Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Analisa Chart Pattern - Double Bottom Pattern

Chart pattern merupakan analisa price action yang sangat berguna dalam analisa teknikal. Chart pattern dapat memberikan dua sinyal pada trader, yaitu chart pattern sebagai sinyal reversal (pembalikan arah), dan sebagai continuation (melanjutkan tren yang sedang berlangsung).


Reversal pattern sangat berguna bagi trader untuk memutuskan kapan akan membeli saham ketika saham sedang turun, dan memutuskan kapan akan menjual saham atau wait and see ketika saham sudah naik, karena ada reversal pattern yang menunjukkan pola pembalikan arah. 

Salah satu reversal pattern yang sering muncul dalam grafik adalah DOUBLE BOTTOM PATTERN. Double bottom adalah bullish reversal pattern, yaitu pola pembalikan arah dari tren turun yang sebelumnya terbentuk menjadi uptrend / technical rebound. 

DOUBLE BOTTOM PATTERN

Berikut adalah double bottom pattern:  

Double Bottom Pattern

Berikut ciri-ciri utama yang terbentuk pada pola double bottom: 
  • Diawali tren turun / penurunan harga saham 
  • Membentuk pola bottom 1 (huruf B)
  • Kemudian setelah membentuk bottom 1, harga saham berhasil naik / rebound (C)
  • Harga saham tidak berhasil menembus resisten C, kemudian turun lagi dan membentuk bottom 2 (huruf D) 
  • Bottom 1 dan bottom 2 memiliki support di harga yang sama, sehingga membentuk dua pola bottom yang sejajar (double bottom) 
  • Pola bullish reversal 
Perlu trader pahami, bottom 1 dan bottom 2 yang terbentuk harus dilihat berdasarkan harga terendah candlesticknya (low price), bukan dilihat berdasarkan body candle. Jadi lower shadow harus diperhitungkan juga dalam melihat pembentukan pola double bottom. 

Double bottom merupakan bullish reversal, yang memberikan sinyal pada trader bahwa harga saham berpotensi mengalami kenaikan setelah membentuk pola double bottom.

Pola double bottom menujukkan psikologis pasar. Ketika membentuk Bottom 1 (support pertama) harga saham berhasil naik dan tidak lanjut turun. Ini artinya, pada bottom 1, pelaku pasar mulai membeli kembali saham tersebut. 

Namun harga saham kembali mengalami koreksi dan membentuk bottom 2 yang sejajar dengan bottom 1. Ini artinya, pelaku pasar kembali menahan harga saham agar tidak jatuh dari support-nya, sehingga membentuk dua pola support sejajar. 

Setelah menyentuh bottom 1 (huruf B) harga saham berhasil naik. Kemudian harga saham kembali menyentuh bottom 2 (huruf D) yang sejajar dengan bottom 1-nya. Sehingga pola ini bisa menjadi pola historis yang terulang kembali. 

Akan tetapi, untuk memutuskan level entry ketika saham membentuk pola double bottom, trader disarankan untuk menunggu area konfirmasi ketika harga saham berhasil breakout dari resisten C. Ketika berhasil breakout dari resisten C, harga saham kemungkinan besar akan mulai berbalik arah menjadi tren naik. 

Maka ketika saham berhasil breakout dari resisten C, trader bisa membeli sahamnya. Hal ini untuk meminimalkan risiko saham breakdown dari doublr bottom-nya. Lalu bagaimana dengan praktikknya? 

CONTOH POLA DOUBLE BOTTOM SAHAM INDF  

Berikut adalah contoh pola double bottom yang terbentuk pada saham INDF. Perhatikan chart INDF dibawah ini: 


Diawali dengan tren turun. Kemudian membentuk bottom 1. Setelah membentuk bottom 1, saham INDF berhasil rebound, namun kembali turun. Penurunan saham INDF tidak sampai melebihi bottom 1, sehingga terbentuk bottom 2 yang sejajar dengan bottom 1. 

Perhatikan, setelah membentuk double bottom, tidak lama kemudian saham INDF mengalami kenaikan beberapa hari. Dalam praktikknya, trader bisa menerapkan dua area entry buy. 

Area entry buy pertama, yaitu pada "Konfirmasi buy 1", yaitu pada saat harga saham berhasil bertahan diatas double bottom-nya. Trader bisa langsung membeli pada area tersebut, untuk memanfaatkan technical rebound jangka pendek. 

Akan tetapi, entry pada area "konfirmasi buy 1" ada risikonya. Terutama apabila harga saham tidak lama kemudian ternyata jatuh dari double bottom, maka akan terbentuk support yang baru. 

Nah, level entry yang lebih aman yaitu pada area "konfirmasi buy" pada garis hijau horizontal diatasm yaitu setelah harga saham berhasil breakout dari area resisten diatas bottom 1 dan bottom 2-nya. Tetapi level entry di area tersebut juga ada risikonya, yaitu trader akan mendapatkan harga beli yang lebih mahal/ tinggi.  

CONTOH POLA DOUBLE BOTTOM SAHAM JSMR

Perhatikan contoh lain double bottom pattern pada saham JSMR berikut ini: 


Diawali dengan tren turun. Kemudian membentuk bottom 1 (lingkaran hijau pertama). Setelah membentuk bottom 1 saham JSMR berhasil rebound sampai ke area garis horizontal putih. 

Setelah itu, saham JSMR berbalik turun dan membentuk pola bottom 2 (lingkaran hijau kedua) yang sejajar dengan bottom 1. Setelah membentuk double bottom, tren JSMR berhasil berbalik arah menjadi tren naik pada secondary trend-nya. 

Level entry yang lebih aman bisa dilakukan ketika harga saham breakout dari resisten diantara double bottom-nya, yaitu pada area garis horizontal putih. Ketika berhasil breakout, trader bisa melakukan konfirmasi buy pada area tersebut. 

Namun jika trader ingin mendapatkan harga beli lebih murah, trader bisa beli bertahap ketika harga saham sudah berhasil bertahan minimal diatas kedua bottom support-nya tersebut. 

Itulah pola double bottom pattern dan cara menganalisanya pada grafik saham. Semoga bermanfaat. Salam Profit.   

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.