Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

6 Prinsip Teori Dow - Belajar Teori Dow

Kalau anda belajar analisis teknikal, anda harus paham dow theory (teori dow). Dasar-dasar analisa teknikal, semuanya dijelaskan melalui prinsip-prinsip yang terdapat di dalam Dow Theory. Namun tahukah anda, apa saja isi Dow Theory? Dan dari mana asal mula Dow Theory? Pada pos ini, kita akan membahasnya. 


Teori Dow adalah teori dasar analisis teknikal yang pertama kali diperkenalkan oleh Charles Dow melalui Wall Street Journal pada kisaran tahun 1851-1902. Charles Dow adalah seorang pendiri Dow Jones and Company. 

Charles Dow juga merupakan wartawan dan editor Wall Street Journal. Dow melakukan penelitian dengan membagi saham-saham di Wall Street menjadi dua kelompok, yaitu Industrial Index dan Transportation Index. 

Dow mengatakan bahwa perkembangan industri pasti diikuti dengan perluasan sektor transportasi, karena pabrik-pabrik membutuhkan distribusi barang melalui transportasi. 

Pada tahn 1880, Dow bertemu rekannya Edward Jones. Dari sinilah muncul teori-teori Dow Jones atau biasa disingkat dengan Dow Theory, yang menjadi dasar dari lahirnya prinsip-prinsip analisa teknikal, untuk menjelaskan pergerakan harga saham dan tren yang terjadi di market. 

Dow Theory juga bisa digunakan untuk menjelaskan pergerakan di pasar forex. Ide-ide dalam teori Dow dijelaskan melalui Wall Street Journal dan diterima oleh sebagian besar penganut analisis teknikal. 

6 PRINSIP TEORI DOW

Berikut adalah 6 prinsip teori Dow yang harus anda perdalam:  

1. Pasar saham telah memperhitungkan seluruh berita (The stock market discounts all news) 

Berdasarkan Teori Dow, apabila berita / informasi baru diterbitkan ke market, harga saham akan berubah sesuai dengan refleksi info baru yang beredar di pasar. 

Sebagai contoh, ketika terjadi ekonomi sedang lesu, GDP Indonesia jatuh ke teritori negatif, banyak news jelek di market, maka pelaku pasar akan melakukan aksi jual saham, sehingga banyak saham yang harganya turun. 

Atau mengumumkan aksi korporasi seperti right issue, maka harga saham bisa bergerak mengikuti harga teoretis right issuenya. Ini sesuai dengan prinsip Teori Dow, bahwa pergerakan analisa teknikal grafik yang anda lihat, sudah memperhitungkan news yang terjadi di market.  

2. Pasar memiliki tiga pergerakan (The market has three movements)

Pergerakan pasar itu memiliki tiga pergerakan, yaitu major trend, secondary trend dan minor trend: 
  • Major trend / primary trend / tren utama: Merupakan tren besar yang terbentuk pada grafik selama time frame tertentu yang kita tetapkan 
  • Secondary trend: Tren yang lebih kecil, posisinya berada di dalam major trend
  • Minor tren: Tren yang lebih kecil lagi, dengan time frame lebih pendek yang terbentuk di dalam secondary tren. 
Pelajari juga: Analisis Tren Saham: Major, Secondary & Minor Trend. Seperti ini contoh tiha pergerakan pasar yang terdiri dari major, secondary dan minor trend:   


3. Tren selalu berlanjut sampai ada tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan bahwa tren akan berakhir (Trends exist until definitive signals prove that they have ended) 

Teori Dow mengatakan bahwa tren besar di market pasti akan terus berlanjut, walaupun terjadi "noise" seperti yang digambarkan di dalam secondary dan minor trend, sehingga pergerakan tren bisa saja berlawanan arah untuk jangka pendek - menengah. 

Namun tren yang terbentuk pada suatu chart pasti akan terus berlanjut, sampai ada tanda-tanda bahwa tren tersebut akan berakhir dan berbalik arah (reversal). Tentu saja menentukan tren berguna sebagai dasar untuk memutuskan apakah trader sebaiknya akan entry buy, exit atau hold sahamnya.  

Mengetahui tren yang berlanjut (continuation) dan tren yang akan berbalik arah / akhir suatu tren (reversal) membutuhkan banyak pengalaman trading, dan seorang trader harus menggunakan tool-tool analisa teknikal, seperti Moving Average, chart pattern, analisa support resisten, Fibonacci Retracement. 

