Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Pengalaman Buruk Trading Saham

Pada pos sebelumnya yang bisa anda baca disini: Pengalaman Trading Saham, saya sudah sharing pengalaman-pengalaman saya dalam menjalankan trading saham. Lalu, apakah ada pengalaman buruk trading saham yang saya alami di market? Tentu saja ada. Di pos ini, saya ingin sharing pengalaman "buruk" trading saham. 

 

Sebelum itu, saya ingin menuliskan terlebih dahulu bahwa pos ini bukan bermaksud untuk menebar fear atau menakut-nakuti trader saham. Justru dengan adanya pos ini, saya ingin sharing REALITA yang sering terjadi di pasar saham. 

Karena banyaknya kisah-kisah sukses besar di pasar saham, sehingga para trader pemula seringkali tergiur mendapatkan untung besar dan cepat di market. Akhirnya, trader pemula asal-asalan dalam melakukan aktivitas trading, hanya karena ingin untung cepat. 

Melalui pos ini, saya ingin mengulas dan sharing pengalaman "tidak enak" yang saya hadapi sebagai trader saham. Tentu saja, pengalaman "buruk" trading saham ini bukan 100% pengalaman jelek. 

Namun pengalaman ini sekaligus pembelajaran di market, sebagai bahan evaluasi. Ada dua pengalaman buruk trading saham yang paling sering penulis hadapi (dan mungkin juga dihadapi oleh kebanyakan trader saham): 

1. Kerugian di market 

Saya rasa kerugian adalah hal yang paling tidak diinginkan oleh semua orang. Semua trader pasti ingin mendapatkan profit dari saham. Tetapi kerugian di market terkadang tidak bisa dihindarkan, dan semua trader pasti pernah mengalaminya. 

Kerugian yang pernah saya alami di market terjadi karena saya menggunakan margin trading, sehingga terkena force sell. Hal ini saya alami setelah 6 bulan pertama trading di Bursa.

Selama 6 bulan pertama trading, secara akumulasi saya mencetak profit cukup besar, dengan modal Rp1-4 juta. Namun setelah 6 bulan, saya merasa mulai mahir terus membeli banyak saham bahkan nekad menggunakan margin trading. 

Karena market berbalik arah menjadi bearish, dan saham yang saya beli dengan margin turun selama beberapa hari, akhirnya saya terkena force sell dan mengalami kerugian besar. 

Keuntungan saya selama 6 bulan pertama trading hilang hanya karena terkena force sell dari dua transaksi. Saya pernah bahas juga disini: Emosi Trader: Pengalaman Saya Kena Force Sell.

Untungnya, kerugian saya di force sell hanya menggerus keuntungan selama 6 bulan, jadi total transaksi saya masih break event point (BEP). 

Tapi disini saya belajar bahwa trading menggunakan margin trading, risikonya sangat besar, sehingga pengalaman buruk ini tidak saya ulangi lagi. Sampai sekarang, saya tidak pernah trading menggunakan fasilitas margin trading. 

Hal ini karena selain risiko force sell, margin trading juga terkena biaya bunga dari sekuritas jika anda belum menjual saham dalam batas hari yang ditentukan.   

Dalam perjalanan trading, saya juga mengalami beberapa kerugian dan cut loss karena salah mengambil keputusan trading.   

Dan jujur saja, saya dulu beberapa kali terpengaruh pom-pom orang lain, sehingga saya membeli saham hanya karena ada rumor-rumor (pom-pom) yang disebarkan oleh trader lain. 

Setelah saham yang saya beli turun, dan saya cek kembali analisa teknikalnya, valuasi, kinerja fundamental, ternyata saham tersebut adalah saham yang jelek. 

Mau tidak mau, saya harus melakukan cut loss dan rugi. Kerugian yang saya alami karena ikut-ikutan beli saham pom-pom cukup besar. 

Kerugian-kerugian ini mulai saya minimalkan dengan trading sesuai screening saham yang sudah saya terapkan ke dalam trading plan. Sehingga saya tidak lagi membeli saham hanya karena pom-pom orang lain, atau menuruti emosi trading dengan membeli saham pakai margin trading.

Kerugian adalah hal yang paling tidak diinginkan trader. Namun jika kita menghadapi kerugian di market, ada baiknya lakukan evaluasi, apa yang menyebabkan kerugian tersebut, sehingga trader tidak jatuh ke lubang yang sama.   

2. Penyesalan-penyesalan dalam trading saham 

Dalam trading saham, ada banyak rasa penyesalan. Semahir apapun kita, sebanyak apapun pengalaman trading di bursa, rasa penyesalan bisa muncul. Hal ini karena rasa penyesalan berkaitan dengan kondisi emosi dan psikologis. Siapapun bisa mengalaminya. 

Saya terkadang menyesal ketika menjual profit saham, ternyata setelah besoknya saya lihat lagi saham yang saya jual, harganya naik sangat tinggi. 

Saya juga sering menyesal ketika saya menganalisa saham, dan saya berpikir saham ini akan naik, tetapi saya tidak membelinya, ternyata di sesi 2 saham yang saya analisa tadi pagi harganya langsung naik 5% lebih. 

Saya berpikir dan hanya bisa berandai-andai: "Wah kalau saya tadi beli saham ini saya sudah untung besar ya". "Coba tadi nggak saya jual dulu sahamnya, profit saya bisa lebih besar lagi"

Saya juga pernah menyesal ketika melakukan cut loss, saham berbalik arah. Di pasar saham, akan ada banyak penyesalan. Bahkan ketika untung, ketika kita tidak mengambil pilihan (untuk membeli saham), rasa penyesalan pun bisa muncul.  

Buat yang ingin memulai trading saham, kalau anda tidak siap untuk menyesal, sebaiknya pertimbangkan kembali untuk masuk ke pasar saham. Tapi kalau anda siap menghadapi rasa-rasa penyesalan ini, berarti anda sudah siap satu langkah untuk masuk ke pasar saham. 

Jangan meremehkan rasa penyesalan ini. Kalau rasa penyesalan anda berlarut-larut dan anda tidak mengelolanya, ini bisa mempengaruhi aktivitas trading anda selanjutnya. 

Lalu, bagaimana cara mengelola emosi ini? 

Satu-satunya cara ya anda harus move on. Lupakan. Walaupun saya akui ketika kita sebenarnya bisa untung besar, tetapi kita melewatkan kesempatan itu, tetap saja rasa penyesalan tidak langsung hilang 100%. 

Hal ini karena rasa penyesalan timbul dari reaksi emosi dan perasaan. Tetapi anda harus tetap mengelola emosi rasa penyesalan ini. Jangan sampai rasa penyesalan mengganggu aktivitas trading anda. 

Jika anda mulai merasakan penyesalan-penyesalan tersebut, tenangkan diri, kemudian berusaha untuk lupakan dan kembalilah ke aktivitas trading anda. 

Itulah dua pengalaman buruk trading saham yang pernah saya alami. Saya rasa pengalaman-pengalaman ini sebenarnya bukan hanya saya saja yang mengalami, namun juga dialami oleh banyak trader. 

Tetapi untuk trader pemula atau orang yang masih awam, anda mungkin tidak terpikir hal-hal seperti ini. Semoga dengan adanya pos ini, bisa menjadi bahan sharing untuk para pemula juga, untuk lebih meningkatkan skill dan kesiapan trading di market. Karena di pasar saham, anda juga menghadapi risiko selain potensi profit. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.