Di pasar modal maupun forex, kata2 uptrend, downtrend, dan sideways pasti sering sekali Anda dengar. Misalnya analis Pak Bima mengatakan: IHSG sedang berada dalam tren sideways cenderung melemah. Analisis Pak Arman mengatakan: Saham WSKT berada dalam jalur uptrend.
Nah, sebenarnya apa sih Uptrend, Downtrend, dan Sideways itu?
Uptrend, downtrend, dan sideways merupakan bagian dari TREN. Tren dapat didefinisikan kira2 artinya: Kecenderungan arah pergerakan harga saham. Kalau Anda masih ingat tiga prinsip analisis teknikal yang pernah saya bahas di pos ini: Prinsip Dasar Analisis Teknikal, maka tren termasuk dalam prinsip analisis teknikal kedua, yaitu prices moves in trend. Sesuai artinya, kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, maka:
Uptrend: Tren naik / kecenderungan tren harga saham mengalami kenaikan.
Downtrend: Tren turun / kecenderungan tren harga saham mengalami penurunan.
Sideways: Trendless / kecenderungan tren harga saham tetap (tidak naik dan turun).
Perhatikan disini, kata pemicunya adalah: Kecenderungan. Harga saham yang mengalami downtrend bukan berarti harga saham 100% turun tanpa naik. Demikian juga harga saham uptrend bukan berarti harga saham 100% naik terus tanpa turun. Uptrend berarti harga saham tersebut memiliki kecenderungan tren naik, sebaliknya juga dengan downtrend.
Jadi, bukan berarti kalau Anda membeli saham yang uptrend, Anda pasti untung, dan kalau Anda membeli saham downtrend Anda pasti rugi. Bukan begitu. Catatan: Jika Anda ingin menerapkan strategi cuan membeli saham downtrend jangka pendek, Anda bisa lihat di halaman: Buku Pasar Modal.
Walaupun memiliki tren tertentu, di dalam sebuah tren naik maupun turun, harga saham tetap akan mengalami kenaikan dan penurunan berkali-kali. Sehingga di dalam gerak naik-turun sebuah tren, akan terdapat berbagai puncak (top) dan dasar (bottom) yang bisa menjadi garis support dan resisten untuk menentukan posisi beli dan jual, maupun untuk melihat arah tren yang sedang berlangsung.
Harga saham uptrend, berarti puncak harga (resisten) dan dasar harga (support) yang terbentuk makin lama akan makin tinggi. Sedangkan kalau pada saham downtrend, puncak harga dan dasar harga yang terbentuk makin lama makin rendah. Kalau pada saham sideways, puncak harga dan dasar harga yang terbentuk hampir sama. Jika Anda belum memahami support dan resisten, silahkan baca pos: Makna Penting Support dan Resisten Part I.
Pada saham uptrend, tampak jelas bahwa pola resisten dan support yang terbentuk makin lama makin tinggi. Perhatikan garis merah yang menunjukkan kenaikan harga saham.
Pada saham downtrend, tampak jelas bahwa pola resisten dan support yang terbentuk makin lama makin rendah.
Harga saham dikatakan sideways karena memiliki pola support dan resisten yang bergerak di range berulang, sehingga tidak membentuk pola tren dan maupun turun secara signifikan.
Perhatikan disini, kata pemicunya adalah: Kecenderungan. Harga saham yang mengalami downtrend bukan berarti harga saham 100% turun tanpa naik. Demikian juga harga saham uptrend bukan berarti harga saham 100% naik terus tanpa turun. Uptrend berarti harga saham tersebut memiliki kecenderungan tren naik, sebaliknya juga dengan downtrend.
Jadi, bukan berarti kalau Anda membeli saham yang uptrend, Anda pasti untung, dan kalau Anda membeli saham downtrend Anda pasti rugi. Bukan begitu. Catatan: Jika Anda ingin menerapkan strategi cuan membeli saham downtrend jangka pendek, Anda bisa lihat di halaman: Buku Pasar Modal.
Walaupun memiliki tren tertentu, di dalam sebuah tren naik maupun turun, harga saham tetap akan mengalami kenaikan dan penurunan berkali-kali. Sehingga di dalam gerak naik-turun sebuah tren, akan terdapat berbagai puncak (top) dan dasar (bottom) yang bisa menjadi garis support dan resisten untuk menentukan posisi beli dan jual, maupun untuk melihat arah tren yang sedang berlangsung.
Harga saham uptrend, berarti puncak harga (resisten) dan dasar harga (support) yang terbentuk makin lama akan makin tinggi. Sedangkan kalau pada saham downtrend, puncak harga dan dasar harga yang terbentuk makin lama makin rendah. Kalau pada saham sideways, puncak harga dan dasar harga yang terbentuk hampir sama. Jika Anda belum memahami support dan resisten, silahkan baca pos: Makna Penting Support dan Resisten Part I.
Pada saham uptrend, tampak jelas bahwa pola resisten dan support yang terbentuk makin lama makin tinggi. Perhatikan garis merah yang menunjukkan kenaikan harga saham.
Pada saham downtrend, tampak jelas bahwa pola resisten dan support yang terbentuk makin lama makin rendah.
Harga saham dikatakan sideways karena memiliki pola support dan resisten yang bergerak di range berulang, sehingga tidak membentuk pola tren dan maupun turun secara signifikan.
$$$$$$$$$$$$$$$$$
Tadi sudah saya tekankan bahwa harga saham tidak akan bergerak dengan arah yang sama setiap saat. Walaupun memiliki tren tertentu (uptrend atau downtrend), di dalam tren harga saham akan mengalami kenaikan dan penurunan berulang kali sehingga seperti membentuk zig-zag. Di dalam gerakan zig-zag akan terdapat berbagai harga puncak (resisten) dan harga dasar (support) yang dapat memberikan acuan dalam menentukan kecenderungan pergerakan harga. Anda bisa lihat contohnya dibawah ini.
Perhatikan grafik saham RALS diatas. Perhatikan garis merah, saham RALS terlihat mengalami strong downtrend. Di dalam downtrend RALS, tidak 100% RALS mengalami downtrend, namun di dalam tren yang turun, terjadi sedikit uptrend (perhatikan garis hijau). Momen2 uptrend yang sepit inilah yang biasa dimanfaatkan trader untuk mencetak keuntungan harian - dibawah 1 minggu.
Memahami uptrend, downtrend dan sideways mudah bukan? Kalau Anda sudah paham tentang istilah tersebut, Anda perlu paham bagaimana cara menggambar dan menentukan ketiga pola tersebut. Silahkan simak di pos berikutnya: Saham Uptrend, Downtrend, dan Sideways Part II
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.