Website edukasi saham, ekonomi makro, rekomendasi, investasi saham, analisis saham dan strategi trading.

Beli Saham saat Harga Naik atau Turun

El Heze

Beli saham saat harga naik atau turun? Mana yang lebih menguntungkan untuk trader saham? Beli saham ketika harganya naik, ataupun ketika harganya lagi turun semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Banyak perbedaan pandangan trader mengenai kedua strategi trading ini. 


Beli saham saat harganya naik biasanya dikenal dengan strategi: Buy on breakout, dan buy high sell higher. Sedangkan beli saham saat harganya turun biasanya dikenal dengan strategi: Buy on weakness (beli saham di harga bawah, atau ketika harganya lagi turun dan terdiskon). 

Para trader yang anti beli saham ketika harganya jatuh biasanya memiliki pendapat: "Jangan menangkap pisau jatuh". "Hati-hati beli saham yang lagi turun, kalau patah tren harganya bisa terjun bebas dan nyangkut". 

Trader juga berpendapat: "Saham yang memberikan keuntungan itu kan saham yang lagi naik. Kalau saham turun risikonya sahamnya bisa jatuh lagi".

Sebaliknya, para trader yang anti membeli saham ketika harganya lagi naik akan beropini: "Bahaya banget beli saham harganya sudah di pucuk, ntar langsung di harga puncak sulit balik". "Beli saham itu kalau harganya murah lah. Nanti jualnya di harga tinggi. Harga sudah naik tinggi kok baru dibeli."

Sebagai trader saham, "aliran" mana yang akan anda ikuti? Beli di harga murah atau beli ketika sahamnya lagi naik? 

Beli saham yang lagi naik maupun turun, sama-sama menguntungkan. Faktanya, banyak saham breakout yang bisa meneruskan kenaikan tren secara signifikan. 

Demikian juga dengan saham-saham yang lagi turun. Membeli saham yang sedang turun sangat menguntungkan bagi trader, karena anda bisa dapat saham di harga murah dan jual di harga lebih tinggi. 

Tetapi pendapat-pendapat trader yang mengatakan misalnya: "Beli saham turun itu berbahaya karena menangkap pisau jatuh", atau "jangan beli saham yang lagi naik tinggi, kalau sahamnya turun bisa nyangkut di pucuk"... 

Pendapat-pendapat menurut saya tidak salah, karena sebagai trader saya juga mengalami sendiri. Karena tidak ada strategi trading yang 100% sempurna. 

Membeli saham saat naik ataupun ketika lagi turun membutuhkan analisa, pemilihan saham dan momentum trading yang tepat, agar anda tidak salah mengambil posisi apalagi memilih saham yang tidak tepat, karena risikonya akan menjadi semakin besar. 

STRATEGI BELI SAHAM SAAT NAIK 

Jika anda ingin membeli saham yang sedang naik / buy on breakout, ada beberapa strategi yang bisa anda terapkan: 

1. Pilih saham yang breakout dengan volume tinggi

Kalau anda ingin beli saham yang lagi naik tinggi, usahakan juga didukung dengan volume transaksi yang tinggi atau meningkat secara signifikan. Karena hal ini menunjukkan peningkatan minat beli market di saat saham sedang naik. 

Memang tidak ada ukuran pasti bahwa ketika saham naik dengan volume besar, maka besoknya saham pasti akan naik. Terkadang yang terjadi pun justru sebaliknya. Namun setidaknya konfirmasi volume bisa memberikan analisa dan sinyal yang lebih valid, dibandingkan membeli saham yang lagi naik tinggi tetapi volume sangat rendah. 

Anda bisa perhatikan contoh studi kasus saham KAEF berikut ini, yaitu ketika KAEF breakout dengan volume tinggi, dan breakout dengan volume kecil: 


Perhatikan saham KAEF breakout / naik tinggi dan didukung dengan kenaikan volume yang cukup menonjol (tanda lingkaran). Perhatikan saham KAEF keesokan harinya meneruskan kenaikan tren. Namun ketika tidak didukung dengan volume tinggi seperti chart berikut: 


Perhatikan lagi tanda lingkaran. KAEF mengalami kenaikan signifikan, namun tidak didukung dengan kenaikan volume besar. Keesokan harinya harga saham KAEF justru mengalami penurunan, dan tidak kuat melanjutkan kenaikan. 

Hal ini karena kenaikan saham KAEF secara signifikan di hari sebelumnya, tidak didukung dengan volume yang besar. 

2. Gunakan analisa tren tambahan dan chart pattern continuation

Membeli saham yang sedang naik, dibutuhkan pattern konfirmasi arah harga saham yang lebih jelas, karena membeli saham yang lagi naik juga ada risikonya: Setelah saham dibeli, harganya justru langsung turun. 

Maka dari itu, trader harus mengkombinasikan analisa teknikal dengan analisa tren, Fibonacci Retracement untuk melihat potensi level resisten dan retracement. 

Dan yang tidak kalah penting, anda harus memahami chart pattern ataupun candlestick pattern yang menunjukkan pola continuation atau pola penerusan arah. Jadi kalau saham naik, namun ternyata chart pattern atau candlesticknya tidak menunjukkan pola bullish continuation, maka saham tersebut berisiko untuk turun lagi dengan cepat. 

