoulder. Contoh pola bearish reversal pattern seperti double top, triple top, head and shoulder. 

Continuation pattern merupakan pola yang berguna untuk melihat potensi harga saham meneruskan arah tren, baik meneruskan tren naik (bullish continuation), maupun meneruskan tren turun (bearish continuation).

Contoh bullish continuation pattern yang sering kita temukan adalah cup and handle, bullish rectangle, bullish flag, bullish pennants, falling wedge, ascending triangle, bullish rectangle. Sedangkan contoh bearish continuation pattern adalah bearish rectangle, bearish flag, bearish pennants, rising wedge, descending triangle, bearish rectangle. 

2. Chart pattern harus diperhatikan tren awal yang terbentuk 

Selalu perhatikan tren awal yang terbentuk. Kalau ada pola bullish continuation, berarti tren awal yang terbentuk ada tren bullish. Perhatikan poin-poin pentingnya: 
  • Bullish reversal: tren awal yang terbentuk adalah BEARISH / TURUN.
  • Bearish reversal: tren awal yang terbentuk adalah BULLISH / NAIK.
  • Bullish continuation: tren awal yang terbentuk adalah BULLISH
  • Bearish continuation: tren awal yang terbentuk adalah BEARISH 
Anda bisa perdalam lebih banyak analisa chart pattern, dan cara meraih profit maksimal dari chart pattern disini: Belajar Chart Pattern & Praktik Trading. 

3. Chart pattern bisa dikatakan valid apabila sudah ada KONFIRMASI SINYAL 

Konfirmasi sinyal... Inilah poin penting dari chart pattern. Konfirmasi sinyal bisa berupa garis neckline, atau garis "penghubung" chart pattern yang menunjukkan potensi breakout ataupun breakdown. Sebagai contoh, perhatikan double top pattern berikut: 


Double top bisa dikatakan VALID sebagai double top pattern apabila, harga saham turun dan breakdown dari neckline-nya (huruf C). Ini yang sering dilupakan oleh para analis teknikal. 

Jika ada pola double top seperti diatas, tetapi harga sahamnya belum jatuh dan tembus neckline, maka kita tidak bisa mengatakan pola tersebut sebagai double top, tetapi POTENSI DOUBLE TOP (double top potential). 

Berikut contoh pola double top yang valid: 


Diatas adalah contoh double top pattern yang sudah valid pada saham JPFA. Kenapa dikatakan valid? Karena setelah membentuk double top (kedua lingkaran), JPFA turun dan bergerak breakdown menembus neckline-nya (persegi merah). 

Dalam praktik yang anda temukan, ada banyak potensi chart pattern yang terbentuk, tetapi karena belum menembus neckline, atau belu memberikan sinyal konfirmasi breakout atau breakdown, maka kita tidak bisa mengatakan chart pattern tersebut sebagai chart pattern yang valid. 

Sebagai contoh, perhatikan double bottom yang terbentuk pada saham PWON berikut: 


PWON terlihat membentuk double bottom. Diawali dengan tren turun, kemudian membentuk bottom 1 (lingkaran pertama) dan setelah itu naik. Tetapi kemudian bergerak bearish, dan kembali membentuk bottom 2 (lingkaran kedua). 

Harga saham PWON tertahan di harga yang sama / hampir sama pada kedua lingkaran tersebut. Namun pada pola PWON diatas, kita belum bisa mengatakan bahwa PWON membentuk double bottom pattern. 

"Kenapa Pak Heze, kan sudah terlihat jelas ada pola double bottom di saham PWON?" Tanya anda.

Karena suatu chart pattern dikatakan valid, apabila chart pattern sudah breakout atau breakdown dari neckline-nya, seperti contoh double top di saham JPFA tadi. 

PWON walaupun sudah terlihat membentuk double bottom, namun belum menembus / breakout neckline (garis merah), sehingga kita tidak bisa mengatakan PWON membentuk double bottom, tetapi anda bisa mengatakan PWON membentuk POTENTIAL DOUBLE BOTTOM PATTERN. 

Neckline berfungsi sebagai level konfirmasi yang lebih valid. Masalahnya, kalau suatu saham yang membentuk double bottom belum menembus neckline-nya, bisa jadi kenaikannya hanya technical rebound sesaat, lalu turun lagi, atau bahkan jatuh dari kedua bottomnya, sehingga chart patternya failed. 

Perhatikan kembali chart pattern PWON 2 minggu kemudian: 


Setelah membentuk potensi double bottom, PWON mulai bergerak naik dan mendekati neckline-nya. PWON naik ke harga 462, dari sebelumnya di harga 450. 

Disini menunjukkan bahwa terbentuknya chart pattern suatu saham bisa terjadi dalam waktu yang agak lama, bisa diatas 2 minggu. 

Sehingga jika anda ingin trading dengan chart pattern, anda harus memperpanjang TIME FRAME TRADING, minimal trading lah dengan metode swing trading, jangan harian atau bahkan menitan. 

Karena analisa chart pattern adalah bagian dari price action, di mana analisa price action memang dibutuhkan kesabaran untuk entry dan menunggu saham naik.  

KAPAN ENTRY MENGGUNAKAN CHART PATTERN? 

Entry buy menggunakan chart pattern disarankan ketika chart pattern sudah memberikan KONFIRMASI BREAKOUT, karena dengan demikian bisa dikatakan chart pattern-nya sudah valid. 

Kalau kita menggunakan contoh double bottom saham PWON diatas, maka level entry beli yang bagus sebaiknya menunggu PWON breakout neckline, yaitu breakout diatas 468. 

Tapi masalahnya kalau beli di 468, harganya sudah lumayan tinggi, padahal double bottom PWON di harga 434-440. Jadi, kenapa nggak entry saja di 446-450 misalnya? 

Bisa saja... Tetapi kalau belum ada konfirmasi breakout memang sifatnya lebih speculative. Dalam arti, anda bisa mendapatkan harga jauh lebih murah, namun ada risiko harga saham gagal breakout dan malah turun lagi. 

Jadi ini masalah preferensi dan alternatif saja. Tidak ada rumus benar dan salah. Kalau anda ingin dapat di harga lebih murah dan anda yakin dengan chart pattern, serta pergerakan harganya di masa mendatang, anda tidak harus menunggu breakout. 

Tetapi kalau anda tipe trader saham yang tidak ingin speculative, anda strict rules, maka anda bisa pertimbangkan untuk menunggu harga saham tembus neckline alias breakout terlebih dahulu.  

Hal ini juga berlaku untuk analisa chart pattern yang lain. Jadi di dalam analisa chart pattern, perhatikan titik konfirmasi saham tersebut, dan kecenderungan pergerakan harganya, apakah relatif kuat bertahan diatas supportnya atau tidak. 

Disitulah anda bisa menentukan apakah sebaiknya entry menunggu breakout, atau bisa langsung entry dengan metode speculative buy. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.