4. Tren pasar memiliki tiga fase (Market trends have three phases) 

Menurut Teori Dow, pasar (baik pasar saham, forex, maupun pasar komoditi lainnya) pasti akan memiiki tiga fase, yaitu fase Uptrend, Downtrend dan Sideways: 
  • Uptrend (tren naik): Tren naik yang terbentuk pada grafik
  • Downtrend (tren turun): Tren menurun yang terbentuk pada grafik
  • Sideways (tren mendatar / trendless / non-trend): Trend mendatar / konsolidasi
Berdasarkan Dow Theory, pergerakan pasar itu memiliki tiga fase yang akan selalu terulang, walaupun setiap fase memiliki panjang time frame atau waktu yang berbeda-beda. 

Tetapi akan selalu ada yang namanya uptrend, yaitu kondisi di mana banyak pelaku pasar yang membeli saham (bullish partisipasi). Setelah harga saham naik, akan terjadi fase sideways, di mana saham mulai sulit naik, banyak keraguan pasar, dan mulai terjadi aksi jual. 

Kemudian diikuti dengan fase downtrend, di mana saham yang sudah naik sebelumnya akan dijual besar-besaran (bearish partisipasi) oleh mayoritas pelaku pasar. 

Lalu, akan terjadi tren sideways lagi di harga bawah, di mana pada fase ini beberapa pelaku pasar memanfaatkan "curi start" untuk membeli saham di harga bawah / diskon. Tiga fase pasar menurut Teori Dow kurang lebih dapat digambarkan seperti ini: 


5. Tren dikonfirmasi oleh volume (Trends are confirmed by volume) 

Pergerakan tren pasti akan dikonfirmasi oleh volume. Ada beberapa hubungan antara volume dengan harga saham yang dijelaskan di dalam Teori Dow, yaitu sebagai berikut: 
  • Harga saham naik, volume naik --> Sinyal saham akan naik
  • Harga saham naik, volume turun --> Sinyal saham akan turun
  • Harga saham turun, volume naik --> Sinyal saham akan turun
  • Harga saham turun, volume turun --> Sinyal saham akan naik 
Saham yang naik dikonfirmasi dengan volume naik, artinya partisipasi bullish sedang tinggi, sehingga saham diprediksi akan melanjutkan kenaikan. 

Tetapi jika saham naik dikonfirmasi volume rendah, artinya partisipasi bullish tidak terlalu kuat, sehingga ada potensi saham tidak melanjutkan kenaikan. Ketika saham turun, dikonfirmasi volume naik, itu artinya partisipasi bearish sedang tinggi, sehingga bisa jadi saham akan melanjutkan penurunan. 

Sebaiknya, jika saham turun dikonfirmasi penurunan volume, artinya partisipasi bearish sedang rendah, sehingga saham berpotensi rebound atau naik dalam jangka pendek.  

Anda bisa perdalam hubungan volume dengan harga saham, pada beberapa pos berikut: Analisis Teknikal: Volume Naik, Harga Turun? dan Analisis Teknikal: Volume dan Harga Saham, Cara Menggunakan Volume Saham dan Forex. 

6. Pasar saham saling mengkonfirmasi satu sama lain (Stock market averages must confirm each other)     

Dasar munculnya teori Dow ini, karena Dow mengatakan bahwa saham-saham di sektor industri tidak mungkin akan bullish, kecuali indeks perusahaan transportasi mengalami kenaikan. 

Hal ini karena keduanya memiliki korelasi yang kuat. Perusahaan di sektor industri membutuhkan perusahaan transportasi sebagai sarana untuk mendistribusikan barang. 

Apabila industri manufaktur sehat, maka perusahaan-perusahaan transportasi juga sehat, sehingga harga sahamnya memiliki efek domino. Namun jika kedua indeks bergerak berlawanan, bisa jadi itu adalah pertanda bahwa akan terjadi perubahan. 

Artinya, pergerakan saham-saham, IHSG, sektor saham itu tidak berdiri sendiri, namun dipengaruhi oleh banyak faktor lain yang saling berkaitan dan mengkonfirmasi satu sama lain. 

Sebagai contoh, pergerakan IHSG seringkali mengikuti pergerakan Wall Street Index atau mengikuti bursa Asia. Hal ini karena pergerakan Wall Street seringkali dijadikan sebagai acuan pasar sebagai indeks dunia utama.

Itulah 6 prinsip teori Dow dan penjelasan teori Dow yang harus anda pahami di dalam analisa saham. Kalau anda seorang teknikalis / chartist, anda harus memahami dan bisa mempraktikkan Teori Dow ke dalam trading anda, karena Teori Dow adalah konsep basic yang selalu terjadi secara berulang di market. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.