Beberapa contoh pola bullish continuation pattern dalam chart pattern contohnya seperti Triangles, Ascending Triangles, Bullish Penants dan lain-lain. Pola-pola ini memberikan petunjuk bagi trader yang ingin membeli saham di harga yang sedang naik. 

Sebagai trader, disarankan untuk memperdalam lebih banyak analisis teknikal dan praktik trading untuk memilih saham-saham bagus disini: Ebook Saham Full Praktik Analisis Teknikal. 

Anda bisa perdalam juga beberapa ulasan tentang buy on breakout yang pernah saya tulis pada pos-pos berikut: Strategi Trading Saham: Buy On Breakout, Efektifkah Strategi Buy On Breakout, False Breakout Saham.

STRATEGI BELI SAHAM SAAT TURUN 

Sedangkan untuk anda yang ingin membeli saham saat harganya sedang turun (buy on weakness), disarankan untuk menerapkan strategi-strategi berikut: 

1. Cari saham-saham yang pergerakannya likuid 

Saham yang turun akan lebih cepat naik (berbalik arah dari tren turun), salah satunya dilihat dari likuid tidaknya saham (bisa dilihat dari bid offer, pola grafik, volume). Saham yang likuid lebih banyak diminati market, sehingga ketika sahamnya sudah turun, murah dan menarik secara chart, maka saham tersebut akan diborong lagi.

2. Cari saham yang punya pola fluktuatif bagus 

Trader disarankan mencari saham yang punya pola historis fluktuatif yang bagus. Dalam arti, saham tersebut memiliki naik turun harga yang berpola. Misalnya beberapa hari setelah naik, harga saham koreksi. 

Kemudian beberapa hari setelah koreksi, harga saham berbalik naik. Karena saham-saham yang punya pola fluktuatif yang jelas, ketika harga sahamnya turun sahamnya akan dibeli lagi, sehingga naik. 

Saham dengan pola fluktuatif yang bagus menunjukkan bahwa saham tersebut memang memiliki banyak peminat, sehingga kalau saham tersebut turun, penurunannya ada "rem"-nya alias nggak turun terus. 

Membeli saham yang lagi turun banyak akan menjadi sangat berisiko (ibarat menangkap pisau jatuh) apabila trader asal memilih saham-saham yang pergerakannya random (tidak beraturan), atau saham2 yang tidak likuid. 

Saya juga mengakui bahwa di pasar saham itu banyak saham yang harganya sudah turun, tetapi ternyata masih lanjut turun dan penurunannya bisa terjadi sampai berhari-hari tanpa ada "rem"nya. Contohnya perhatikan pola saham KBAG berikut: 


Saham KBAG yang turun dari harga 120, terus mengalami penurunan sampai ke harga terendah. Hal ini karena saham KBAG bukan termasuk saham yang likuid, dan pola pergerakan harganya juga tidak terlalu bagus, sehingga berisiko untuk diterapkan strategi beli saham ketika turun (buy on weakness). 

3. Cari saham yang sudah diskon dan murah secara teknikal

Tidak semua saham turun bisa dikategorikan sebagai saham murah. Saham dikatakan murah apabila saham tersebut memang sudah diskon secara teknikal. Saham yang diskon berarti saham tersebut sudah murah dan ada potensi untuk naik / rebound. 

Untuk membedakan saham yang sudah diskon & murah secara teknikal, dan saham2 yang masih berpotensi turun, anda bisa pelajari full strateginya disini: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah.

MANA YANG LEBIH GAMPANG DIPRAKTIKKAN (Pandangan pribadi)?

Dalam praktikknya, menemukan saham turun berpotensi naik/ rebound itu RELATIF lebih mudah, dibandingkan mencari saham-saham breakout yang berpotensi meneruskan tren naik-nya. 

Sebagai trader saham, jujur, saya lebih suka menerapkan beli saham saat turun, ketimbang beli saham saat naik. Karena menemukan saham yang sedang turun dan punya potensi naik itu lebih mudah. 

Karena strategi buy on weakness itu merupakan bagian dari fluktuatif market sehari-hari. Ketika saham turun dan mulai murah, pelaku pasar pasti akan memborong lagi sahamnya (jika sahamnya bagus), sehingga mencari saham-saham murah memang tidak sesulit mencari saham yang berpotensi breakout dan meneruskan bullish continuation. 

Menerapkan strategi beli saham saat naik membutuhkan lebih banyak pengalaman, pertimbangan dan analisa yang mendalam, karena banyak saham yang sudah naik tinggi, tidak lama kemudian langsung turun. 

Kalau anda trader pemula, saya sarankan pelajari dahulu konsep dan praktik buy on weakness (beli saham saat turun). Setelah anda bisa menerapkan buy on weakness dengan baik, barulah anda bisa kembangkan diversifikasi strategi beli saham ketika harga naik. 

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan bertanya apapun tentang saham, saya sangat welcome terhadap komentar rekan-rekan.