Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Bagi Dividen, Saham Tidak Selalu Naik

Musim dividen adalah waktu yang ditunggu-tunggu trader dan investor saham. Apalagi perusahaan yang rajin bagi dividen, dengan nominal dividen besar, maka menjelang pengumuman dividen, biasanya saham-saham tersebut banyak menjadi pusat perhatian. 


Biasanya saham-saham yang akan membagikan dividen, harga sahamnya akan cenderung mengalami kenaikan, bahkan sebelum pengumuman cum date dan ex date.

Terutama kalau nilai dividen per sahamnya naik, atau dividend payout ratio meningkat, dan kinerja fundamental bagus, harga sahamnya akan cenderung bergerak bullish mendekati periode cum date dividen.

Saham-saham blue chip perbankan (BBRI, BBCA, BBNI, BMRI) adalah contohnya, di mana saham2 ini ketika akan bagi dividen harganya akan cenderung naik. Karena biasanya perusahaan perbankan dividen-nya gede-gede. 

Dikarenakan harga saham cenderung naik menjelang dividen, kita mengenal strategi dividen. Strategi dividen adalah strategi trader untuk membeli saham menjelang pengumuman dividen, dengan harapan harga sahamnya akan naik tinggi. 

Kemudian sebelum ex date, trader akan langsung realisasi profit, karena saat ex date harga sahamnya biasanya langsung jatuh (dividend trap). Jadi meskipun nggak dapat dividen, trader sudah mendapatkan capital gain yang besar, karena sudah membeli jauh-jauh hari sebelum pengumuman dividen jumbo.

Namun perlu anda pahami bahwa di pasar saham itu tidak ada rumus baku. Dengan kata lain, pengumuman dividen tidak selalu membawa harga saham bergerak bullish. 

Faktanya, banyak contoh di mana ketika perusahaan akan mengumumkan dividen, harga sahamnya justru tidak bergerak naik. Padahal perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan dengan fundamental bagus, dividennya naik, dividen per saham juga relatif besar. 

Tetapi harga sahamnya justru diam di tempat, atau bahkan turun. Salah satu contoh yang akan kita bahas disini adalah saham UNTR. UNTR membagikan dividen interim dengan nilai dividend per share yang besar Rp818. 

Akan tetapi harga saham UNTR cenderung bergerak koreksi jauh-jauh hari, bahkan sampai saat cum date, harga sahamnya tidak bergerak naik signifikan. Perhatikan pergerakan chart UNTR berikut:  


Perhatikan kedua garis biru diatas. Yap, itu adalah periode saat UNTR akan dan mulai mengumumkan pembagian dividen interim sebesar Rp818. Dan tanda panah merah diatas, adalah periode cum date dividen UNTR. 

Kalau kita lihat selama 2 mingguan, pergerakan tren UNTR justru cenderung koreksi. Pada saat cum date (tanda panah merah), UNTR memang sempat naik, tetapi kenaikannya juga tidak terlalu signifikan. Kenaikan UNTR saat itu karena IHSG juga bergerak naik signifikan. 

Secara tren 2 mingguan, harga saham UNTR masih cenderung bergerak downtrend. Ini menunjukkan bahwa pembagian dividen tidak selalu membuat harga saham naik menjelang pengumuman dividen. 

Masih banyak contoh lainnya. Jadi bukan hanya UNTR ini saja, tetapi ada banyak saham bagus yang ketika mengumumkan pembagian dividen, sahamnya stagnan atau turun. Ada beberapa kemungkinan penyebabnya: 

1. Kondisi market sedang kurang bagus 

Dalam kondisi pasar saham yang kurang bagus (sering koreksi), umumnya sentimen dividen tidak akan banyak memberikan pengaruh ke harga sahamnya, karena market lebih fokus untuk melakukan aksi jual. 

Belum lagi para trader ritel yang terbawa arus panic selling, ikut menjual saham-sahamnya, sehingga mayoritas saham bergerak koreksi. 

2. Market sudah tidak kaget dengan pembagian dividen 

Market sudah memprediksi besaran dividen yang akan dibagikan, sehingga pembagian dividen tidak memberikan kejutan lagi pada investor. Hal ini membuat investor pada akhirnya tidak memberikan reaksi euforia berlebihan. Jadi, harga sahamnya hanya di harga itu-itu saja menjelang dividen. 

Nah, pada akhirnya dalam praktik di market, pembagian dividen ini banyak dijadikan sebagai STIGMA. Maksudnya, trader banyak percaya kalau perusahaan akan mengumumkan dividen, berarti harga sahamnya akan naik. 

Sehingga, akhirnya para trader ritel membeli saham ketika perusahaan mengumumkan dividen, dengan harapan harga saham naik. Ternyata setelah saham dibeli, harganya tidak naik sesuai prediksi. Ini sering terjadi. 

Karena saya sering dapat pertanyaan dari trader, di mana para trader ingin membeli saham yang akan bagi dividen, dan trader berpikir harganya bakal naik tinggi. 

Jadi kita semua mendapatkan pelajaran berharga di pos ini. Jangan terlalu percaya kalau perusahaan akan bagi dividen, harga sahamnya akan naik tinggi, sehingga anda langsung all in di saham tersebut, tanpa berpikir panjang. 

Stigma bagi dividen, harga saham naik tidak selalu terjadi di market. Kalau anda terlalu berharap harga saham naik saat saham akan bagi dividen, anda justru berisiko terkena floating loss. 

Kecuali kalau anda berniat mendapatkan dividen, maka anda bisa membeli saham tersebut, dan menahannya sampai ex date. Tetapi kalau tujuan anda hanya mendapatkan capital gain tanpa dividen, hanya mengandalkan pengumuman dividen dengan harapan saham naik banyak tidaklah cukup. 

Untuk trader yang ingin mengincar profit jangka pendek di market, disarankan untuk menganalisa kembali teknikal dan momentum market, bukan hanya melihat pengumuman dividen saja. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.