Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Strategi Memilih Saham Saat Market Uptrend & Downtrend

El Heze

Pergerakan pasar saham umumnya bergerak dalam 3 tren, yaitu tren naik (uptrend), tren turun (downtrend) dan tren mendatar (sideways). Jika pasar bergerak dalam tren sideways, anda bisa lebih mudah memanfaatkan pola support-resisten berulang di area yang sama untuk buy dan take profit. 


Tetapi ketika kondisi pasar saham bergerak dalam tren naik ataupun tren turun, maka strategi trading yang digunakan pasti akan berbeda. Sebagai trader saham yang sudah mengalami kondisi uptrend dan downtrend di market, saya merasakan strategi trading yang digunakan dalam kondisi pasar saham naik, bisa sangat berbeda dengan saat kondisi pasar saham turun. 

Pada pos ini, saya ingin sharing beberapa pengalaman trading menghadapi kondisi market bullish dan bearish beserta strategi tradingnya. 

Pelajari juga strategi membeli saham-saham uptrend yang bagus untuk trading disini: Ebook Panduan Simpel Memilih Saham Bagus + Screening Saham Uptrend.

Pada saat kondisi market sedang BULLISH / UPTREND, saham-saham dengan tren naik lebih banyak ditemukan daripada saham-saham downtrend. Pasar saham dengan tren bullish dapat dilihat dari tren IHSG yang cenderung naik, dan mayoritas saham yang membentuk higher high higher low, seperti kondisi IHSG berikut:  


Pada kondisi market BEARISH / DOWNTREND, saham dengan tren turun lebih mudah ditemukan daripada saham-saham uptrend. Pasar saham dengan tren turun, berarti banyak saham yang hanya naik sebentar, dan lebih banyak penurunannya, disertai kondisi tren IHSG yang turun. 

Jadi kalau market lagi bullish, memilih saham uptrend untuk trading relatif lebih MENGUNTUNGKAN daripada memilih saham downtrend. 

Kalau market lagi BULLISH atau bahkan lagi STRONG BULLISH, kemudian anda menemukan saham-saham yang strong downtrend, kemungkinan besar saham tersebut kurang menguntungkan / kurang diminati market. 

Hal ini karena saat kondisi pasar sedang bagus-bagusnya, justru semua orang distribusi (menjual) saham tersebut. Jadi, hindari saham yang strong downtrend saat market lagi bergerak bullish. 

Kecuali kalau saham-saham strong downtrend tersebut adalah saham dengan fundamental bagus, maka dalam jangka waktu tertentu, sangat mungkin akan terjadi "rotasi tren", di mana saham-saham downtrend akan naik, dan saham yang sudah uptrend akan terjadi fase koreksi atau bahkan reversal. 

Sebaliknya kalau market lagi BEARISH atau bahkan STRONG BEARISH, dan ada saham-saham yang strong uptrend, kemungkinan besar saham tersebut adalah saham-saham yang sektornya memang diuntungkan pada saat kondisi IHSG melemah. 

Sebagai contoh, di tahun 2020-2021 saat IHSG masih relatif turun dan tertahan, saham-saham teknologi justru mencetak return tertinggi. Karena pada saat pandemi, orang-orang mulai memanfaatkan teknologi (untuk pekerjaan, bisnis, belanja dan lain-lain), sehingga saham-saham di sektor teknologi memberikan return besar saat IHSG bearish.

Tetapi pada saat market bearish, pada umumnya lebih sulit mencari saham-saham uptrend yang lebih banyak. Jadi pada saat pasar bearish, memilih SAHAM DOWNTREND YANG LAGI DISKON akan jauh lebih mudah dibandingkan mencari saham uptrend. 

Tidak ada salahnya trading di saham downtrend ketika pasar saham sedang bearish. Anda bisa perdalam strategi-strategi mencari saham diskon yang murah dan berpotensi naik cepat pada saat turun disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

Karena dalam kondisi market bearish, mayoritas saham turun termasuk saham-saham yang fundamentalnya bagus, saham-saham likuid, saham LQ45, Kompas 100 dan lain-lain. 

Ketika market bearish, trader bisa memprioritaskan saham-saham dengan teknikal & fundamental bagus, yang lagi diskon saat tren-nya turun. 

Dalam hal ini, trader akan lebih efektif menerapkan strateig BUY ON WEAKNESS atau sekedar memanfaatkan rebound untuk trading jangka pendek. Karena dalam kondisi pasar saham downtrend, tidak setiap hari harga saham turun. 

Ada saat-saat di mana saham-saham akan rebound, terutama saham-saham yang fundamental dan teknikalnya bagus, dan ketika pasar saham pulih, maka saham-saham yang sudah turun banyak akan naik lagi. Jadi, strategi buy and hold atau investasi juga bisa diterapkan dengan memilih saham-saham fundamental bagus saat market turun. 

Sehingga dalam kondisi market yang tren-nya berbeda atau berkebalikan arah, anda sebagai trader ataupun investor harus bisa MENYESUAIKAN TRADING PLAN. 

Jangan sampai ketika market lagi bagus-bagusnya, anda justru membeli saham-saham yang strong downtrend, di mana saham tersebut adalah saham dengan teknikal dan fundamental yang kurang bagus. 

Kalau market lagi bagus, pilihlah saham yang uptrend, karena saham uptrend adalah saham yang bisa memberikan keuntungan lebih maksimal untuk trader. Namun jika market bearish, memilih saham downtrend yang likuid akan lebih mudah. 

Jadi, trading dan investasi saham itu sebenarnya adalah sebuah SENI dan ILMU. Saya katakan seni karena anda harus mendalami ilmunya, dan anda harus bisa menyesuaikan diri, beradaptasi dengan perubahan kondisi market. 

Buat anda yang sering mengalami kerugian padahal kondisi pasar saham sedang bagus. Atau anda yang selalu kesulitan mencari saham saat pasar saham sedang turun (padahal sebenarnya banyak saham diskon), bisa jadi karena trader menerapkan strategi yang kurang tepat. 

Apa yang saya tuliskan di pos ini merupakan pengalaman pribadi menjalankan strategi trading di market. Anda bisa menerapkan strategi yang penulis terapkan, atau "memodifikasi" strategi sesuai dengan trading plan masing-masing.

Selama strategi trading yang anda terapkan menguntungkan baik dalam kondisi pasar saham bullish maupun bearish, lanjutkan.... 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.